Nasional

Warga Lima Desa Terdampak Erupsi Lewotobi Laki-laki Mengeluhkan ISPA dan Diare

Koranriau.co.id-

Warga Lima Desa Terdampak Erupsi Lewotobi Laki-laki Mengeluhkan ISPA dan Diare
Kolom abu keluar dari kawah saat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat dari Desa Boru di Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (8/7/2025)(Emporio FOTO/Gregorio J Gilbert/app/tom.)

Setelah erupsi gunung Lewotobi Laki-laki, warga di lima desa di wilayah kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengalami gangguan infeksi pernafasan atas (ISPA). akibat terpapar debu vulkanik Itu terjadi yakni di Desa Kringa, Hikong, Ojang, Timutawa dan Udekduen. Selain ISPA, penyakit yang paling banyak dikeluhkan lainnya yakni diare dan gatal-gatal.

Theresia Suryanti, 41,  warga Desa Kringa mengaku mengalami sesak napas sesaat setelah terjadi hujan pasir dan kerikil pada 7 Juli.  Kala itu, kata Yanti, panggilan Suryati, aroma belerang yang tajam membuatnya sulit bernafas.  Selain itu, erupsi disertai angin kencang membuat abu vulkanis berterbangan kemana-mana sehingga semua warga sulit menghirup udara bersih.

“Selama ini kita hidup berdampingan dengan abu vulkanis baik di luar rumah maupun di kamar tidur, bahkan di ruang makan pun selalu dipenuhi abu vulkanis. Jadi memang sering mengalami  sesak nafas, batuk dan pilek,” ujar Yanti.

Meski demikian, ia jarang berobat ke puskesmas dan memilih untuk membeli obat di apotik terdekat. Selain Yanti, warga lainnya dari Desa Timutawa mengeluh sakit perut dan mual selama empat hari pasca erupsi.

Lain lagi pengakuan Marcelina Siti Aminah, 45, yang  mengungkapkan merasakan sakit perut dua hari setelah erupsi. Kata dia, air dan bahan makanan yang tercemar material vulkanis menjadi pemicunya.

“Dalam dua bulan terakhir terjadi dua kali erupsi besar yakni pada 17 Juni dan 7 Juli. Setiap hari kami mengkonsumsi air dan sayur-sayuran yang tercemar abu dan pasir. Meski telah dicuci berkali-kali sayuran tetap terlihat putih.”

Selain dirinya, Marcelina mengaku ada beberapa orang di kampungnya juga mengalami hal yang sama. 

“Banyak yang mengeluh sakit perut, sesak nafas, flu dan batuk. Tetapi apakah mereka sudah ke Puskesmas atau belum, saya kurang tahu,” kata Marcelina.

Peningkatan ISPA Pasca Erupsi 

Menurut catatan tim kesehatan Puskesmas Boganatar dengan cakupan wilayah kerja meliputi lima desa tersebut, ada 209 warga yang terserang ISPA, 14 warga yang terserang diare, serta beberapa diantaranya mengalami gatal-gatal pada kulit. Jumlah ini  disebut lebih besar dari sebelumnya, dimana pada Mei dan Juni hanya berkisar puluhan saja.

“Kami melakukan kegiatan puskesmas keliling selama bulan Juli dan Juni dan mendata banyak warga yang mengalami masalah kesehatan. Pemicunya adalah udara yang tidak bersih, air yang terkontaminasi dan bahan makanan yang tercampur abu,” kata Mariani Yuanita, Pengelolah ISPA di Puskesmas Boganatar.

“Ada yang keluhkan flu sekaligus diare. Ada juga anak-anak yang mengalami gatal-gatal, termasuk seorang bayi berusia tiga bulan,” ujar Mariani. 

Maria menduga, masih banyak warga yang mengalami hal serupa namun enggan datang berobat ke puskesmas. Ia pun mengimbau masyarakat agar segera ke puskesmas jika sudah mengalami batuk, sesak napas ataupun diare.

“Kami juga menghimbau masyarakat agar selalu mengenakan masker dan mengkonsumsi air bersih yang telah dimasak hingga mendidih. Kalau mau masak sayur, sayurnya harus dicuci berulang-ulang hingga bersih,” kata Maria.

Aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas masih berada pada Level IV (Awas).

Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dan Sektoral Barat Daya – Timur laut  7 kilometer dari pusat erupsi. (H-4)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/nusantara/790858/warga-lima-desa-terdampak-erupsi-lewotobi-laki-laki-mengeluhkan-ispa-dan-diare

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *