Nasional

Korea Utara Diyakini Miliki 150 Nuklir

Koranriau.co.id-

Korea Utara Diyakini Miliki 150 Nuklir
Kantor Berita Resmi Korea Utara Korean Central News Agency (KCNA) merilis foto 3 April 2024 Presiden Korea Utara Kim Jong Un melakukan inspeksi Hwasongpho-16B yang merupakan misil(AFP PHOTO/KCNA VIA KNS)

KAPASITAS persenjataan nuklir Korea Utara diperkirakan jauh lebih besar dan berkembang lebih cepat dibandingkan yang selama ini diyakini banyak pihak. Penilaian terbaru peneliti pertahanan Korea Selatan menyebutkan lonjakan kemampuan tersebut berpotensi mengubah kalkulasi strategis di Semenanjung Korea dalam dua dekade mendatang. Dalam forum yang digelar Korea Institute for Defense Analyses (KIDA), Rabu (26/11), Kepala Divisi Riset Keamanan Nuklir KIDA, Lee Sang-kyu, memperkirakan nuklir Korea Utara mencapai 127 sampai 150 senjata.

Estimasi itu dihitung berdasarkan tingkat produksi bahan dan perluasan fasilitas yang teridentifikasi, lebih dari dua kali lipat angka yang kerap dikutip lembaga global lain yang menaksir sekitar 50 unit.

Lee memproyeksikan jumlah tersebut dapat meningkat menjadi sekitar 200 hulu ledak pada 2030 dan melampaui 400 unit pada 2040 jika ekspansi pengayaan uranium dan produksi plutonium terus dilanjutkan.

“Korea Utara telah memperluas dan memodernisasi fasilitasnya untuk meningkatkan kemampuan memproduksi bahan nuklir,” kata Lee dikutip dari the Korea Herald.

Ia juga menegaskan bahwa perintah Kim Jong-un untuk meningkatkan produksi hulu ledak “secara eksponensial” mendorong perluasan kapasitas pengayaan yang berkelanjutan.

Analisis internal Lee menyebutkan Korea Utara mungkin telah memiliki 115 sampai 131 hulu ledak berbasis uranium dan 15 sampai 19 hulu ledak berbasis plutonium, menghasilkan total persenjataan jauh di atas asumsi sebelumnya.

Sementara itu, lembaga internasional seperti Congressional Research Service masih memperkirakan gudang senjata tersebut berada pada kisaran 50 unit, memperlihatkan betapa tertutupnya penilaian terkait program nuklir Pyongyang.

KIDA menyatakan percepatan produksi dipengaruhi infrastruktur pengayaan yang makin berkembang. Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Agustus lalu mencatat keberadaan bangunan baru di Yongbyon yang diperkirakan dirancang untuk pengayaan uranium, memicu kekhawatiran meningkatnya kapasitas produksi.

Lee juga mengingatkan bahwa proyek kapal selam bertenaga nuklir Korea Utara yang dipublikasi pada tahun ini dinilai masih belum lengkap dalam aspek penting. Ia menegaskan bahwa reaktor, sistem tempur, tabung peluncuran, dan perangkat sonar kemungkinan belum terintegrasi secara penuh.

Lee menyebut bahwa mengembangkan reaktor nuklir kompak yang kompatibel untuk kapal selam dengan tingkat pengayaan 20 persen atau lebih diperkirakan memerlukan waktu sedikitnya satu dekade. Namun, ia menambahkan bahwa rentang waktu tersebut dapat berubah jika Rusia memberikan bantuan teknologi secara diam-diam.

Lee menyatakan ada “kemungkinan” Moskow menyediakan desain, material, komponen, atau pengetahuan teknis yang dibutuhkan untuk konstruksi kapal selam, sebuah kekhawatiran yang meningkat seiring penguatan kerja sama militer Korea Utara dan Rusia setelah pertemuan puncak September 2023.

Meski Korea Utara kian gencar menyampaikan retorika tentang kemampuan melakukan serangan balasan kedua terhadap Amerika Serikat, analis KIDA menilai kemampuan operasional negara itu masih jauh dari matang.

Sementara itu, peneliti KIDA, Jeon Gyeong-ju menegaskan bahwa Korea Utara memang berupaya membentuk kekuatan yang mampu menggelar konflik nuklir terbatas, namun sistem pendukungnya dinilai belum berkembang penuh.

“Secara lahiriah, Korea Utara telah merangkai tampilan seolah-olah memiliki kemampuan tersebut,” ujarnya.

“Namun perbaikan substansial dan pengembangan lebih lanjut masih diperlukan untuk efektivitas militer yang nyata.”

Pemantauan satelit terbaru oleh situs Amerika Serikat 38 North menunjukkan sektor nuklir Korea Utara terus mengalami peningkatan sepanjang 2025. 

Dalam laporan berdasarkan citra Oktober dan November, disebutkan adanya modernisasi dan perluasan area di Yongbyon Nuclear Scientific Research Center, pusat produksi bahan fisil Korea Utara.

Kompleks pengayaan yang dicurigai di timur laut laboratorium radiokimia disebut menjadi lokasi paling aktif. Pekerjaan eksterior bangunan penunjang telah selesai, area sekitar dipaving, serta enam perangkat yang diduga penukar panas dipasang di bangunan utama, peralatan yang lazim digunakan untuk pendinginan sentrifugal.

Menurut 38 North, “aktivitas sepanjang 2025 mencerminkan arahan tersebut,” merujuk perintah Kim Jong-un Januari lalu untuk mempercepat produksi bahan berkadar senjata. Lembaga itu mencatat operasi stabil pada reaktor 5 megawatt dan uji prapengoperasian reaktor air ringan eksperimental sebagai bukti dorongan intensifikasi.

“Peningkatan ini semua berfungsi untuk membantu memenuhi seruan Kim atas pertumbuhan eksponensial atas persenjataan nuklirnya,” tulis 38 North. (H-4)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/834843/korea-utara-diyakini-miliki-150-nuklir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *