Koranriau.co.id-

MENTERI Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut masih rendahnya tingkat pendidikan mayoritas pekerja Indonesia. Hal itu membuat pekerja kesulitan untuk bersaing dan menguasai sektor-sektor teknologi maju seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Data Kemnaker mencatat, sebanyak 52,33% tenaga kerja Indonesia berpendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Lalu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas (SMK/SMA) sederajat sebesar 34,81%, dan hanya 12,86% dari lulusan universitas atau diploma.
“Sekitar 88% tenaga kerja kita merupakan lulusan SMP dan SMA. Ini bukan hal yang mudah ketika kita ingin bersaing di sektor-sektor baru seperti AI atau ekonomi hijau,” ujar Menaker di Jakarta.
Dia menambahkan, lulusan pendidikan tinggi pun masih menghadapi tantangan besar. Saat ini, sekitar 850 ribu pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi. Kemudian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024 , jumlah pengangguran atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,47 juta orang sebesar 4,91%.
Menaker membandingkan kondisi itu dengan negara lain yang sudah jauh lebih siap. Seperti India dan Vietnam, ungkapnya, yang fokus pada upskilling pekerja mereka atau peningkatan keahlian, dan reskilling atau proses keterampilan baru untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi AI dan transisi hijau.
Selain itu, Menaker juga mewaspadai tren peningkatan sektor informal di Tanah Air. “Memang dalam lima tahun terakhir, ada peningkatan pada sektor informal,” ucapnya.
Sebagai bagian dari solusi, Kementerian Ketenagakerjaan telah membangun berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) yang kini bertransformasi menjadi balai vokasi dan peningkatan produktivitas pekerja. (Ins/E-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/767582/didominasi-lulusan-smp-sma-pekerja-indonesia-kehilangan-daya-saing