Koranriau.co.id-

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat langkah transformasi industri nasional di tengah dinamika ekonomi global melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif. Komitmen tersebut menjadi fondasi penting dalam mendorong industrialisasi Indonesia agar tumbuh lebih kuat, modern, dan berdaya saing tinggi. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Kemenperin telah menyusun Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai arah besar percepatan transformasi manufaktur.
“Seluruh strategi tersebut bertumpu pada kekuatan SDM industri. Dengan SDM yang kompeten dan adaptif, Indonesia akan mampu mengakselerasi transformasi industrinya menuju negara maju dengan daya saing tinggi,” kata Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/12).
Sebagai wujud implementasi visi tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bekerja sama dengan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang dan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) menggelar Simposium LeMMI 4.0 yang mengusung tema Accelerating Lean Manufacturing Excellence across Indonesia’s Key Industries – Empowering Automotive and Beyond through LeMMI 4.0.
“Simposium ini menjadi puncak program Pelatihan Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0) sekaligus momentum penting untuk meninjau praktik terbaik Lean Manufacturing berbasis digital yang telah diterapkan di berbagai sektor industri manufaktur Indonesia,” tutur Kepala BPSDMI, Doddy Rahadi.
Doddy menyampaikan, selama empat tahun berjalan, program LeMMI 4.0 telah memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja industri, khususnya dalam penerapan proses produksi ramping dan teknologi otomasi.
“Program ini menunjukkan komitmen perusahaan nasional dalam menyiapkan talenta internal sebagai motor transformasi digital,” jelasnya.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman menekankan bahwa simposium ini bukan sekadar refleksi program, tetapi menjadi “gerbang menuju fase baru” untuk memperluas implementasi Lean Monozukuri.
“Kami berharap seluruh metodologi, praktik baik, dan model technical coaching yang telah dibangun bersama Jepang dapat terus diperluas dan diadaptasi oleh lebih banyak sektor industri nasional,” ungkap Sidik.
Program LeMMI 4.0 hingga tahun ini telah melibatkan 202 pesertadari 131 perusahaan industri manufaktur, dengan fokus kompetensi meliputi Lean Manufacturing, Lean Monozukuri, smart maintenance berbasis IoT, hingga penerapan otomasi industri secara bertahap dan berkelanjutan.
Sementara itu, Director of Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau, METI Jepang Hata Yumiko mengapresiasi keberhasilan implementasi LeMMI 4.0 di Indonesia.
“Setiap peserta LeMMI 4.0 bukan hanya peserta pelatihan, melainkan kristalisasi kerja sama strategis Jepang–Indonesia dan penggerak perubahan bagi masa depan industri manufaktur Indonesia,” ungkapnya.
Di sisi lain, Perwakilan AOTS Jepang, Saito Kazuko, menambahkan harapannya agar program ini dapat terus berkelanjutan.
“Kami berharap LeMMI 4.0 dapat berjalan secara mandiri dan semakin mengakar di Indonesia,” ujarnya. (E-3)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/836019/indonesia-gandeng-jepang-percepat-transformasi-digital-di-industri-manufaktur




