Koranriau.co.id-

PURA Samuan Tiga adalah salah satu candi paling bersejarah di Bali, terletak di Desa Bedulu, Gianyar. Candi ini dikenal sebagai tempat suci yang menyatukan berbagai sekte Hindu di masa lalu. Dengan arsitektur kuno dan tradisi yang kaya, Pura Samuan Tiga menarik wisatawan dan pemedek dari seluruh dunia.
Pura Samuan Tiga berasal dari abad ke-10, saat masa pemerintahan Dinasti Warmadewa. Nama “Samuan Tiga” berarti “pertemuan tiga,” merujuk pada penyatuan tiga aliran Hindu: Siwa, Buddha, dan Brahma. Candi ini menjadi pusat spiritual dan simbol harmoni antar sekte. Menurut sejarah, Raja Udayana Warmadewa menjadikan pura ini sebagai tempat ibadah kerajaan.
Arsitektur dan Keunikan Pura
Struktur Pura Samuan Tiga mengikuti konsep tri mandala, yaitu tiga zona suci: utama, madya, dan nista. Bangunan candi terbuat dari batu padas dengan ukiran tradisional Bali yang indah. Gerbang masuknya, atau candi bentar, menjadi daya tarik utama karena desainnya yang megah. Pura ini juga memiliki pelinggih (tempat suci) untuk menghormati dewa-dewa Hindu.
Pentingnya Pura bagi Masyarakat Bali
Bagi masyarakat Bali, Pura Samuan Tiga bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat budaya. Pura ini sering menjadi lokasi upacara besar, seperti piodalan, yang diadakan setiap 210 hari sesuai kalender Bali. Kehadiran pura ini memperkuat identitas spiritual dan budaya masyarakat setempat.
Tradisi Siat Sampian di Pura Samuan Tiga
Salah satu tradisi paling unik di Pura Samuan Tiga adalah Siat Sampian, atau “Perang Sampian.” Tradisi ini diadakan tiga hari setelah puncak upacara Ida Bhatara Turun Kabeh. Ratusan pengayah (parekan dan permas) melempar dan memukul satu sama lain dengan sampian, yaitu anyaman janur. Tradisi ini melambangkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, di mana kebenaran selalu menang.
Makna Filosofis Siat Sampian
Siat Sampian bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga memiliki makna mendalam. Menurut Wayan Patera, Ketua Paruman Pura Samuan Tiga, sampian adalah simbol senjata Dewa Wisnu untuk melawan adharma (kejahatan). Setelah tradisi ini, para peserta melakukan penyucian diri di beji, yang melambangkan pembersihan jiwa.
Pengembangan Dokumentasi Tradisi
Untuk melestarikan tradisi Siat Sampian, sebuah film dokumenter berdurasi 21 menit telah dibuat. Film ini menjelaskan sejarah, proses, dan nilai filosofis tradisi tersebut, terutama untuk mengedukasi generasi muda Bali. Dokumenter ini tersedia di platform digital seperti YouTube.
Mengapa Mengunjungi Pura Samuan Tiga?
Pura Samuan Tiga menawarkan pengalaman spiritual dan budaya yang tak terlupakan. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur kuno, belajar tentang sejarah Bali, dan menyaksikan tradisi unik seperti Siat Sampian. Lokasinya yang dekat dengan Ubud membuat pura ini mudah diakses bagi wisatawan.
Tips untuk Pengunjung
Saat mengunjungi Pura Samuan Tiga, kenakan pakaian sopan dan kain sarung. Hormati aturan pura, seperti tidak memasuki area suci saat sedang haid. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan keindahan candi, tetapi tetap jaga kesopanan.
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/784280/pura-samuan-tiga-sejarah-dan-tradisi-di-bali