Agincourt Buka Suara soal Disetop Sementara KLH terkait Banjir Sumut
Ekonomi

Agincourt Buka Suara soal Disetop Sementara KLH terkait Banjir Sumut

Koranriau.co.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengidentifikasi sejumlah faktor utama yang diduga menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut) dalam peristiwa bencana di pulau Sumatra akhir November lalu.

Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan itu, Hanif mengatakan dirinya bersama tim KLH telah melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi bencana dalam beberapa hari terakhir guna mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir dan longsor.

Selain itu tim KLH juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, salah satunya PT Agincourt Resources. Dan, PT Agincourt Resources kemudian menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang aktivitasnya dihentikan sementara MenLH.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghentian dilakukan terhadap perusahaan yang beroperasi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli Selatan. Kebijakan ini diambil buntut terjadinya banjir bandang hingga longsor di kawasan tersebut.



Merespons hal tersebut, manajemen PT Agincuourt pun buka suara. Senior Manager Corporate Communications Agincourt, Katarina Siburian Hardono, mengatakan perusahaan sebenarnya sudah menghentikan operasinya sejak 6 Desember 2025.

“Sejak 6 Desember 2025 kami sudah menghentikan aktivitas produksi. Kami juga telah menerima panggilan Gakkum KLH untuk verifikasi data dan informasi, dan kami akan memenuhinya,” kata dia, Minggu (7/12) seperti dikutip CNBC Indonesia.

Menurut dia, saat ini perusahaan masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait.

“Saat ini kami masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait,” ujar Katarina.

[Gambas:Instagram]

Sebelumnya, Hanif mengabarkan dirinya melakukan sidak ke perusahaan di DAS Batang Tour setelah melakukan  pantauan udara. Dari pantauan udara itu, kata dia, terlihat ada perubahan bentang alam yang diduga memicu intensitas banjir di kawasan tersebut.

Menurut dia, setidaknya terdapat tiga sumber utama yang memperparah banjir di Batang Toru.

Kami mengidentifikasi sedikitnya tiga sumber utama yang memperparah banjir, kegiatan hutan tanaman industri, pembangunan listrik tenaga air yang masif, dan aktivitas penambangan emas di DAS Batang Toru. Semua ini memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan lingkungan,” tulis Hanif di akun media sosialnya.

Identifikasi awal dilakukan melalui perpaduan pantauan udara dan pemeriksaan langsung di lapangan pada titik-titik yang diduga menambah beban limpasan air. Kondisi di hulu DAS juga diperparah oleh hamparan luas lahan pertanian, baik lahan kering maupun lahan basah, yang mengurangi kemampuan tanah menyerap air hujan.

Lebih lanjut, Hanif mengatakan KLH terus memverifikasi di lapangan secara menyeluruh untuk memastikan seluruh temuan dapat diikuti dengan tindakan korektif yang presisi. Namun, dia bilang pemulihan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial, dan harus memandang keseluruhan ekosistem sebagai satu kesatuan.

Baca berita lengkapnya di sini.

(kid)


[Gambas:Video CNN]


Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20251207194430-92-1303890/agincourt-buka-suara-soal-disetop-sementara-klh-terkait-banjir-sumut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *