5 Penelitian Terbaru Seputar Makanan Ini Punya Hasil yang Mengejutkan

Jakarta –

Banyak fakta hingga temuan baru seputar makanan yang mengejutkan. Mulai dari masalah obesitas sampai kaitan pola makan dengan kesehatan jiwa.

Ungkapan “kita adalah apa yang kita makan” tidak hanya kiasan belaka, tetapi memiliki makna ilmiah yang nyata. Tubuh manusia tersusun dari unsur-unsur yang sama seperti makanan yang kita konsumsi, seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.

Namun, pengaruh makanan terhadap tubuh dan pikiran ternyata jauh lebih kompleks daripada sekadar kandungan kimia. Sejumlah studi terbaru mengungkap efek mengejutkan dari makanan terhadap kesehatan, suasana hati, bahkan risiko kematian.

Dilansir dari List Verse (07/06), berikut penelitian dan studi terbaru tentang makanan yang punya hasil mengejutkan:

1. Obesitas Bisa Mengurangi Kenikmatan Makan

5 Penelitian Terbaru Seputar Makanan Ini Punya Hasil yang Mengejutkan Foto: Site News

Penelitian dari Universitas California, Berkeley, mengungkapkan bahwa obesitas dapat mengurangi kenikmatan seseorang saat makan. Studi ini dilakukan pada tikus dengan metode optogenetik, yaitu teknik yang memungkinkan pengendalian proses otak dengan cahaya. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak secara terus-menerus dapat menurunkan kadar neurotensin, yaitu zat kimia di otak yang berkaitan dengan sistem produksi dopamin.

Akibatnya, seseorang yang menderita obesitas bisa menunjukkan respons yang lebih rendah terhadap makanan, karena pusat kenikmatan di otak melemah. Alih-alih menghentikan makan berlebihan, penurunan kenikmatan ini justru mendorong pola makan kompulsif, karena tubuh terus mencari rasa puas yang menghilang.

Kabar baiknya, kadar neurotensin dapat dipulihkan melalui pola makan sehat atau terapi lain. Cara ini tidak hanya meningkatkan kenikmatan makan tetapi juga menurunkan kecemasan serta mendukung penurunan berat badan.

2. Sarapan Ideal Pria dan Wanita Berbeda

5 Penelitian Terbaru Seputar Makanan Ini Punya Hasil yang Mengejutkan Foto: Site News

Sebuah studi dari Universitas Waterloo menunjukkan bahwa jenis sarapan ideal untuk menurunkan berat badan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Dengan menggunakan pemodelan matematis, para peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung menyimpan lemak lebih cepat setelah makan, tetapi juga membakarnya lebih cepat saat berpuasa.

Oleh karena itu, sarapan tinggi lemak seperti telur dadar atau alpukat dinilai lebih cocok untuk perempuan. Sebaliknya, laki-laki menunjukkan respons metabolik yang lebih baik terhadap karbohidrat.

Karenanya pria disarankan mengonsumsi makanan seperti oatmeal atau sereal berbasis gandum. Temuan ini menekankan pentingnya pendekatan personal dalam pola makan, agar upaya menurunkan berat badan lebih efektif dan berkelanjutan sesuai gender.

3. Gula Cair Lebih Berisiko Dibanding Gula Padat

5 Penelitian Terbaru Seputar Makanan Ini Punya Hasil yang Mengejutkan Foto: Site News

Gula sering dijadikan kambing hitam dalam penyebab utama diabetes tipe 2. Namun sebuah studi kolaboratif dari Brigham Young University dan ilmuwan Jerman menyoroti bahwa bentuk gula yang dikonsumsi juga memainkan peran penting.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsumsi gula dalam bentuk cair, seperti soda atau jus buah, lebih berisiko menyebabkan resistansi insulin dan penumpukan lemak di hati dibandingkan gula dalam bentuk makanan padat.

Gula cair menghasilkan lonjakan glukosa darah yang lebih tajam karena tidak disertai protein, serat, atau lemak. Sebaliknya, makanan manis yang padat lebih lambat dicerna dan menyebabkan respons glikemik yang lebih stabil.

Cek Halaman Selanjutnya!