Koranriau.co.id-

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Regional Kepulauan Riau (Kepri) menghentikan sementara operasional dua dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Karimun setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri berbahaya.
Kepala Regional SPPG Kepri Anindita Ayu menjelaskan, hasil pemeriksaan yang dilakukan Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kota Batam menemukan bahwa dapur MBG di wilayah Meral dan Sungai Lakam terdeteksi mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
“Ya, benar, hasil uji laboratorium menunjukkan dua dapur di Karimun positif mengandung bakteri. Saat ini keduanya sudah kami hentikan sementara untuk dilakukan pembenahan,” kata Anindita saat dihubungi di Batam, Sabtu.
Anindita menegaskan bahwa setiap dapur MBG yang tidak memenuhi standar higienitas akan segera dihentikan operasionalnya hingga seluruh sarana pengolahan makanan dinyatakan layak kembali. Selain itu, pihak pengelola SPPG MBG diwajibkan mengurus sertifikasi laik higiene dan sanitasi sebagai bagian dari langkah peningkatan mutu dan keamanan pangan.
“Kami sudah instruksikan seluruh SPPG di Kepri agar segera mengurus sertifikasi dapur selama bulan Oktober ini. Ini bagian dari upaya penguatan agar semua dapur memenuhi standar keamanan pangan,” ujarnya.
Saat ini terdapat 123 dapur SPPG di wilayah Kepulauan Riau, dengan 91 di antaranya telah beroperasi aktif, sedangkan sisanya masih dalam tahap persiapan.
Menurut Anindita, audit lapangan dari tim pusat akan difokuskan pada dapur-dapur yang sedang dihentikan sementara, bukan seluruh dapur di wilayah Kepri.
“Tim pusat akan melakukan audit khusus terhadap dapur yang ditemukan bermasalah, bukan melakukan pemeriksaan menyeluruh,” jelasnya.
Koordinasi antara SPPG Kepri, Dinas Kesehatan, dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga terus dilakukan untuk memastikan seluruh makanan dalam program MBG tetap aman dikonsumsi oleh anak-anak penerima manfaat.
“Kami ingin memastikan setiap anak penerima program MBG mendapatkan makanan yang sehat, higienis, dan sesuai standar gizi,” tutur Anindita. (AnT/E-3)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/819731/2-dapur-mbg-dihentikan-karena-ditemukan-bakteri-berbahaya