Nasional

CEO Alphabet Mengatakan Investasi AI Kini Sudah Terlalu Irasional

Koranriau.co.id-

CEO Alphabet Mengatakan Investasi AI Kini Sudah Terlalu Irasional
CEO Alphabet Sundar Pichai menilai pertumbuhan investasi kecerdasan buatan (AI) saat ini irasional.(Serikzhan Kovlanbayev / Kursiv)

KEPALA perusahaan induk Google, Alphabet, mengatakan setiap perusahaan akan terkena dampak jika gelembung AI meledak. Sundar Pichai mengatakan meskipun pertumbuhan investasi kecerdasan buatan (AI) merupakan “momen yang luar biasa”, terdapat sedikit “irasionalitas” dalam ledakan AI saat ini.

Situasi ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran, baik di Silicon Valley maupun di luar kawasan tersebut, mengenai potensi terjadinya gelembung. Lonjakan valuasi perusahaan teknologi AI dalam beberapa bulan terakhir serta besarnya investasi yang digelontorkan ke industri yang berkembang pesat ini semakin memperkuat kecemasan tersebut.

Ketika ditanya apakah Google akan kebal terhadap dampak pecahnya gelembung AI, Pichai mengatakan raksasa teknologi itu dapat melewati potensi badai tersebut. Namun ia juga mengeluarkan peringatan.

“Saya rasa tidak ada perusahaan yang akan kebal, termasuk kami,” katanya.

Dalam wawancara eksklusif bersama BBC, ia turut menyinggung isu kebutuhan energi, melambatnya pencapaian target iklim, serta investasi di Inggris. Ia juga membahas akurasi model AI yang dikembangkannya dan bagaimana revolusi AI dapat memengaruhi dunia kerja.

Nilai saham Alphabet melonjak dua kali lipat dalam tujuh bulan hingga mencapai US$3,5 triliun. Kenaikan ini didorong meningkatnya keyakinan pasar raksasa mesin pencari tersebut mampu menghadapi ancaman dari OpenAI, pemilik ChatGPT.

Perhatian besar tertuju pada upaya Alphabet mengembangkan superchip khusus AI yang bersaing dengan produk Nvidia. Perusahaan yang dipimpin Jensen Huang itu baru saja mencatatkan diri sebagai perusahaan pertama di dunia dengan valuasi mencapai US$5 triliun.

Seiring melonjaknya valuasi, sejumlah analis mulai meragukan jaringan kompleks kesepakatan senilai US$1,4 triliun yang terbentuk di sekitar OpenAI. Hal ini diperparah oleh proyeksi pendapatan perusahaan tahun ini yang diperkirakan tidak mencapai seperseribu dari total investasi yang direncanakan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar saham sedang menuju terulang kembali dotcom boom and bust pada akhir 1990-an. Saat itu, nilai perusahaan-perusahaan internet awal melonjak di tengah gelombang optimisme terhadap teknologi yang saat itu baru, sebelum gelembung itu pecah pada awal tahun 2000 dan banyak harga saham anjlok.

Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan gulung tikar, yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan. Penurunan harga saham juga dapat memukul nilai tabungan masyarakat termasuk dana pensiun mereka.

Dalam komentarnya, Pichai mengingatkan industri dapat “melampaui batas” dalam siklus investasi seperti ini. Pernyataan tersebut menggemakan peringatan ketua Federal Reserve AS Alan Greenspan pada 1996 tentang “eksuberansi irasional” di pasar, jauh sebelum gelembung dotcom pecah.

“Kita bisa melihat kembali internet saat ini. Jelas ada banyak kelebihan investasi, tetapi tidak ada dari kita yang akan mempertanyakan apakah internet itu berdampak besar,” katanya.

“Saya memperkirakan AI akan sama. Jadi saya pikir ada aspek rasional dan ada elemen irasionalitas melalui momen seperti ini.”

Pernyataannya itu muncul setelah peringatan dari Jamie Dimon, CEO JP Morgan, yang bulan lalu mengatakan kepada BBC bahwa investasi di AI memang berpotensi menghasilkan keuntungan. Namun, ia menambahkan bahwa sebagian dana yang digelontorkan ke sektor tersebut “mungkin akan hilang.”

Namun, Pichai menegaskan Google memiliki keunggulan melalui model unik dengan “tumpukan penuh” teknologi milik sendiri, mulai dari chip, data YouTube, hingga model dan penelitian mutakhir. Ia meyakini kombinasi tersebut menempatkan perusahaannya dalam posisi yang lebih kuat untuk menghadapi gejolak apa pun di pasar AI.

Raksasa teknologi ini juga memperluas jejaknya di Inggris. Pada September, Alphabet mengumumkan akan berinvestasi dalam kecerdasan buatan di Inggris, berkomitmen £5 miliar untuk infrastruktur dan penelitian selama dua tahun ke depan.

Pichai mengatakan Alphabet akan mengembangkan pekerjaan penelitian “mutakhir” di Inggris. Pengembangan itu termasuk di unit AI utamanya DeepMind, yang berbasis di London.

Untuk pertama kalinya, ia menyatakan Google “dalam jangka waktu tertentu” akan mengambil langkah-langkah yang diarahkan pemerintah untuk “melatih model kami” di Inggris. Para menteri kabinet meyakini langkah ini akan memperkuat posisi Inggris sebagai “kekuatan super” AI ketiga setelah AS dan Tiongkok.

Namun, ia juga memperingatkan tentang kebutuhan energi AI yang “sangat besar”. Energi yang dibutuhkan mencapai 1,5% dari konsumsi listrik dunia tahun lalu, menurut International Energy Agency.

Pichai mengatakan tindakan diperlukan, termasuk di Inggris, untuk mengembangkan sumber energi baru dan meningkatkan skala infrastruktur energi.

“Anda tidak ingin membatasi ekonomi berdasarkan energi, dan saya pikir itu akan menimbulkan konsekuensi,” katanya.

Ia juga mengakui kebutuhan energi yang besar dari ekspansi usaha AI telah menyebabkan kemunduran terhadap target iklim perusahaan. Meski begitu, ia menegaskan Alphabet tetap berkomitmen mencapai nol emisi bersih pada 2030 melalui investasi pada teknologi energi baru.

Pichai mengatakan AI akan membawa perubahan besar terhadap dunia kerja seperti yang kita kenal saat ini. Ia bahkan menyebutnya sebagai “teknologi paling mendalam” yang pernah dikembangkan umat manusia.

“Kita harus melewati gangguan sosial,” katanya, menambahkan bahwa hal itu juga akan “menciptakan peluang baru”.

“Ini akan mengembangkan dan mentransisikan pekerjaan tertentu, dan orang-orang perlu beradaptasi,” katanya. Mereka yang beradaptasi dengan AI “akan menjadi lebih baik”. (BBC/Z-2)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/teknologi/834452/ceo-alphabet-mengatakan-investasi-ai-kini-sudah-terlalu-irasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *