Nasional

Banjir Sumatra Ganggu Sentimen, Investor Asing Mulai Cabut

Koranriau.co.id-

Banjir Sumatra Ganggu Sentimen, Investor Asing Mulai Cabut
Ilustrasi(Antara)

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Iman Gunadi menyebut banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra mulai mengganggu sentimen pasar dan memicu aksi jual dari investor asing.

Sedianya, IHSG menutup perdagangan pekan lalu di level 8.508,71, naik 1,12% dari pekan sebelumnya, ditopang oleh lonjakan volume transaksi harian. Namun, di balik penguatan indeks, pasar mencatat tekanan jual signifikan dari investor asing dengan net outflow atau arus keluar sebesar Rp765 miliar dalam sepekan terakhir. Itu menunjukkan sentimen kehati-hatian investor global terhadap pasar domestik.

Iman berpandangan bencana banjir berpotensi mengganggu pasokan komoditas domestik dan memicu lonjakan inflasi, mengancam optimisme pasar modal menjelang akhir tahun yang didorong oleh stimulus Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Meskipun IHSG menguat, capital outflow asing yang besar ini menjadi sinyal peringatan. Investor global masih wait and see terhadap stabilitas domestik kita,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (1/12).

Ia menambahkan pergerakan net foreign value didominasi oleh lima saham yang mencatatkan net buy (inflow) tertinggi. Yaitu, saham BRMS (PT Bumi Resources Minerals Tbk) memimpin dengan aliran dana asing mencapai Rp4,42 triliun, disusul BMRI (PT Bank Mandiri Tbk) senilai Rp3,20 triliun. Di posisi berikutnya terdapat PTRO (PT Petrosea Tbk) dengan Rp969,2 miliar, kemudian BREN (PT Barito Renewables Energy Tbk) sebesar Rp6,83 triliun, dan RAJA (PT Rukun Raharja Tbk) dengan Rp1,18 triliun.

Menurutnya, mayoritas arus masuk dana asing ini terdorong oleh sentimen positif dari hasil rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang mulai berlaku efektif pada 25 November 2025. 

Dari sisi global, lanjut Iman, sentimen pasar didominasi oleh harapan pivot kebijakan moneter Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Di awal pekan ada rilis Institute for Supply Management (ISM) Manufacturing PMI. Angka di bawah konsensus 48,6 dinilai akan menjadi sinyal kuat kontraksi sektor industri AS, memperkuat pandangan bahwa kebijakan moneter yang ketat mulai berdampak signifikan.

Iman menambahkan, di tengah fokus global, stabilitas domestik sangat penting sebagai daya tarik inflow. Ada dua indikator kunci yang wajib dipantau yakni Balance of Trade (neraca perdagangan) dan inflasi.

“Pasar domestik juga akan diuntungkan dengan adanya window dressing dan stimulus Nataru,” kata Iman.

Menjelang Nataru, ujarnya, pasar akan mendapat dorongan dari stimulus belanja pemerintah, seperti pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan penyaluran bansos. 

Peningkatan likuiditas dan konsumsi yang didorong oleh kebijakan ini secara tradisional menciptakan narasi positif bagi saham-saham berbasis Konsumsi (consumer goods) dan ritel, serta mendukung momentum window dressing di akhir tahun.

Namun, Iman mengingatkan risiko domestik yang perlu diwaspadai adalah dampak dari bencana banjir di Sumatera. Banjir di wilayah sentra perkebunan, seperti sawit, karet, gula atau lainnya dikhawatirkan dapat menyebabkan gangguan signifikan pada pasokan domestik dan logistik. Gangguan ini berpotensi memicu inflasi volatile food dan komoditas dalam jangka pendek. 

“Jika inflasi melonjak akibat supply disruption lokal, hal itu dapat membatasi ruang gerak BI,” tutupnya. (E-3)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/835597/banjir-sumatra-ganggu-sentimen-investor-asing-mulai-cabut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *