Nasional

Kurang Tidur Bisa Picu Obesitas Ini Penjelasan Ilmiahnya

Koranriau.co.id-

Kurang Tidur Bisa Picu Obesitas? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Kurang tidur memicu obesitas.(Freepik)

Selama ini berat badan sering dikaitkan dengan pola makan dan olahraga. Namun, penelitian terbaru menunjukkan kualitas tidur memiliki peran penting dalam menjaga berat badan sehat. Kurang tidur ternyata tidak hanya membuat tubuh terasa lelah, tetapi juga berpotensi meningkatkan risiko obesitas.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa orang yang tidur kurang dari 7 jam/malam cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi. Dibandingkan dengan mereka yang tidur cukup. Bahkan, durasi tidur di bawah 6 jam dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Kurang tidur tidak selalu berarti begadang hingga dini hari. Beberapa faktor juga dapat memengaruhi kurang tidur. Seperti tidur yang sering terputus karena stres, tanggung jawab pekerjaan, atau faktor lingkungan juga dapat menurunkan kualitas istirahat. Kondisi ini berdampak pada metabolisme, nafsu makan, dan pola aktivitas harian.

Kurang tidur membuat laju metabolisme tubuh menurun sehingga pembakaran kalori berkurang. Di sisi lain, rasa lelah mendorong peningkatan asupan kalori. Khususnya dari makanan tinggi gula dan karbohidrat. Kondisi ini diperparah oleh berkurangnya motivasi untuk berolahraga atau menyiapkan makanan sehat.

Faktor hormonal juga berperan besar. Tidur yang tidak cukup menyebabkan:

  • Penurunan leptin (hormon kenyang) sehingga rasa lapar sulit terkendali.
  • Peningkatan ghrelin (hormon lapar) yang memicu keinginan makan berlebih, terutama makanan tinggi kalori.
  • Kenaikan kortisol (hormon stres) yang berkaitan dengan penumpukan lemak di perut.
  • Penurunan sensitivitas insulin, membuat tubuh lebih sulit mengolah karbohidrat dan cenderung menyimpannya sebagai lemak.

Kombinasi perubahan ini membuat tidur yang buruk mendorong pola makan tidak sehat. Pada akhirnya memperburuk kualitas tidur. Kurang tidur juga membuat otak lebih cenderung mencari makanan tinggi gula, lemak, dan kalori. 

Kondisi ini sering disebut sebagai “craving” yang dipicu oleh kebutuhan energi cepat. Alhasil, orang yang kurang tidur cenderung mengonsumsi makanan ringan, minuman manis, atau junk food di malam hari. Kebiasaan ini berkontribusi langsung pada peningkatan berat badan dan risiko obesitas.

Bukti Penelitian

Banyak riset internasional memperkuat temuan ini. Misalnya, studi jangka panjang di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa individu yang tidur 5 jam atau kurang memiliki risiko obesitas 50% lebih tinggi. 

Dibandingkan dengan mereka yang tidur 7-8 jam. Data serupa ditemukan di berbagai negara, menandakan bahwa masalah ini bersifat global. Tidak hanya terjadi di lingkungan tertentu.

Memperbaiki Pola Tidur, Menjaga Berat Badan

Kabar baiknya, memperbaiki kualitas tidur dapat membantu menjaga berat badan. Beberapa langkah sederhana antara lain:

  • Menjaga konsistensi jam tidur dan bangun.
  • Mendapatkan paparan cahaya alami di pagi hari.
  • Melakukan aktivitas fisik secara rutin.
  • Membatasi konsumsi kafein setelah sore hari.
  • Mengurangi paparan cahaya layar sebelum tidur.
  • Mengatur jadwal makan malam agar tidak terlalu larut.

Jika ada masalah serius seperti sleep apnea, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan medis. Perawatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas tidur sekaligus membantu pengendalian berat badan.

Tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi bagian penting dari keseimbangan energi dan kesehatan tubuh. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, pola hidup sehat dapat lebih mudah dijalani. (Glamour/Z-10)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/816848/kurang-tidur-bisa-picu-obesitas-ini-penjelasan-ilmiahnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *