Koranriau.co.id-

INTELIJEN AS mengumpulkan indikasi baru bahwa Israel mungkin sedang mempersiapkan diri untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Ini memanaskan ketegangan antara Washington dan Teheran saat Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk mengamankan perjanjian nuklir.
Menurut CNN, intelijen tersebut mencakup komunikasi Israel yang disadap, pengamatan terhadap pergerakan militer Israel, dan pernyataan dari pejabat senior Israel yang menunjukkan bahwa persiapan untuk serangan mungkin sedang berlangsung.
Newsweek menghubungi Departemen Luar Negeri AS serta kementerian luar negeri Iran dan Israel untuk memberikan komentar.
Serangan Israel terhadap Iran akan menandai keretakan hubungan signifikan dengan pemerintahan Trump yang saat ini terlibat dalam perundingan nuklir dengan Teheran. Tindakan sepihak oleh Israel dapat menghancurkan upaya diplomatik yang rapuh itu dan berpotensi memicu konflik lebih luas di Timur Tengah.
Para pejabat yang dikutip dalam laporan tersebut mencatat bahwa meskipun tidak memiliki kemampuan untuk menghilangkan program nuklir Iran tanpa bantuan AS, Israel dapat bertindak secara independen jika menganggap kesepakatan akhir tidak memadai.
Laporan CNN, Selasa (20/5), mengatakan AS mengumpulkan intelijen berdasarkan pergerakan militer Israel, diskusi internal, dan latihan udara yang telah selesai. Beberapa pejabat AS melihat tindakan ini sebagai bagian dari kampanye tekanan pada perundingan nuklir. Yang lain melihatnya sebagai tanda rencana operasional yang sebenarnya.
Seorang sumber yang mengetahui intelijen tersebut mengatakan kemungkinan terjadi serangan meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, terutama jika kesepakatan gagal untuk menghilangkan cadangan uranium Iran. Meskipun demikian, pimpinan Israel belum membuat keputusan akhir dan ada ketidaksepakatan dalam pemerintahan AS tentang serangan itu.
Trump telah memperingatkan bahwa tawaran diplomasinya dengan Iran tidak akan tetap ada di atas meja tanpa batas waktu dan mengancam tekanan maksimum, termasuk mendorong ekspor minyak Iran ke nol, jika perundingan gagal. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada wartawan bahwa Oman akan segera mengumumkan waktu dan tempat perundingan kelima Iran-AS.
Wakil Presiden Eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, mengatakan kepada Newsweek bahwa ia tidak yakin kesepakatan nuklir Iran hampir tercapai. “Usulan Amerika berisi beberapa ide menarik, tetapi saya merasa sangat tidak mungkin Teheran akan setuju untuk membekukan pengayaan di semua tingkatan. Biaya untuk memulai kembali pengayaan–bahkan jika AS melanggar kesepakatan–sangat tinggi sehingga usulan tersebut membuat saya sangat tidak yakin.”
Harga minyak melonjak kemarin setelah laporan CNN itu. Harga minyak mentah AS melonjak 1,1% kemarin pagi menjadi US$62,7 per barel sedangkan minyak mentah Brent naik 1% menjadi US$66 per barel. Namun, CNN menekankan bahwa belum jelas apakah keputusan yang dikonfirmasi tentang kemungkinan serangan tersebut telah ditetapkan. (Euronews/I-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/774965/intel-as-ungkap-israel-kian-nafsu-serang-iran