Koranriau.co.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengimbau masyarakat agar lebih jeli saat membeli beras di tengah maraknya isu pelanggaran mutu dan dugaan pengoplosan.
“Mudah-mudahan masyarakat juga jelilah terhadap hal itu (beras tidak sesuai mutu di pasaran) ya,” ujar Solihin kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/7).
Ia menegaskan ritel anggota Aprindo, termasuk jaringan ritel modern besar seperti Alfamart, tidak memproduksi beras sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, seluruh produk yang dijual merupakan hasil pembelian dari produsen melalui kontrak, dengan spesifikasi beras kategori premium.
“Ritel itu kan tidak pernah memproduksi. Kami membeli sesuai kontrak, dan isinya kami serahkan sepenuhnya kepada produsen,” ujarnya.
Solihin menjelaskan baik merek umum maupun private label yang dijual di ritel pada dasarnya merupakan beras premium.
Kalaupun ada merek private label yang dikaitkan dengan ritel, pihak ritel tetap tidak mengetahui secara pasti isi dalam kemasan tersebut karena tidak memiliki akses untuk membukanya satu per satu.
“Yang tahu isinya itu pihak produsen, atau kalau sekarang sedang ditangani, ya Bareskrim. Kami tidak punya kewenangan untuk membuka isi kemasan satu per satu,” jelasnya.
Ia menambahkan saat ini Aprindo belum menerima laporan resmi dari otoritas terkait temuan tersebut. Namun, sebagai Ketua Umum Aprindo, Solihin memastikan para peritel membeli beras dengan harga dan mutu sesuai kontrak yang berlaku.
Pihaknya juga akan menyampaikan klarifikasi secara lebih lengkap dalam konferensi pers bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan mayoritas beras premium dan medium yang dijual di pasaran tidak memenuhi standar mutu.
Dari investigasi terhadap 268 sampel dari 212 merek di 10 provinsi, sebanyak 85,56 persen beras premium dinyatakan tidak sesuai standar, sementara 59,78 persen dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), dan 21,66 persen memiliki berat riil yang lebih ringan dari label kemasan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut temuan ini bisa merugikan konsumen hingga Rp99,35 triliun per tahun.
Pemerintah memberi waktu dua minggu kepada produsen untuk melakukan perbaikan dan meminta Satgas Pangan Polri bersama Kejaksaan Agung menindak pelaku usaha yang melanggar.
Empat produsen beras telah diperiksa oleh Satgas Pangan terkait dugaan pelanggaran mutu, termasuk PT Food Station Tjipinang Jaya yang memproduksi sejumlah merek beras private label untuk ritel modern.
Pemeriksaan dilakukan untuk mendalami potensi manipulasi kualitas dan takaran beras yang beredar di pasaran.
(del/sfr)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250715151927-92-1250952/ramai-beras-oplosan-asosiasi-ritel-minta-konsumen-lebih-jeli