Koranriau.co.id-
MENDONGENG sebelum tidur adalah tradisi yang telah lama ada di banyak budaya sebagai cara untuk menenangkan anak-anak sebelum tidur sekaligus mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan.
Dalam rangkaian cerita ini, kami mempersembahkan 17 dongeng yang tidak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan pesan moral yang bisa membantu anak-anak memahami kebaikan, keberanian, persahabatan, dan nilai-nilai positif lainnya.
Dari kisah seekor kelinci yang belajar pentingnya kesabaran, hingga putri salju yang mengajarkan bahwa cinta sejati selalu menang atas kebencian, dongeng-dongeng ini siap menemani malam-malam penuh mimpi indah.
Bergabunglah dalam petualangan imajinatif ini dan temukan betapa pentingnya belajar melalui cerita.
1. Si Kelinci dan Si Kura-Kura
Di sebuah hutan yang lebat, hidup seekor kelinci yang sangat cepat dan seekor kura-kura yang lambat. Kelinci sering mengejek kura-kura karena kecepatan larinya yang sangat lambat. “Aku bisa berlari lebih cepat daripada kamu, kura-kura!” kata kelinci sambil tertawa. Kura-kura yang sabar hanya tersenyum dan berkata, “Mungkin, tapi aku yakin ada cara lain untuk memenangkan perlombaan.”
Suatu hari, kelinci menantang kura-kura untuk berlomba. Kura-kura setuju meskipun dia tahu dia tidak bisa mengalahkan kelinci dalam berlari. Perlombaan dimulai, dan kelinci melesat jauh di depan kura-kura. Karena merasa sudah jauh lebih unggul, kelinci memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah pohon besar, sambil tertidur.
Sementara itu, kura-kura terus berjalan perlahan tanpa berhenti. Dia tidak tergoda untuk beristirahat, meskipun kelelahan. Ketika kelinci terbangun, dia terkejut melihat kura-kura sudah hampir mencapai garis finish. Kelinci berlari secepat mungkin, tetapi sudah terlambat. Kura-kura sudah sampai di garis finish dan memenangkan perlombaan.
Moral dari cerita ini adalah: “Kesabaran dan ketekunan lebih penting daripada kecepatan dan kebanggaan.”
2. Burung Pipit yang Tidak Pernah Menyerah
Di sebuah ladang padi yang luas, ada banyak burung pipit yang suka mencari makanan. Salah satunya bernama Piko. Piko adalah burung pipit yang kecil dan selalu merasa tidak cukup kuat untuk mencari makanan sebanyak burung-burung besar lainnya. Setiap kali musim panen tiba, Piko merasa kesulitan menemukan makanan karena dia terlalu kecil dan tidak mampu terbang jauh.
Suatu hari, badai besar datang dan merusak sebagian besar ladang padi. Banyak burung pipit yang merasa cemas dan mulai terbang jauh untuk mencari tempat baru yang lebih aman dan penuh makanan. Namun, Piko tetap tinggal di ladang yang telah rusak. Meskipun begitu, dia tidak menyerah. Dia mulai mencari sisa-sisa biji padi yang tertinggal dan menyimpannya untuk musim dingin.
Hari demi hari, Piko bekerja keras. Dia menemukan biji-biji kecil yang terpendam di tanah, memungutnya satu per satu, dan menyimpannya di tempat aman. Ketika musim dingin datang, banyak burung pipit lain yang kelaparan karena mereka tidak berhasil menemukan makanan. Namun, Piko merasa sangat bahagia karena ia memiliki cukup makanan untuk bertahan hidup.
Moral dari cerita ini adalah: “Keuletan dan usaha yang tak kenal lelah akan membuahkan hasil meskipun tantangannya besar.”
3. Si Anak Gajah dan Kolam Air
Di sebuah hutan yang sangat panas, ada seekor anak gajah bernama Gogo. Gogo sangat suka bermain di kolam air, tetapi ia sering merasa cemas karena kolam tersebut selalu dipenuhi dengan hewan-hewan besar yang mengambil air lebih dulu, seperti singa dan harimau. Gogo merasa kecil dan tidak pernah mendapatkan giliran untuk minum.
Suatu hari, Gogo sangat haus dan ingin sekali meminum air di kolam. Namun, dia takut untuk mendekati kolam karena banyak hewan besar yang sedang mengantri. Gogo akhirnya memutuskan untuk menunggu dengan sabar. Saat hewan-hewan besar itu pergi, Gogo melihat bahwa banyak air masih tersisa di kolam. Gogo pun meminum air dengan tenang, dan saat selesai, dia merasa lebih kuat dan segar.
Keesokan harinya, Gogo datang lebih pagi dan mendapati kolam hampir kosong. Dia pun bisa meminum air dengan bebas, dan hewan-hewan besar tidak mengganggunya lagi. Dengan kesabaran dan ketekunannya, Gogo akhirnya bisa menikmati kolam air setiap hari.
Moral dari cerita ini adalah: “Kesabaran akan membawa kita ke hasil yang baik pada waktunya.”
4. Monyet dan Cermin Ajaib
Pada zaman dahulu, ada seekor monyet yang sangat sombong. Setiap kali ia berjalan melalui hutan, ia selalu merasa lebih cantik dan lebih kuat daripada hewan lain. Suatu hari, monyet itu menemukan sebuah cermin ajaib yang tergeletak di tanah. Ketika ia melihat dirinya di cermin, ia sangat terkejut. “Betapa hebatnya aku!” pikirnya, sambil mengagumi pantulan dirinya.
Namun, cermin itu ternyata ajaib. Setiap kali monyet itu berkata sesuatu yang sombong atau angkuh, pantulan dirinya di cermin mulai berubah menjadi bentuk yang buruk—kepala besar, tubuh kecil, dan kaki yang sangat panjang. Monyet itu merasa bingung dan bertanya kepada cermin, “Kenapa aku terlihat aneh?”
Cermin itu menjawab dengan lembut, “Ketika kamu hanya memikirkan diri sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain, kamu akan kehilangan kebaikan dalam dirimu.”
Monyet itu pun mulai sadar bahwa kecantikan dan kekuatan sejati bukan hanya tentang penampilan luar, melainkan tentang sikap dan perasaan terhadap orang lain. Sejak saat itu, monyet itu berhenti bersikap sombong dan menjadi lebih rendah hati.
Moral dari cerita ini adalah: “Kecantikan sejati datang dari hati, bukan dari penampilan luar.”
5. Si Kucing dan Tikus yang Bersahabat
Di sebuah rumah tua, tinggal seekor kucing yang sangat nakal. Setiap hari, ia selalu mengejar tikus-tikus yang ada di rumah, membuat mereka takut dan berlarian ke sana kemari. Suatu hari, salah satu tikus yang bernama Timmy, merasa sangat lelah dan tidak bisa lagi berlari cepat. Kucing itu mendekatinya dengan cakar terangkat, siap menangkapnya.
Namun, sebelum kucing itu bisa menangkapnya, Timmy berkata, “Tuan Kucing, jika Anda membiarkan saya pergi, saya akan membalas kebaikan Anda suatu hari nanti.” Kucing itu tertawa dan mengatakan, “Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanya seekor tikus kecil!”
Namun, kucing itu merasa kasihan dan memutuskan untuk membiarkan Timmy pergi. Beberapa minggu kemudian, kucing itu terjebak dalam perangkap pemburu. Ia berusaha melepaskan diri, namun tidak bisa. Tiba-tiba, Timmy muncul dan dengan cepat menggigit tali perangkap yang mengikat kucing itu hingga terlepas.
Kucing itu terkejut dan berterima kasih kepada Timmy. “Ternyata, kamu benar. Kamu memang bisa membantu aku.” Sejak saat itu, mereka menjadi teman baik dan tidak lagi saling mengejar.
Moral dari cerita ini adalah: “Bahkan yang kecil dan lemah sekalipun bisa memberikan bantuan besar ketika dibutuhkan.”
6. Si Gajah yang Pemalu
Di sebuah hutan tropis, hiduplah seekor gajah bernama Gani. Gani adalah gajah yang besar dan kuat, namun dia sangat pemalu. Dia merasa canggung dengan tubuhnya yang besar, takut untuk bertemu dengan hewan-hewan lain. Setiap kali ada pertemuan di hutan, Gani selalu bersembunyi di balik pohon besar, tidak ingin dilihat oleh siapa pun.
Suatu hari, terjadi kebakaran kecil di hutan. Semua hewan panik dan berlari untuk menyelamatkan diri. Namun, ada seekor anak monyet yang terjebak di atas pohon dan tidak bisa turun. Semua hewan lainnya terlalu kecil atau tidak bisa menjangkau anak monyet itu. Tanpa ragu, Gani muncul dari balik pohon dan menggunakan belalainya yang kuat untuk menjangkau anak monyet, lalu membantunya turun dengan selamat.
Dari kejadian itu, Gani belajar bahwa keberanian bukan tentang bagaimana kita tampak di luar, tetapi tentang bagaimana kita bisa menggunakan kemampuan kita untuk membantu orang lain.
Moral dari cerita ini adalah: “Jangan pernah merasa malu dengan apa yang kamu miliki, karena bisa jadi itu adalah kekuatan yang dibutuhkan untuk membantu orang lain.”
7. Putri Salju dan Tujuh Kurcaci
Di suatu kerajaan, terdapat seorang putri bernama Salju yang sangat cantik. Namun, ibu tirinya, Ratu Jahat, merasa cemburu dengan kecantikan Putri Salju dan memerintahkan untuk menyingkirkannya. Putri Salju lari ke hutan dan bertemu dengan tujuh kurcaci yang baik hati. Mereka mengundangnya untuk tinggal bersama mereka.
Namun, Ratu Jahat yang tidak tahu keberadaan Putri Salju terus mencoba membunuhnya dengan berbagai cara. Meskipun Putri Salju diracuni beberapa kali, tujuh kurcaci selalu menyelamatkannya. Pada akhirnya, seorang pangeran datang dan mencium Putri Salju, yang ternyata masih hidup. Pangeran dan Putri Salju akhirnya menikah, dan Ratu Jahat dihukum atas perbuatannya.
Cerita ini mengajarkan kita bahwa kebaikan dan cinta sejati dapat mengalahkan kebencian dan kejahatan.
8. Kisah Si Penyu dan Bulan
Pada suatu malam yang tenang, Bulan bersinar sangat terang. Seekor penyu kecil bernama Lilo yang tinggal di pantai merasa sangat terpesona oleh keindahan Bulan yang memantulkan cahayanya di atas air laut. Lilo ingin sekali pergi ke bulan dan merasakannya. “Aku akan pergi ke bulan!” seru Lilo dengan penuh semangat.
Dengan tekad yang kuat, Lilo mulai merangkak menuju pantai yang lebih tinggi, berharap bisa melihat Bulan lebih dekat. Namun, jalan menuju puncak bukit sangat terjal dan sulit bagi seekor penyu kecil. Setiap kali Lilo hampir sampai, dia terjatuh kembali. Namun, Lilo tidak menyerah. Ia terus berusaha dengan gigih dan tak lama kemudian, dia tiba di puncak bukit. Lilo mengangkat kepalanya ke langit dan melihat Bulan dari dekat, meskipun ia tidak bisa menyentuhnya.
Moral dari cerita ini adalah: “Dengan tekad dan usaha yang tak kenal lelah, kamu bisa mencapai apa yang kamu impikan, meskipun itu tampak jauh.”
9. Si Kucing dan Cermin Ajaib
Suatu hari, seekor kucing bernama Mimi menemukan sebuah cermin ajaib di dalam hutan. Cermin itu tidak hanya menunjukkan gambaran luar, tetapi juga bisa memperlihatkan kualitas dalam diri seseorang. Ketika Mimi melihat dirinya di dalam cermin, ia melihat dirinya yang anggun dan penuh percaya diri.
Namun, saat ia melihat lebih dekat, cermin mulai menunjukkan sifat-sifat buruk yang dimiliki Mimi, seperti ketidakpedulian terhadap teman-temannya. Cermin itu mengingatkan Mimi bahwa kecantikan sejati bukan hanya dari luar, tetapi dari sikap dan perbuatannya.
Mimi mulai belajar untuk lebih perhatian terhadap teman-temannya dan tidak hanya fokus pada penampilan luar. Lama kelamaan, ia menjadi kucing yang lebih baik, dan cermin itu menunjukkan citra diri yang lebih cerah dan lebih baik.
Moral dari cerita ini adalah: “Kecantikan sejati datang dari hati, bukan hanya dari apa yang tampak di luar.”
10. Si Domba yang Cerdik
Di sebuah padang rumput, ada seekor domba bernama Didi. Didi berbeda dari domba lainnya, dia sangat cerdik dan selalu berpikir sebelum bertindak. Suatu hari, seekor serigala yang lapar datang mengincar domba-domba di padang rumput itu. Serigala mulai mengejar domba yang terdekat.
Namun, Didi dengan cepat mencari akal. Dia menyarankan kepada teman-temannya untuk membuat rencana, yaitu berpura-pura menjadi batu dengan berbaring diam dan tidak bergerak. Ketika serigala mendekat, Didi dan domba-domba lainnya tetap diam, sehingga serigala itu tidak bisa membedakan mereka dengan batu.
Serigala akhirnya kebingungan dan pergi. Didi menunjukkan bahwa dengan kecerdikan dan kerja sama, mereka bisa mengalahkan musuh yang lebih kuat.
Moral dari cerita ini adalah: “Otak sering kali lebih berguna daripada kekuatan fisik untuk menghadapi masalah.”
11. Si Anak Ayam yang Ingin Terbang
Di sebuah peternakan, hiduplah seekor anak ayam bernama Rudi. Rudi selalu merasa penasaran dengan dunia di luar peternakan, terutama dengan burung-burung yang terbang bebas di langit. “Aku juga ingin terbang seperti mereka,” pikir Rudi. Setiap kali dia melihat burung beterbangan di atasnya, dia merasa cemas karena dia hanya bisa berlari dan berjalan dengan kaki kecilnya.
Suatu hari, Rudi bertanya kepada induk ayamnya, “Mengapa kita tidak bisa terbang seperti burung?” Induk ayam tersenyum dan berkata, “Setiap makhluk diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya. Kita mungkin tidak bisa terbang, tapi kita bisa melakukan hal-hal yang tak dimiliki burung.”
Rudi merasa sedikit kecewa, tetapi kemudian dia menyadari bahwa meskipun dia tidak bisa terbang, dia bisa berlari dengan cepat dan menggali tanah untuk menemukan biji-bijian yang enak. Dia akhirnya menemukan kebahagiaannya dalam kemampuan dirinya, dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan burung-burung yang terbang di langit.
Moral dari cerita ini adalah: “Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kita harus belajar untuk menghargai kemampuan kita sendiri.”
12. Kucing dan Musang yang Berkelahi
Di sebuah desa kecil, seekor kucing dan seekor musang selalu bersaing untuk mendapatkan perhatian pemilik rumah. Kucing merasa dirinya lebih pandai dalam menjaga rumah, sementara musang merasa dia lebih tangkas dalam berburu tikus. Suatu hari, mereka berdua bertemu di halaman rumah dan mulai berkelahi, saling menyerang dan mengejek satu sama lain.
Namun, saat mereka sedang bertengkar, sebuah tikus muncul di dekat mereka dan mulai menggigit makanan yang ada di rumah. Tanpa ragu, kucing dan musang berhenti berkelahi dan bekerja sama untuk menangkap tikus itu. Setelah berhasil menangkapnya, mereka berdua duduk bersama dan saling tersenyum.
Keduanya menyadari bahwa alih-alih bertengkar, lebih baik bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Moral dari cerita ini adalah: “Bersatu lebih kuat daripada berkelahi.”
13. The Lion and the Mouse (Singa dan Tikus)
Di dalam hutan yang lebat, hiduplah seekor singa yang sangat besar dan kuat. Suatu hari, saat singa sedang tidur, seekor tikus kecil tak sengaja berlari di atas tubuh singa. Singa terbangun dan menangkap tikus itu dengan cakarnya yang besar. Tikus yang ketakutan berkata, “Tolong, lepaskan aku! Aku mungkin kecil, tapi aku bisa membantu kamu suatu hari nanti.”
Singa yang terkejut dengan permohonan tikus itu, akhirnya melepaskannya dan berkata, “Kamu sangat kecil dan tak bisa memberikan apa-apa padaku. Tetapi, karena kamu memohon dengan sopan, aku akan melepaskanmu.”
Beberapa hari kemudian, singa terjebak dalam jaring yang dipasang oleh pemburu. Dia berjuang dengan keras untuk bebas, tetapi tidak bisa. Tiba-tiba, tikus muncul dan menggigit jaring dengan giginya yang tajam, membebaskan singa. Singa sangat terkejut dan berterima kasih kepada tikus.
Moral dari cerita ini adalah: “Kebaikan hati yang kecil dapat membawa manfaat besar.”
14. Si Semut dan Si Belalang
Di sebuah padang rumput yang luas, semut-semut bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, menyimpannya di lubang bawah tanah mereka. Sementara itu, belalang yang suka bermain dan bernyanyi hanya menghabiskan waktu tanpa peduli akan masa depan.
Suatu hari, ketika musim dingin datang dan salju mulai turun, belalang yang kelaparan mendatangi lubang semut dan meminta makan. “Semut, aku sangat kelaparan. Bisakah kamu memberikan sedikit makanan?” tanya belalang.
Semut menjawab dengan tegas, “Aku sudah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan. Kamu bisa belajar dariku untuk mempersiapkan diri menghadapi musim dingin. Kalau tidak, kamu harus menghadapi kesulitan yang datang.”
Belalang merasa malu dan menyesal karena tidak bekerja keras sebelumnya. Dia berjanji untuk tidak lagi menunda-nunda dan mulai bekerja keras agar tidak kelaparan di musim dingin berikutnya.
Moral dari cerita ini adalah: “Kerja keras dan persiapan adalah kunci untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.”
15. Si Kupu-Kupu yang Takut Terbang
Di sebuah taman yang indah, seekor ulat kecil bernama Kiko hidup di bawah daun. Kiko selalu merasa takut akan perubahan. Suatu hari, dia merasa ada sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya. Ulat itu mulai berubah menjadi kepompong dan merasa cemas. “Apa yang terjadi padaku? Aku tidak ingin berubah. Apa yang akan terjadi setelah ini?”
Minggu-minggu berlalu, dan Kiko mulai merasa gelisah di dalam kepompongnya. Tetapi suatu pagi, dia merasa dorongan yang kuat untuk keluar dari kepompong itu. Dengan usaha keras, akhirnya dia berhasil keluar dan melihat dunia luar dengan sayap yang indah.
Ternyata, Kiko telah berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, dan dia bisa terbang bebas di udara. Dia merasa sangat bahagia karena akhirnya dia mengatasi ketakutannya dan menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.
Moral dari cerita ini adalah: “Kadang-kadang, perubahan bisa menakutkan, tetapi sering kali itu adalah langkah menuju sesuatu yang lebih indah.
16. Anak Gajah yang Takut Air
Di sebuah taman safari, seekor anak gajah bernama Gani sangat takut dengan air. Ketika hujan turun, dia selalu bersembunyi di bawah pohon, takut basah. Semua teman-temannya, seperti monyet dan burung, bermain riang di bawah hujan, tetapi Gani tetap merasa cemas. Suatu hari, saat sedang bermain di pinggir sungai, Gani tersandung dan hampir jatuh ke dalam air. Tetapi, dengan bantuan teman-temannya, dia berhasil bertahan dan mulai merasa sedikit lebih percaya diri. Mereka mengajarkan Gani bahwa air bukanlah hal yang perlu ditakuti, malah bisa menjadi sumber kesenangan.
Sejak saat itu, Gani mulai belajar menikmati bermain air. Dia merasa bangga bisa mengatasi ketakutannya dan lebih berani menjalani petualangan bersama teman-temannya.
Moral dari cerita ini: “Jangan takut menghadapi ketakutanmu. Kadang-kadang, keberanian muncul setelah kita mencoba.”
17. Si Kupu-Kupu yang Tertunda
Di sebuah taman yang indah, hidup seekor ulat kecil bernama Lila. Lila selalu merasa khawatir karena dia belum bisa berubah menjadi kupu-kupu seperti teman-temannya. Setiap hari dia melihat mereka terbang di antara bunga-bunga, sementara dia hanya bisa merangkak perlahan. “Mengapa aku belum bisa seperti mereka?” pikir Lila.
Suatu hari, Lila merasa sangat lelah dan memutuskan untuk beristirahat di dalam kepompong. Dia tertidur lama, dan ketika akhirnya terbangun, dia terkejut karena dirinya telah berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Lila akhirnya menyadari bahwa setiap perubahan membutuhkan waktu, dan terkadang, proses itu sendiri adalah bagian dari perjalanan yang indah.
Moral dari cerita ini: “Jangan terburu-buru untuk menjadi sesuatu yang lain, karena setiap tahap hidupmu memiliki keindahannya sendiri.”
Dongeng sebelum tidur memiliki banyak manfaat penting bagi perkembangan anak, baik secara emosional, kognitif, maupun sosial. Berikut adalah beberapa manfaat dari dongeng sebelum tidur bagi anak:
1. Meningkatkan Keterampilan Bahasa
Dongeng membantu anak-anak memperkaya kosakata mereka, memahami struktur kalimat, dan mengenal berbagai jenis kata. Mendengarkan cerita juga melatih anak untuk lebih mudah mengingat kata-kata baru dan memahami makna dari kata-kata tersebut.
2. Meningkatkan Imajinasi dan Kreativitas
Cerita-cerita yang mengandung unsur fantasi dan petualangan membantu anak-anak mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka. Mereka diajak untuk membayangkan dunia yang lebih luas dan menghubungkan ide-ide secara kreatif.
3. Membantu Perkembangan Emosional
Dongeng seringkali mengandung nilai-nilai moral dan mengajarkan anak-anak tentang emosi seperti keberanian, rasa takut, cinta, kesedihan, dan kegembiraan. Anak belajar mengenali perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain melalui karakter-karakter dalam cerita.
4. Mengajarkan Nilai-Nilai Moral
Dongeng banyak yang mengandung pesan moral, seperti kejujuran, kerja keras, keberanian, dan pentingnya berbagi. Anak-anak bisa belajar nilai-nilai tersebut melalui tokoh-tokoh dalam cerita dan cerita tersebut menjadi sarana untuk mendiskusikan perilaku baik dan buruk.
5. Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan
Dongeng sebelum tidur membantu anak-anak melatih kemampuan mendengarkan mereka. Saat mendengarkan cerita, mereka harus fokus pada cerita yang disampaikan tanpa gangguan. Ini membantu mereka untuk memperhatikan detail dan meningkatkan konsentrasi.
6. Menumbuhkan Kebiasaan Membaca
Mendengarkan dongeng sebelum tidur bisa menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku dan membaca. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengenal dunia literasi sejak dini.
7. Mendekatkan Hubungan Orang Tua dan Anak
Membacakan dongeng adalah waktu berkualitas bagi orang tua untuk menghabiskan waktu dengan anak mereka. Ini mempererat ikatan emosional, memberikan rasa aman dan nyaman, serta memberikan perhatian penuh yang dibutuhkan anak sebelum tidur.
8. Membantu Tidur yang Lebih Nyenyak
Aktivitas mendengarkan cerita sebelum tidur bisa membantu menenangkan pikiran anak setelah seharian beraktivitas. Ini memberikan rasa relaksasi, mengurangi kecemasan, dan membantu anak tidur lebih nyenyak.
9. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Beberapa dongeng menyajikan situasi dilematis yang membutuhkan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah. Anak-anak diajak untuk berpikir tentang pilihan-pilihan yang diambil oleh karakter dan apa akibatnya, yang membantu perkembangan kemampuan berpikir mereka.
10. Membangun Rasa Percaya Diri
Banyak dongeng yang menunjukkan karakter-karakter yang awalnya merasa ragu atau takut, tetapi kemudian dapat mengatasi masalah dengan keberanian dan ketekunan. Anak-anak bisa belajar dari cerita tersebut untuk percaya pada diri mereka sendiri dalam menghadapi tantangan.
Secara keseluruhan, dongeng sebelum tidur bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik dalam aspek pendidikan, emosional, maupun sosial. (RO/Z-10)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/721813/17-dongeng-sebelum-tidur-penuh-pesan-moral-dan-manfaatnya-bagi-anak