Koranriau.co.id-

KEPALA Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menegaskan, di tengah dinamika tensi perdagangan global, pasar saham domestik tetap menunjukkan performa yang tangguh.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat menguat 6,04% secara month to date (mtd) atau hingga akhir Mei 2025 berada di level 7.175. Secara year to date (ytd) atau dari awal hingga saat ini, penguatan IHSG mencapai 1,35% dan menjadikannya salah satu indeks dengan kinerja terbaik di kawasan regional.
“Pasar saham domestik menunjukkan penguatan dan menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan regional,” ujar Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Mei 2025 secara daring, Senin (2/6).
OJK juga mencatat nilai kapitalisasi pasar juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 6,11% secara month to date menjadi Rp12.420 triliun, atau meningkat 0,69% secara year to date.
Sentimen positif juga tecermin dari aktivitas investor asing (nonresiden), yang kembali mencatatkan pembelian atau net buy sebesar Rp5,53 triliun secara month to date pada Mei 2025, setelah sebelumnya sejak Desember 2024 mengalami net sell.
“Secara year to date masih tercatat net sell sebesar Rp45,19 triliun,” terang Inarno.
Lebih lanjut, dia menerangkan dalam periode 20 Maret hingga 28 Mei 2025, terdapat 40 emiten yang menyampaikan rencana pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui RUPS, dengan total alokasi dana mencapai Rp21,49 triliun. Dari jumlah tersebut, 31 emiten telah merealisasikan aksi buyback dengan total nilai sebesar Rp2,16 triliun, atau setara 10,05% dari total alokasi.
Di pasar obligasi, kinerja juga menunjukkan penguatan. Indeks obligasi ICBI naik sebesar 0,78% month to date ke level 40.409,17. Investor asing kembali aktif di pasar obligasi, mencatatkan net buy sebesar Rp24,09 triliun secara month to date dan Rp14,11 triliun secara year to date.
Perkembangan positif juga terlihat di industri pengelolaan investasi. Hingga 27 Mei 2025, nilai dana kelolaan atau AUM mencapai Rp848 triliun, tumbuh 1,91% secara month to date dan 1,37% secara year to date. Khusus untuk reksa dana, tercatat net subscription sebesar Rp8,26 triliun secara month to date, dan Rp3,38 triliun secara year to date.
Di sisi penghimpunan dana di pasar modal, tren tetap terjaga positif. Total nilai penawaran umum mencapai Rp65,56 triliun, termasuk di dalamnya Rp3,31 triliun berasal dari enam emiten baru yang berhasil melakukan fundraising.
Sementara itu, penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga 27 Mei 2025, tercatat 18 penyelenggara SCF telah mengantongi izin dengan total 825 penerbitan efek dari 594 penerbit, serta partisipasi lebih dari 180 ribu pemodal. Dana yang berhasil dihimpun dan teradministrasi di KSEI mencapai Rp1,57 triliun.
Dalam perkembangan lain, bursa karbon yang diluncurkan pada 26 September 2023 juga terus menunjukkan kemajuan. Hingga 28 Mei 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang telah mendapatkan izin dengan total volume perdagangan sebesar 1.600.000 ton CO2 ekuivalen. Nilai akumulasi perdagangan mencapai Rp77,95 miliar. (Ins/E-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/778870/pasar-saham-ri-masih-tangguh-di-tengah-perang-dagang