Koranriau.co.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengungkapkan terbentuknya sekitar 80.500 Koperasi Desa (Kopdes)/Kelurahan Merah Putih yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan salah satu pencapaian Kementerian Koperasi.
Hal ini disampaikan pada upacara Hari Koperasi Nasional ke-78 yang digelar di lapangan upacara Kementerian Koperasi, Jakarta, Sabtu (12/7) pagi.
Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan rakyat Indonesia mengharapkan program koperasi merah putih menjadi alat perjuangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ini menjadi harapan rakyat untuk menjadi alat bagi perjuangan ekonomi rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan juga kemajuan desa di seluruh Indonesia,” ungkapnya kepada wartawan usai upacara Harkopnas tersebut, seperti dikutip dari Antara.
Dia juga mengatakan antusiasme masyarakat terhadap program Koperasi Desa (Kopdes)/Kelurahan Merah Putih sangat tinggi.
“Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Buktinya penyelenggaraan atau perwujudan 80 ribu lebih kopdes secara kelembagaan itu sudah terpenuhi dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar dia yang juga dikenal sebagai pemimpin organisasi relawan Projo tersebut.
Hingga kini tercatat sekitar 80.500 desa dan kelurahan telah membentuk Kopdes/kelurahan Merah Putih melalui musyawarah desa khusus (musdesus). Dari jumlah tersebut lebih dari 77 ribu telah memiliki badan hukum yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum RI.
“Dari ribuan koperasi itu, ada 103 koperasi yang dijadikan percontohan,” kata Budi.
Jangan program asal-asalan
Dia mengharapkan Kopdes Merah Putih tidak sekedar program asal-asalan, tetapi memberikan dampak untuk mengatasi pelbagai problematika sosial di Indonesia.
“Kita tidak mau koperasi ini bukan sebagai sebuah program yang asal-asalan, tapi ini koperasi ini untuk menjadi jati diri kita. Terus terang, memang ini program kan inisiatif pergerakan rakyat, sehingga kita memang perlu waktu untuk membuat (melengkapi) roadmap dan juga grand design-nya,” kata Budi Arie.
Atas dasar itu, Kemenkop telah menyiapkan peta jalan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih 2025-2029 untuk mewujudkan koperasi sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari tingkat desa.
Peta jalan ini menguraikan tahapan pengembangan koperasi desa secara bertahap dan terukur.
Ia memaparkan, pada 2025 fokus utamanya adalah pembentukan badan hukum koperasi, pembangunan sarana pendukung, penerapan digitalisasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) koperasi.
Pada 2026, koperasi akan mulai memperkuat diri melalui pengembangan usaha yang berbasis potensi lokal. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya dan keunikan masing-masing desa, menciptakan nilai tambah ekonomi dari sektor-sektor unggulan setempat.
Memasuki tahun 2027, koperasi akan memasuki tahap konsolidasi jaringan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat kolaborasi antar-koperasi. Selain itu, fokus akan beralih pada hilirisasi produk, memastikan produk-produk dari koperasi memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan pasar yang lebih luas.
Kemudian, lanjut dia, koperasi ditargetkan untuk lebih fokus pada pengembangan produk unggulan yang berorientasi ekspor pada 2028, yang diharapkan produk-produk koperasi desa bersaing di pasar global dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat desa.
Di tahun 2029, Kemenkop menargetkan hadirnya pilar-pilar kemandirian ekonomi desa dengan kooperasi sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Tantangan kemiskinan dan stunting
Budi mengatakan dalam pemabngunan Indonesia, dua tantangan yang digarisbawahi adalah kemiskinan di desa dan tingkat stunting masih tinggi.
Oleh karena itu, sambungnya, koperasi desa/merah putih diharapkan membantu menurunkan tingkat kemiskinan dan angka stunting, sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan serta pemerataan ekonomi nasional.
“Tingkat kemiskinan ini masih banyak di desa dan kesenjangan ekonomi desa dibanding kota sangat besar. Karena, itu kita ingin mewujudkan bagaimana koperasi bisa memberi sumbangsih bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.
Mengacu data terakhir, ekonomi desa disebut hanya berkontribusi 14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan sisanya berasal dari kota.
“Ini kan menurut saya harus ada pemerataan yang lebih berkeadilan,” ujar Budi.
Hingga 2024, ada sebanyak 131.617 koperasi aktif dengan hampir 30 juta anggota. Volume usahanya mencapai Rp214 triliun, menyumbang hampir 1 persen terhadap PDB nasional.
Kini sekitar 80.500 desa dan kelurahan telah membentuk Kopdes/kelurahan Merah Putih melalui musyawarah desa khusus (musdesus). Mengacu jumlah tersebut, dengan lebih dari 77 ribu telah memiliki badan hukum yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum RI. Dari ribuan koperasi itu, ada 103 koperasi yang dijadikan percontohan.
Puluhan ribu koperasi desa itu akan dioperasikan secara serentak pasca diluncurkan Presiden RI Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025, dan ditargetkan seluruh Kopdes bisa beroperasi dan melayani segala kebutuhan masyarakat di desa/ kelurahan pada Oktober 2025.
(antara/kid)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250713001539-92-1250017/menkop-budi-sebut-sudah-terbentuk-805-ribu-kopdes-merah-putih