Grab, GoTo Cs Bantah Kenakan Biaya Aplikasi di Atas 20 Persen ke Ojol
Ekonomi

Grab, GoTo Cs Bantah Kenakan Biaya Aplikasi di Atas 20 Persen ke Ojol

Koranriau.co.id –


Jakarta, CNN Indonesia

GoTo, Grab, Maxim, dan inDrive membantah isu yang menyebut mereka mengenakan biaya aplikasi 20 persen ke pengemudi ojek online (driver ojol).

Bantahan itu mereka keluarkan untuk menyikapi salah satu tuntutan aksi mogok 25 ribu driver ojol Selasa (20/5) besok.

Direktur PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan penetapan tarif Gojek sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1001 Tahun 2022. Perusahaan mengambil 20 persen dari biaya perjalanan, sedangkan sisanya adalah hak pengemudi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mitra mendapatkan 80 persen dan aplikator mendapatkan 20 persen. Ini enggak bisa berubah, kembali lagi kita benar-benar mengacu kepada peraturan Kementerian Perhubungan,” kata Catherine saat berdiskusi dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Aroem Resto & Cafe Jakarta, Senin (19/5).



Director of 2-Wheels & Logistics Grab Indonesia Tyas Widyastuti menyampaikan hal serupa. Dia mengakui memang pembagian porsi pendapatan ini sering disalahartikan.

Dia berkata biaya layanan aplikasi sering dihitung sebagai pendapatan pengemudi yang dipotong. Padahal, biaya itu dikenakan perusahaan langsung ke pengguna.

Tyas menyampaikan memang porsi untuk perusahaan terlihat lebih besar dari 20 persen bila hal itu dilakukan. Namun, aturan perundang-undangan hanya mengatur pembagian 80-20 pada biaya perjalanan.

“Kami sampaikan juga bahwa komisi 20 persen ini hanya berlaku, sesuai dengan peraturan, hanya berlaku untuk tarif dasar perjalanannya saja,” ujar Tyas.

Government Relations Specialist Maxim Indonesia Muhammad Rafi Assagaf menyampaikan hal yang sama. Dia juga membahas tuntutan ojol agar biaya potongan dikurangi dari 20 persen menjadi 10 persen.

Dia menjelaskan potongan itu digunakan perusahaan untuk operasional dan perawatan sistem. Selain itu, porsi pendapatan itu digunakan untuk mengembangkan bisnis melalui promosi dan kebijakan lainnya.

“Hemat saya bahwa 10 persen ini cukup akan berdampak besar bagi ekosistem transportasi online karena akan sulit untuk bisa nanti berinovasi, kemudian untuk bisa fleksibilitas dalam usaha,” ujar Rafi.

Sementara itu, Business Development Representative inDrive Ryan Rwanda menyampaikan model dan skala bisnis inDrive berbeda dengan tiga perusahaan lainnya.

Selama ini, inDrive sudah menerapkan potongan yang rendah. Hal itu dilakukan untuk menarik minat pengguna baru karena harga lebih rendah. Selain itu, inDrive ingin menjaga pengemudi tetap setia dengan potongan rendah dan jaminan mendapatkan penumpang.

“(Potongan aplikasi) kita di 11,7 persen untuk mobil dan 9,99 persen untuk motor. Dan ini potongan tertinggi kita di seluruh dunia itu di Jakarta. Kalau di kota lain biasanya di sekitar 9-7 persen,” ujar Ryan.

“Kenapa seperti itu? Karena yang pertama kita punya tim yang sangat ramping di Indonesia dan di seluruh region yang kita bekerja di seluruh Indonesia. Kita tidak spend expensive advertisement,” imbuhnya.

Ribuan driver ojol akan unjuk rasa besar-besaran Selasa besok. Asosiasi pengemudi ojek online (ojol) Garda Indonesia menyebut saat demo mereka akan mematikan seluruh layanan aplikasi ojol, baik roda dua (R2) maupun roda empat (R4), selama 24 jam penuh pada Selasa (20/5) besok.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang dituding melanggar regulasi pemerintah karena sudah memberlakukan biaya aplikasi di atas 20 persen.

Biaya tersebut di atas aturan yang sudah dibuat Kemenhub.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/agt)


Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250519152646-92-1230791/grab-goto-cs-bantah-kenakan-biaya-aplikasi-di-atas-20-persen-ke-ojol

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *