5 Kota di Asia Ini Diakui UNESCO sebagai Surga Kuliner Dunia
Makanan

5 Kota di Asia Ini Diakui UNESCO sebagai Surga Kuliner Dunia

Koranriau.co.id-

Jakarta

Lima kota di Asia ini diakui UNESCO sebagai City of Gastronomy berkat kekayaan kuliner, tradisi lokal, dan inovasi yang menjadikan makanan bagian dari identitas budaya. Ini daftarnya.

Banyak kota di Asia yang membuktikan kekuatan budaya bisa dihadirkan lewat makanan. Dari hutan hujan Borneo hingga pesisir Jepang, masing-masing kota menawarkan warisan kuliner yang tak sekadar lezat, tapi juga mencerminkan identitas dan kreativitas masyarakatnya.

United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pun menobatkan beberapa kota di dunia sebagai City of Gastronomy. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan kota tersebut dalam menjaga tradisi, memanfaatkan bahan lokal secara berkelanjutan, dan berinovasi dalam dunia kuliner modern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti kota Kuching dengan laksa legendarisnya, Iloilo dengan semangat fiestanya, hingga Makau dengan perpaduan rasa Timur-Barat. Semuanya menunjukkan kuliner bisa menjadi bahasa universal di berbagai negara.

Berikut daftar 5 kota di Asia yang masukCity of Gastronomy versi UNESCO:

1. Kuching

Traditional Malaysian food. Nasi kerabu is a type of nasi ulam, popular Malay rice dish. Blue color of rice resulting from the petals of butterfly-pea flowers. Asian cuisine.Traditional Malaysian food. Foto: iStock

Bukan Kuala Lumpur atau Penang. Kota Kuching, yang jadi ibu kota Sarawak di Malaysia, justru dipilih UNESCO sebagai City of Gastronomy karena kekayaan kulinernya yang mencerminkan keberagaman 34 etnis di kota ini. Dikenal sebagai surga pencinta kuliner, Kuching menawarkan hidangan khas seperti Sarawak Laksa yang dijuluki Anthony Bourdain sebagai tempat sarapan yang enak.

Menu makanan seperti Kolok Mee, Midin tumis belacan, hingga Pansuh, makanan bambu khas suku Dayak jadi ikon kuliner kota ini. Keistimewaan kota ini terletak pada bahan lokal yang bersumber dari hutan hujan Borneo, seperti beras, gula apong, sagu, dan lada Sarawak yang mendunia.

Dari pasar tradisional, kopitiam, hingga festival kuliner tahunan seperti Kuching Festival dan Pesta Nukenen, semuanya menunjukkan perpaduan tradisi dan kreativitas modern yang menjadikan Kuching pusat gastronomi berkelanjutan di Asia Tenggara.

2. Iloilo

.Iloilo City di Filipina. Foto: Site Culinary/Visual

Iloilo City di Filipina diakui UNESCO sebagai City of Gastronomy karena kekayaan kuliner yang berakar pada tradisi ‘fiesta’ dan budaya jamuan masyarakatnya. Kota ini memiliki lebih dari 300 restoran dan ribuan pekerja di sektor gastronomi yang terus dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Melalui festival ‘Timplada’ dan buku resep Flavours of Iloilo, kota ini melestarikan serta mempromosikan cita rasa lokal, dari hidangan tradisional hingga kreasi modern. Saat pandemi COVID-19, program ‘Kitchen Patrol’ membagikan ribuan makanan khas kepada warga yang membutuhkan, menunjukkan peran kuliner dalam memperkuat solidaritas sosial.

UNESCO menilai kota Iloilo layak mendapat pengakuan ini karena komitmennya terhadap inovasi, ketahanan pangan, dan keberlanjutan gastronomi modern.

3. Makau

.Makau diakui UNESCO sebagai City of Gastronomy karena keunikan kulinernya yang memadukan tradisi Tionghoa dan Portugis. Foto: Site Culinary/Visual

Meski letaknya bersebelahan dengan Hong Kong, tapi Makau punya warisan kuliner yang cukup berbeda dari negara tetangganya. Makau diakui UNESCO sebagai City of Gastronomy karena keunikan kulinernya yang memadukan tradisi Tionghoa dan Portugis, warisan dari masa kolonial. Cita rasa khas ini tampak pada hidangan seperti minchi dan African chicken, yang memadukan bahan dan teknik masak Timur-Barat.

Selain mempertahankan kuliner klasik, Makau juga berinovasi melalui teknik modern seperti gastronomi molekuler dan penggunaan bahan lokal berkelanjutan. Kota ini aktif mempromosikan kulinernya lewat acara besar seperti 2025 International Cities of Gastronomy Fest, yang mempertemukan kota-kota kuliner dunia.

Inisiatif seperti Step Out, Experience Macao’s Communities juga mendorong wisatawan menjelajahi restoran lokal autentik. Kombinasi warisan, kreativitas, dan komitmen terhadap keberlanjutan menjadikan Makau layak menyandang gelar kota gastronomi dunia.

4. Phetchaburi

.Kuiner di kota Phetchaburi. Foto: YouTube

Thailand memang dikenal sebagai negara dengan budaya dan warisan kuliner yang terjaga. Salah satunya lewat Kota Phetchaburi, yang dipilih UNESCO sebagai City of Gastronomy karena kekayaan kulinernya berakar pada tradisi lama dan budaya pangan berkelanjutan. Dijuluki ‘Kota Tiga Rasa’, Phetchaburi terkenal dengan makanan yang memiliki cita rasa asin, manis, dan asam yang berasal dari hasil lokal seperti garam laut, gula aren, dan jeruk nipis khas.

Kuliner daerah ini memadukan resep kerajaan dengan pengaruh Mon dan Tionghoa, menciptakan warisan rasa yang unik. Hidangan seperti Khao Chae, beras yang direndam air bunga yang disajikan dengan lauk tradisional, menjadi ikon kulinernya.

Kota ini juga menerapkan konsep farm-to-fork, memastikan bahan segar langsung dari petani ke konsumen. Upaya selama 17 tahun untuk menjaga keaslian dan keberlanjutan kuliner akhirnya membuat Phetchaburi diakui UNESCO pada 2021.

5. Usuki

.Kota Usuki. Foto: Site Culinary/Visual

Kota Usuki, Jepang, masuk ke dalam daftar UNESCO sebagai City of Gastronomy karena warisan kuliner fermentasinya yang berusia lebih dari 400 tahun. Kota ini dikenal sebagai produsen barley miso terbesar di dunia dan pusat penting pembuatan miso serta kecap Jepang berkualitas tinggi.

Tradisi makanan fermentasi di Usuki didukung oleh air murni dan lingkungan ideal, memungkinkan produksi berkelanjutan yang tetap setia pada metode tradisional. Produk seperti miso, kecap, sake, dan shochu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga, bahkan digunakan dalam makan siang sekolah.

Komitmen kota terhadap pertanian organik dan penggunaan kompos alami juga memperkuat statusnya sebagai kota gastronomi berkelanjutan. Melalui festival kuliner, tur pabrik, dan acara budaya, Usuki terus merayakan dan melestarikan identitasnya sebagai kota fermentasi di Jepang.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video: Rendang akan Diusulkan ke UNESCO
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)







Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-8172919/5-kota-di-asia-ini-diakui-unesco-sebagai-surga-kuliner-dunia

redaksiriau
Redaksi Riau Merupakan Jurnalis Part Time Dari Koran Riau yang bekerja di beberapa media skala nasional di indonesia
https://www.koranriau.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *