Koranriau.co.id-
Jakarta –
Ada festival kopi unik yang akan berlangsung hingga akhir pekan. Agendanya khusus mempopulerkan racikan kopi-kopi lokal yang diracik tradisional.
Di tengah tren konsumsi kopi , kopi lokal asli Indonesia tak seheboh budaya kopi dari luar negeri. Padahal Indonesia memiliki banyak jenis seduhan dan racikan yang takkan bisa ditemukan di negara-negara lain.
Gastronusa merasa tergerak untuk menonjolkan racikan kopi tradisional agar lebih populer dan tak kalah pamor dengan racikan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Dalam peluncuran Festival Kopi Tarkam di Strada Coffee, La Piazza, Mall Kelapa Gading (2/5) Edwin, pendiri Gastronusa menjelaskan keunikan acara yang dirancangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penamaan Festival Kopi Tarkam sendiri merujuk pada istilah yang awam digunakan di Indonesia untuk singkatan ‘Antar Kampung’. Maksudnya festival kopi yang dilangsungkannya memang bertujuan untuk mengenalkan kopi-kopi kampung atau dari daerah-daerah pelosok.
Baca juga: Nasi Lemak dan Canai Banjir Kuah Berempah di Gading Serpong
![]() |
“Festival Kopi Tarkam itu karena perjalanan saya ke lima kota mungkin ya. Jadi, saya mikir ada sesuatu yang menarik nih tentang Indonesia yang baru kita lihat ketika kita keluar gitu,” kata Edwin dalam pembukaan festival.
Hatinya terketuk ketika pada festival San Sebastian Gastronomica di Spanyol, orang-orang yang datang mewakili Indonesia justru para ekspatriat. Ia juga menyadari bahwa akhir-akhir ini kopi terlalu beragam, bahkan menurutnya kopi di Melbourne, Australia mirip dengan kopi yang banyak ditemui di Jakarta.
Berawal dari keresahan tersebut ia lantas mencoba mengulik racikan kopi lokal yang sebenarnya bisa bersaing di kancah internasional. Racikan kopi asli Indonesia harus dipandang sebagai sebuah privilege atau kebanggaan karena takkan bisa ditemukan di negara lain.
Racikan kopi dengan rempah, teknik pemanggangan tradisional, hingga cara menyeduh yang tak terbilang ekstrem jika dibandingkan dengan kopi-kopi di Eropa. Hingga akhirnya ia mendatangkan sebanyak 11 tenant untuk bergabung dalam Festival Kopi Tarkam.
![]() |
Salah satu yang menarik perhatian kami ialah Djo Kopi. Kedai kopi asal Yogyakarta ini memadukan kopi dengan rempah dan cokelat serta masih memasak menggunakan tembikar tanah liat yang butuh sensitivitas tinggi untuk menentukan kapan kopinya sudah cukup matang.
Begitupula dengan tenant Home of Kawa yang datang dari Sumatera Barat. Kawa menghadirkan seduhan daun kopi yang ternyata bisa dikreasikan layaknya teh dengan campuran bunga, rempah, serta berbagai jenis teh.
Tradisi kawa atau pemanfaatan daun kopi ternyata sudah berlangsung sejak 500 tahun silam bagi suku Minang. Hingga kini kebudayaannya dipertahankan dan masih dijaga oleh generasi keenam penemunya.
Kedai kopi tertua di Jakarta, Kopi Es Tak Kie, juga tak ketinggalan. Bukti adanya perkawinan budaya antara kopi Indonesia dan pecinan tercatat pada kedai kopi yang beberapa tahun ke depan menginjak usia 100 tahun.
Keseruannya masih akan terus berlanjut di Strada Coffee, La Piazza, Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara mulai 2 – 4 Mei 2025. Tak hanya kopi tradisional tetapi ada juga perpaduan teh buatan UMKM lokal yang layak mendapat perhatian besar.
(dfl/odi)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-7897452/keren-festival-kopi-tarkam-populerkan-kopi-lokal-asli-indonesia