4 Kuliner Tradisional Ini Jadi Bukti Jejak Portugis di Tanah Air
Makanan

4 Kuliner Tradisional Ini Jadi Bukti Jejak Portugis di Tanah Air

Koranriau.co.id-

Jakarta

Budaya kuliner Portugis turut membentuk cita rasa kuliner nusantara. Dari gado-gado hingga panada, pengaruhnya diwariskan dalam makanan tradisional.

Selain Belanda dan China, ternyata kuliner Indonesia menyimpan pengaruh kuat dari bangsa Portugis. Kedatangan Portugis ke Nusantara pada abad ke-16 tak hanya meninggalkan jejak sejarah kolonial, tetapi juga menciptakan akulturasi budaya, termasuk dalam urusan rasa di dapur.

Beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Sulawesi Utara, hingga Jawa dan Sumatera dikenal sebagai wilayah yang paling banyak menerima pengaruh Portugis. Cita rasa gurih, penggunaan bahan laut, serta paduan manis dan pedas menjadi karakter khas hasil perpaduan dua kuliner Timur dan Barat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, warisan tersebut hadir dalam bentuk makanan tradisional yang kita kenal sehari-hari. Gado-gado, pindang serani, panada, hingga roti dan kue klasik Indonesia, semuanya memiliki akar sejarah yang menarik.

Berikut 4 kuliner tradisional pengaruh Portugis yang dilansir dari berbagai sumber:

20 Gado-Gado Enak Rp 15 Ribuan Ada Di Sini!Gado-gado yang dikenal asal Betawi, konon disebut menyimpan pengaruh warisan kuliner Portugis. Foto: Istimewa

1. Gado-Gado

Meski dikenal sebagai hidangan khas Betawi, gado-gado dipercaya mendapat pengaruh dari kuliner Eropa, khususnya Portugis yang memperkenalkan konsep salad dengan dressing. Dalam versi Nusantara, sayuran rebus diganti dengan aneka bahan lokal seperti kangkung, tauge, dan lontong, lalu disiram saus kacang yang kental.

Penggunaan saus kacang menjadi bentuk adaptasi bahan lokal terhadap ide salad ala Portugis yang biasanya memakai minyak zaitun atau cuka. Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas menjadikan gado-gado unik dan berbeda dari salad Eropa manapun.

Kini, gado-gado tak sekadar makanan sehat, tapi juga simbol perpaduan budaya kuliner antara teknik Barat dan cita rasa Timur. Tak heran jika banyak wisatawan mancanegara menjulukinya “Indonesian salad with peanut sauce.”

2. Pindang Serani

Pindang serani merupakan hidangan khas pesisir utara Jawa, terutama Jepara, yang dipercaya lahir dari pengaruh Portugis. Nama “serani” merujuk pada istilah lokal untuk orang Kristen yang kala itu banyak berinteraksi dengan penduduk setempat.

Hidangan ini berupa sup ikan berkuah bening dengan rasa asam segar dari belimbing wuluh atau tomat. Teknik memasak ikan dengan cara direbus bersama rempah dan asam menyerupai cara memasak ikan ala Portugis yang disebut caldeirada.

Rasa gurih, asam, dan segar dari pindang serani menjadi contoh sempurna bagaimana pengaruh Eropa dapat berpadu dengan rempah Indonesia. Hingga kini, menu ini masih sering disajikan dalam acara adat atau jamuan khas pesisir utara Jawa.

3. Panada

Panada adalah roti goreng berisi ikan cakalang yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Bentuknya menyerupai pastel, tetapi dengan adonan roti lembut seperti empanada, jajanan khas Portugis-Spanyol yang menjadi cikal bakal panada.

Orang Portugis yang datang ke Sulawesi membawa resep empanada, lalu penduduk lokal mengganti isiannya dengan ikan laut yang dimasak pedas rica-rica. Jadilah panada, paduan unik antara roti Eropa dan rempah Nusantara.

Kini, panada menjadi kudapan wajib dalam berbagai acara di Manado dan bahkan populer di berbagai kota besar di Indonesia. Kehadiran panada membuktikan bagaimana warisan Portugis masih hidup dalam cita rasa lokal yang menggugah selera.

Roti gambangMunculnya sajian roti tradisional disebut-sebut juga karena pengaruh teknik memasak ala Eropa yang dibawa orang Portugis. Foto: Istimewa

4. Roti dan Kue

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat Nusantara belum mengenal teknik memanggang roti. Portugis menjadi salah satu yang pertama memperkenalkan roti, oven, dan kue berbahan dasar tepung terigu.

Jejak ini yang membuat lahirnya beragam kue klasik seperti bolu, kue lapis, hingga roti gambang. Ragam kue seperti bolu kukus dan bika ambon juga diyakini berkembang dari teknik memanggang ala Portugis yang disesuaikan dengan bahan lokal, seperti santan, gula aren, dan daun pandan.

Pengaruh tersebut menjadikan kue-kue tradisional Indonesia memiliki aroma tropis dan rasa manis yang khas. Jejak Portugis dalam dunia roti dan kue Indonesia masih bisa kita rasakan hingga kini.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Yujin IVE Ngaku Ketagihan Makan Gado-gado
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)







Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-8163445/4-kuliner-tradisional-ini-jadi-bukti-jejak-portugis-di-tanah-air

redaksiriau
Redaksi Riau Merupakan Jurnalis Part Time Dari Koran Riau yang bekerja di beberapa media skala nasional di indonesia
https://www.koranriau.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *