Nasional

33 Puisi Kahlil Gibran yang Menyentuh Hati dan Jiwa

Koranriau.co.id-

33 Puisi Kahlil Gibran yang Menyentuh Hati dan Jiwa
Ilustrasi(Dok ist)

Puisi Kahlil Gibran dikenal karena keindahan kata-kata dan makna mendalam yang menggugah jiwa. Penyair Lebanon-Amerika ini menulis tentang cinta, kehidupan, dan spiritualitas dengan cara yang sederhana namun penuh hikmah. Dalam artikel ini, kami menyajikan 33 puisi Kahlil Gibran yang wajib Anda baca untuk menemukan inspirasi dan kedamaian batin. Puisi-puisi ini diambil dari karya terkenalnya seperti The Prophet dan koleksi lainnya, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bahasa yang mudah dipahami.

Siapa Kahlil Gibran?

Kahlil Gibran adalah penyair, filsuf, dan seniman yang lahir di Lebanon pada tahun 1883. Karyanya, terutama buku The Prophet, telah diterjemahkan ke banyak bahasa dan dicintai di seluruh dunia. Puisi-puisinya sering kali menggambarkan keindahan alam, cinta yang tulus, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan gaya bahasa yang puitis, puisi Kahlil Gibran mudah dipahami namun sarat makna.

Mengapa Puisi Kahlil Gibran Begitu Populer?

Puisi Kahlil Gibran populer karena temanya yang universal dan bahasa yang menyentuh hati. Ia menulis tentang hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti cinta, kebebasan, dan pencarian makna hidup. Puisi-puisinya cocok untuk semua usia dan latar belakang, membuatnya relevan hingga kini.

Tema Utama dalam Puisi Kahlil Gibran

  • Cinta: Gibran menulis tentang cinta dengan penuh kepekaan, menangkap suka dan duka dalam hubungan.
  • Spiritualitas: Banyak puisinya mengeksplorasi hubungan manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
  • Kehidupan: Gibran merenungkan makna hidup, kebebasan, dan perjalanan jiwa.
  • Alam: Alam sering menjadi metafora dalam puisi-puisinya untuk menggambarkan emosi dan pemikiran.

30 Contoh Puisi Kahlil Gibran

Berikut adalah 30 puisi Kahlil Gibran yang terkenal, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Puisi-puisi ini sebagian besar berasal dari The Prophet dan karya lainnya:

  1. Tentang Cinta

    Ketika cinta memanggilmu, ikutilah dia,

    Meski jalannya keras dan terjal.

    Dan ketika sayapnya merangkulmu, serahkan dirimu,

    Meski pedang yang tersembunyi di antara bulu-bulunya mungkin melukaimu.

    Dan ketika dia berbicara padamu, percayalah,

    Meski suaranya mungkin menghancurkan mimpimu seperti angin utara yang merusak taman.

    Sebab, cinta yang memahkotaimu juga akan menyalibmu.

    Cinta ada untuk pertumbuhanmu, tetapi juga untuk memangkasmu.

    Cinta naik ke puncakmu dan membelai dahanmu yang paling lembut yang bergoyang di bawah sinar matahari,

    Namun juga turun ke akar-akarmu dan mengguncangnya dari tanah.

    Cinta mengumpulkanmu seperti ikatan gandum,

    Cinta memukulmu hingga kau telanjang.

    Cinta menyaringmu hingga kau bebas dari kulitmu.

    Cinta menggilingmu hingga putih bersih.

    Cinta meremasmu hingga lentur,

    Lalu menyerahkanmu ke api sucinya, agar kau menjadi roti suci untuk perjamuan Tuhan.

    Semua ini dilakukan cinta agar kau mengenal rahasia hatimu,

    Dan dalam pengetahuan itu, kau menjadi bagian dari hati kehidupan.

    Namun, jika karena takut kau hanya mencari kedamaian dan kesenangan cinta,

    Lebih baik kau menutupi ketelanjanganmu dan keluar dari lantai pengirikan cinta,

    Ke dunia tanpa musim, di mana kau akan tertawa, tapi tidak semua tawamu,

    Dan menangis, tapi tidak semua air matamu.

    Cinta tidak memberikan apa pun kecuali dirinya sendiri,

    Dan tidak mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.

    Cinta tidak memiliki, juga tidak ingin dimiliki;

    Sebab cinta cukup untuk cinta.
  2. Tentang Pernikahan

    Kemudian Almitra berkata lagi, dan apa itu pernikahan, Guru?

    Dan dia menjawab:

    Jangan berpikir bahwa cinta adalah ikatan, genggaman tangan,

    Rantai perak, atau ritus suci.

    Tidak, cinta bukanlah ikatan, bukan genggaman tangan,

    Bukan pula ritus suci.

    Cinta adalah jiwa bebas yang lahir kembali setiap saat,

    Dan cinta tidak memiliki keinginan lain selain memenuhi dirinya sendiri.

    Namun, jika dalam cinta kalian harus memiliki keinginan,

    Biarkan ini menjadi keinginan kalian:

    Menyulut api cinta hingga menjadi nyala yang hidup,

    Melebur satu sama lain hingga kalian menjadi satu nyala,

    Terluka oleh pemahamanmu sendiri tentang cinta,

    Dan berdarah dengan sukarela dan gembira.

    Bernyanyi dan menari bersama dengan sukacita, tetapi biarkan masing-masing dari kalian tetap sendiri,

    Seperti senar-senar kecapi yang berdiri sendiri meski bergetar dengan musik yang sama.

    Berikan hatimu, tetapi jangan saling memiliki.

    Sebab hanya tangan Kehidupan yang dapat memegang hati kalian.

    Berdirilah bersama, tetapi tidak terlalu dekat:

    Sebab pilar-pilar kuil berdiri terpisah,

    Dan pohon ek serta pohon cemara tidak tumbuh di bawah bayang-bayang satu sama lain.
  3. Tentang Anak-Anak

    Dan seorang wanita yang menggendong bayi di dadanya berkata, Berbicaralah tentang anak-anak.

    Dan dia berkata:

    Anak-anakmu bukan milikmu.

    Mereka adalah putra dan putri dari kerinduan Hidup akan dirinya sendiri.

    Mereka datang melalui kalian, tetapi bukan dari kalian,

    Dan meski mereka bersamamu, mereka bukan milikmu.

    Kalian boleh memberikan cinta, tetapi bukan pikiran kalian,

    Sebab mereka memiliki pikiran mereka sendiri.

    Kalian boleh menampung tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka,

    Sebab jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang tidak bisa kalian kunjungi, bahkan dalam mimpi.

    Kalian boleh berusaha menyerupai mereka, tetapi jangan membuat mereka menyerupai kalian.

    Sebab kehidupan tidak berjalan mundur atau berhenti di masa lalu.

    Kalian adalah busur dari mana anak-anakmu sebagai anak panah hidup diluncurkan.

    Sang Pemanah melihat sasaran di jalur tak terbatas, dan Dia membengkokkan kalian dengan kekuatan-Nya agar anak panah-Nya melesat cepat dan jauh.

    Biarkan pembengkokanmu di tangan Sang Pemanah menjadi untuk kebahagiaan;

    Sebab seperti Dia mencintai anak panah yang melesat, Dia juga mencintai busur yang kokoh.
  4. Tentang Memberi

    Kemudian seorang kaya bernama Zigong berkata, Berbicaralah tentang memberi.

    Dan dia menjawab:

    Kalian memberi sedikit ketika memberi dari harta kalian.

    Hanya ketika kalian memberi dari diri kalian sendiri, kalian benar-benar memberi.

    Sebab, apa itu harta kalian selain benda-benda yang kalian simpan dan jaga karena takut kalian membutuhkannya esok?

    Dan esok, apa yang akan dibawa esok kepada anjing yang terlalu berhati-hati, yang mengubur tulang di pasir tanpa jejak saat mengikuti peziarah ke kota suci?

    Dan apa itu takut akan kebutuhan selain kebutuhan itu sendiri?

    Bukankah ketakutan akan haus ketika sumurmu penuh adalah haus yang tak terpuaskan?

    Ada yang memberi sedikit dari banyak yang mereka miliki—dan mereka memberi untuk pengakuan, dan keinginan tersembunyi mereka membuat pemberian mereka tidak sehat.

    Dan ada yang memiliki sedikit dan memberikan semuanya.

    Mereka adalah orang-orang yang percaya pada kehidupan dan kelimpahan kehidupan.

    Pemberian mereka adalah sifat sejati mereka, dan dalam tindakan memberi, mereka menemukan diri mereka diperbarui.

    Dan ada yang memberi dengan rasa sakit, dan rasa sakit itu adalah pembaptisan mereka.

    Dan ada yang memberi tanpa merasakan sakit, juga tidak mencari kegembiraan, atau memikirkan kebajikan;

    Mereka memberi seperti murad di lembah sana yang menghembuskan keharumannya ke angkasa.

    Melalui tangan mereka, Tuhan berbicara, dan dari balik mata mereka, Dia tersenyum kepada bumi.

    Adalah baik untuk memberi ketika diminta, tetapi lebih baik memberi tanpa diminta, melalui pengertian;

    Dan bagi yang berhati terbuka, mencari yang membutuhkan adalah kegembiraan yang lebih besar daripada memberi itu sendiri.

    Dan adakah sesuatu yang ingin kalian tahan?

    Semua yang kalian miliki suatu hari akan diberikan;

    Karena itu, berilah sekarang, agar musim memberi menjadi milik kalian dan bukan milik pewaris kalian.
  5. Tentang Makan dan Minum

    Kemudian seorang petani berkata, Berbicaralah tentang makan dan minum.

    Dan dia berkata:

    Alangkah baiknya jika kalian bisa hidup dari keharuman bumi, dan seperti tanaman udara, diberi makan oleh cahaya.

    Tetapi karena kalian harus membunuh untuk makan, dan merampas susu dari anak-anak binatang untuk memuaskan dahaga kalian, jadilah itu tindakan ibadah,

    Dan jadilah meja kalian sebagai altar tempat yang suci dan murni dari dataran dan hutan dikorbankan untuk yang lebih suci dan murni dalam diri manusia.

    Ketika kalian membunuh seekor binatang, katakan dalam hati kalian:

    “Dengan kekuatan yang sama yang membunuhmu, aku juga dibunuh; dan aku juga akan dimakan.

    Sebab hukum yang menyerahkanmu ke tanganku akan menyerahkan aku ke tangan yang lebih besar.

    Darahmu dan darahku hanyalah getah yang memberi makan pohon surga.”

    Dan ketika kalian menggigit sebuah apel dengan gigi kalian, katakan dalam hati kalian:

    “Bijimu akan hidup dalam tubuhku,

    Dan tunas esokmu akan mekar di hatiku,

    Dan keharumanmu akan menjadi napasku,

    Dan bersama-sama kita akan bersukacita melalui semua musim.”
  6. Tentang Pekerjaan

    Kemudian seorang pembajak berkata, Berbicaralah tentang pekerjaan.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Kalian bekerja agar bisa sejalan dengan bumi dan jiwa bumi.

    Sebab bermalas-malasan adalah menjadi asing bagi musim, dan melangkah keluar dari barisan kehidupan yang berjalan dengan megah dan patuh menuju yang tak terbatas.

    Ketika kalian bekerja, kalian adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu berubah menjadi musik.

    Siapa di antara kalian yang ingin menjadi buluh yang bisu dan diam, ketika semua yang lain bernyanyi bersama dalam harmoni?

    Selalu dikatakan kepada kalian bahwa pekerjaan adalah kutukan dan kerja keras adalah kemalangan.

    Tetapi aku berkata kepada kalian bahwa ketika kalian bekerja, kalian memenuhi bagian dari mimpi terjauh bumi, yang diberikan kepada kalian ketika mimpi itu lahir,

    Dan dalam menjaga diri kalian dengan kerja keras, kalian sebenarnya mencintai kehidupan,

    Dan mencintai kehidupan melalui kerja keras adalah menjadi akrab dengan rahasia terdalam kehidupan.
  7. Tentang Kegembiraan dan Kesedihan

    Kemudian seorang wanita berkata, Berbicaralah tentang kegembiraan dan kesedihan.

    Dan dia menjawab:

    Kegembiraan kalian adalah kesedihan kalian yang tidak lagi bertopeng.

    Dan sumur yang sama dari mana tawa kalian muncul sering kali dipenuhi oleh air mata kalian.

    Dan bagaimana lagi bisa itu terjadi?

    Semakin dalam kesedihan mengukir ke dalam diri kalian, semakin banyak kegembiraan yang bisa kalian tampung.

    Bukankah cawan yang menampung anggur kalian adalah cawan yang dibakar dalam tungku pembuat tembikar?

    Dan bukankah kecapi yang menenangkan jiwa kalian adalah kayu yang diukir dengan pisau?

    Ketika kalian gembira, lihatlah ke dalam hati kalian, dan kalian akan menemukan bahwa hanya yang telah membuat kalian sedih yang memberikan kalian kegembiraan.

    Ketika kalian sedih, lihatlah lagi ke dalam hati kalian, dan kalian akan melihat bahwa sebenarnya kalian sedang menangis untuk apa yang telah menjadi kegembiraan kalian.
  8. Tentang Rumah

    Dan seorang tukang batu berkata, Berbicaralah tentang rumah.

    Dan dia menjawab:

    Bangunlah dari imajinasi kalian sebuah pondok di padang gurun sebelum kalian membangun rumah di dalam tembok kota.

    Sebab seperti kalian pulang saat senja, begitu pula pengembara dalam diri kalian, yang selalu jauh dan sendirian.

    Rumah kalian adalah tubuh kalian yang lebih besar.

    Ia tumbuh di bawah sinar matahari dan tidur dalam ketenangan malam; dan ia tidak tanpa mimpi.

    Bukankah rumah kalian bermimpi? Dan dalam bermimpi, meninggalkan kota menuju hutan atau puncak bukit?

    Alangkah baiknya jika kalian bisa mengumpulkan angin dalam telapak tangan kalian, dan seperti burung, terbang di antara mereka.

    Tetapi jika itu tidak bisa, maka biarkan rumah kalian menjadi tempat cinta dan kedamaian.
  9. Tentang Pakaian

    Dan seorang penenun berkata, Berbicaralah tentang pakaian.

    Dan dia menjawab:

    Pakaian kalian menyembunyikan banyak keindahan kalian, tetapi tidak menyembunyikan apa yang tidak indah.

    Dan meski kalian mencari kebebasan dalam kerahasiaan pakaian, kalian mungkin menemukan dalam dirinya tali kekang dan rantai.

    Alangkah baiknya jika kalian bisa bertemu matahari dan angin dengan lebih banyak kulit kalian dan lebih sedikit pakaian kalian,

    Sebab napas kehidupan ada dalam sinar matahari dan tangan kehidupan ada dalam angin.

    Ada yang berkata, “Anginlah yang meniup pakaian kita.”

    Tetapi sebenarnya rasa malu mereka yang meniup, dan kekakuan anggota tubuh mereka.

    Dan ketika kekakuan itu lenyap, pakaian mereka akan menjadi lebih dari sekadar kain yang menutupi.
  10. Tentang Beli dan Jual

    Dan seorang pedagang berkata, Berbicaralah tentang beli dan jual.

    Dan dia menjawab:

    Bagi kalian bumi menghasilkan buahnya, dan kalian tidak akan kekurangan jika kalian tahu cara mengisi tangan kalian.

    Dalam pertukaran hasil bumi itulah kalian akan menemukan kelimpahan dan kepuasan.

    Namun kecuali pertukaran itu dilakukan dengan cinta dan keadilan yang baik hati, itu akan membawa sebagian orang kepada keserakahan dan yang lain kepada kelaparan.

    Ketika kalian, para pekerja laut dan ladang dan kebun anggur, bertemu dengan para penenun dan pembuat tembikar dan pengumpul rempah-rempah,

    Panggillah roh bumi untuk datang di antara kalian dan menguduskan timbangan serta perhitungan yang menyeimbangkan satu nilai dengan nilai lainnya.

    Dan jangan biarkan mereka yang tidak menghasilkan, yang menjual kata-kata kosong, berdagang di pasar kalian.
  11. Tentang Kejahatan

    Kemudian seorang hakim berkata, Berbicaralah tentang kejahatan.

    Dan dia menjawab:

    Bukanlah kejahatan yang menyebabkan kalian tersesat di antara jalan-jalan yang bercabang.

    Bukan pula kelemahan kalian, tetapi kekuatan kalian yang salah arah.

    Kalian yang merangkak di antara ular dan kalajengking, bagaimana kalian akan menyalahkan mereka yang menginjak kalian?

    Dan kalian yang berdiri di hadapan matahari, bagaimana kalian akan menyalahkan bayang-bayang kalian?

    Kejahatan adalah kebaikan yang tersiksa oleh kelaparan dan kehausannya sendiri.

    Sesungguhnya ketika kebaikan lapar, ia mencari makanan bahkan di gua-gua gelap, dan ketika haus, ia minum bahkan dari air yang tergenang.
  12. Tentang Hukum

    Kemudian seorang pengacara berkata, Tetapi bagaimana dengan hukum kami, Guru?

    Dan dia menjawab:

    Kalian senang membuat hukum, tetapi lebih senang lagi melanggarnya.

    Seperti anak-anak yang bermain di tepi laut, yang dengan tekun membangun menara pasir dan kemudian menghancurkannya dengan tawa.

    Tetapi sementara kalian membangun menara pasir kalian, laut membawa lebih banyak pasir ke pantai,

    Dan ketika kalian menghancurkannya, laut tertawa bersama kalian.

    Sesungguhnya laut selalu tertawa bersama yang lugu.

    Tetapi bagaimana dengan mereka yang hidupnya bukan laut, dan hukum buatan manusia bukan menara pasir,

    Melainkan mereka yang hidupnya adalah batu, dan hukumnya adalah pahat yang dengannya mereka ingin mengukirnya menurut gambar mereka sendiri?
  13. Tentang Kebebasan

    Dan seorang orator berkata, Berbicaralah tentang kebebasan.

    Dan dia menjawab:

    Di gerbang kota dan di samping perapian kalian, aku telah melihat kalian bersujud dan menyembah kebebasan kalian sendiri,

    Bahkan seperti budak yang merendahkan diri di hadapan tiran dan memujinya meski dia membunuh mereka.

    Ay, di kebun kuil dan di bayang-bayang benteng, aku telah melihat yang paling bebas di antara kalian memakai kebebasan mereka sebagai kuk dan rantai.

    Dan hatiku berdarah dalam diriku; sebab kalian hanya bisa bebas ketika bahkan keinginan untuk mencari kebebasan menjadi tali kekang bagi kalian,

    Dan ketika kalian berhenti berbicara tentang kebebasan sebagai tujuan dan pemenuhan.
  14. Tentang Akal dan Gairah

    Dan pendeta wanita berkata, Berbicaralah tentang akal dan gairah.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Akal dan gairah kalian adalah kemudi dan layar dari jiwa kalian yang berlayar.

    Jika layar atau kemudi kalian patah, kalian hanya bisa terombang-ambing dan hanyut, atau terhenti di tengah laut.

    Sebab akal, yang berkuasa sendirian, adalah kekuatan yang membatasi; dan gairah, tanpa pengawasan, adalah nyala yang membakar hingga menjadi abu.

    Karena itu, biarkan jiwa kalian meninggikan akal kalian ke puncak gairah, agar ia bisa bernyanyi;

    Dan biarkan gairah kalian hidup melalui akal kalian, agar gairah kalian bisa hidup melalui kelahirannya kembali setiap hari, dan seperti burung phoenix bangkit dari abunya sendiri.
  15. Tentang Penderitaan

    Dan seorang wanita berkata, Berbicaralah tentang penderitaan.

    Dan dia menjawab:

    Penderitaan kalian adalah pemecahan cangkang yang menyelubungi pemahaman kalian.

    Seperti biji buah harus pecah agar intinya bisa terkena matahari, demikian pula kalian harus mengenal penderitaan.

    Dan jika kalian bisa menjaga hati kalian dalam keajaiban atas keajaiban harian kehidupan kalian, penderitaan kalian tidak akan tampak kurang menakjubkan daripada kegembiraan kalian;

    Dan kalian akan menerima musim-musim hati kalian, seperti kalian selalu menerima musim-musim yang melintasi ladang kalian.
  16. Tentang Pengetahuan Diri

    Dan seorang pria berkata, Berbicaralah tentang pengetahuan diri.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Kata-kata kalian mungkin menyingkapkan sebagian dari pikiran kalian, tetapi bukan jiwa kalian;

    Sebab jiwa kalian adalah lautan yang tak terbatas, dan pikiran hanyalah ombak yang bergerak di permukaannya.

    Jangan katakan, “Aku telah menemukan kebenaran,” tetapi katakan, “Aku telah menemukan sebuah kebenaran.”

    Jangan katakan, “Aku telah menemukan jalan jiwa,” tetapi katakan, “Aku telah bertemu jiwa yang berjalan di jalanku.”

    Sebab jiwa berjalan di semua jalan.
  17. Tentang Pengajaran

    Kemudian seorang guru berkata, Berbicaralah tentang pengajaran.

    Dan dia berkata:

    Tidak ada seorang pun yang dapat mengungkapkan kepada kalian apa pun selain yang sudah setengah tertidur dalam fajar pengetahuan kalian.

    Guru yang berjalan di bayang-bayang kuil, di antara murid-muridnya, tidak memberikan kebijaksanaannya tetapi lebih kepada kasih sayang dan imannya.

    Jika dia benar-benar bijaksana, dia tidak meminta kalian memasuki rumah kebijaksanaannya, tetapi mengarahkan kalian ke ambang pikiran kalian sendiri.

    Sebab penglihatan seorang manusia tidak meminjamkan sayapnya kepada manusia lain.
  18. Tentang Persahabatan

    Dan seorang pemuda berkata, Berbicaralah tentang persahabatan.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Sahabat kalian adalah kebutuhan kalian yang terpenuhi.

    Dia adalah ladang yang kalian tabur dengan cinta dan panen dengan rasa syukur.

    Dan dia adalah meja kalian dan perapian kalian.

    Sebab kalian datang kepadanya dengan kelaparan kalian, dan kalian mencari kedamaian darinya.

    Ketika sahabat kalian berbicara tentang pikirannya, kalian tidak takut mengatakan “tidak” dalam pikiran kalian sendiri, atau menahan “ya”.

    Dan ketika dia diam, hati kalian tidak berhenti mendengarkan hatinya;

    Sebab tanpa kata-kata, dalam persahabatan, semua pikiran, semua keinginan, semua harapan dilahirkan dan dibagikan, dengan kegembiraan yang tidak terucapkan.
  19. Tentang Berbicara

    Dan kemudian seorang cendekiawan berkata, Berbicaralah tentang berbicara.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Kalian berbicara ketika kalian tidak lagi damai dengan pikiran kalian;

    Dan ketika kalian tidak bisa lagi tinggal dalam kesunyian hati kalian, kalian hidup di bibir kalian, dan suara adalah pengalihan dan hiburan.

    Dan dalam banyak pembicaraan kalian, pikiran hampir sepenuhnya dibunuh.

    Sebab pikiran adalah burung angkasa, yang dalam sangkar kata-kata mungkin bisa membentangkan sayapnya, tetapi tidak bisa terbang.
  20. Tentang Waktu

    Dan seorang astronom berkata, Guru, bagaimana dengan waktu?

    Dan dia menjawab:

    Kalian ingin mengukur waktu, yang tak terukur dan tak terbatas.

    Kalian ingin menyesuaikan perilaku kalian dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwa kalian menurut jam dan musim.

    Dari waktu kalian ingin membuat sungai, yang di tepinya kalian akan duduk dan menyaksikan alirannya.

    Namun yang abadi dalam diri kalian sadar akan keabadian kehidupan,

    Dan tahu bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini, dan besok adalah mimpi hari ini.
  21. Tentang Baik dan Jahat

    Dan seorang tetua kota berkata, Berbicaralah tentang baik dan jahat.

    Dan dia menjawab:

    Dari yang baik dalam diri kalian, aku bisa berbicara, tetapi bukan tentang yang jahat.

    Sebab apa itu jahat selain kebaikan yang tersiksa oleh kelaparan dan kehausannya sendiri?

    Sesungguhnya ketika kebaikan lapar, ia mencari makanan bahkan di gua-gua gelap, dan ketika haus, ia minum bahkan dari air yang tergenang.

    Kalian baik ketika kalian satu dengan diri kalian sendiri.

    Namun ketika kalian tidak satu dengan diri kalian sendiri, kalian tidak jahat,

    Sebab rumah yang terbagi bukanlah sarang pencuri; itu hanya rumah yang terbagi.
  22. Tentang Doa

    Kemudian seorang pendeta berkata, Berbicaralah tentang doa.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Kalian berdoa dalam kesusahan dan kebutuhan kalian; alangkah baiknya jika kalian berdoa dalam kepenuhan kegembiraan kalian dan dalam hari-hari kelimpahan kalian.

    Sebab apa itu doa selain perluasan diri kalian sendiri ke dalam eter yang hidup?

    Dan jika kalian menuangkan kegelapan kalian ke angkasa, adalah baik juga untuk menuangkan cahaya kalian.

    Dan jika kalian tidak bisa tidak menangis ketika jiwa kalian memanggil kalian untuk berdoa, ia harus mendorong kalian lagi dan lagi, meski menangis, hingga kalian datang dengan tawa.
  23. Tentang Kesenangan

    Dan seorang pertapa yang hanya datang ke kota sekali setahun, berkata, Berbicaralah tentang kesenangan.

    Dan dia menjawab, berkata:

    Kesenangan adalah lagu kebebasan,

    Tetapi bukan kebebasan itu sendiri.

    Itu adalah mekarnya hari-hari kalian,

    Tetapi bukan buahnya.

    Itu adalah kedalaman yang memanggil kedalaman,

    Tetapi bukan kedalaman atau ketinggian itu sendiri.

    Kesenangan adalah burung yang terbang bebas,

    Tetapi bukan angkasa yang menampungnya.
  24. Tentang Keindahan

    Dan seorang penyair berkata, Berbicaralah tentang keindahan.

    Dan dia menjawab:

    Di mana kalian akan mencari keindahan, dan bagaimana kalian akan menemukannya, kecuali jika ia sendiri menjadi jalan dan pemandu kalian?

    Dan bagaimana kalian akan berbicara tentang keindahan, kecuali jika ia sendiri yang menenun kata-kata kalian?

    Yang menderita dan yang terluka berkata, “Keindahan itu baik hati dan lembut.

    Seperti seorang ibu muda yang setengah malu dengan kejayaannya sendiri, ia berjalan di antara kami.”

    Dan yang bergairah berkata, “Tidak, keindahan adalah sesuatu yang kuat dan menakjubkan.

    Seperti badai, ia mengguncang bumi di bawah kami dan langit di atas kami.”
  25. Tentang Agama

    Dan seorang tetua berkata, Berbicaralah tentang agama.

    Dan dia berkata:

    Apakah aku telah berbicara hari ini tentang sesuatu yang lain?

    Bukankah agama adalah semua perbuatan dan semua refleksi,

    Dan yang bukan perbuatan atau refleksi, tetapi keajaiban dan kejutan yang selalu muncul dalam jiwa, bahkan ketika tangan memahat batu atau mengoperasikan alat tenun?

    Siapa yang bisa memisahkan imannya dari perbuatannya, atau kepercayaannya dari pekerjaannya?

    Siapa yang bisa menyebarkan jam-jamnya di hadapan dirinya, berkata, “Ini untuk Tuhan dan ini untuk diriku sendiri; ini untuk jiwaku dan ini untuk tubuhku?”
  26. Tentang Kematian

    Kemudian Almitra berkata, Berbicaralah tentang kematian.

    Dan dia menjawab:

    Kalian ingin tahu rahasia kematian.

    Tetapi bagaimana kalian akan menemukannya kecuali kalian mencarinya di dalam hati kehidupan?

    Burung hantu yang matanya buta di siang hari tidak bisa menyingkap misteri cahaya.

    Jika kalian benar-benar ingin melihat roh kematian, bukalah hati kalian lebar-lebar ke tubuh kehidupan.

    Sebab kehidupan dan kematian adalah satu, seperti sungai dan laut adalah satu.
  27. Tentang Jiwa

    Dan seorang filsuf berkata, Berbicaralah tentang jiwa.

    Dan dia menjawab:

    Jiwa kalian adalah lautan yang tak terbatas, dan pikiran hanyalah ombak yang bergerak di permukaannya.

    Jiwa tidak tinggal dalam satu tempat, juga tidak terikat pada satu waktu.

    Ia adalah napas dari yang abadi, yang mengalir melalui kalian dan kembali ke sumbernya.

    Carilah jiwa kalian dalam keheningan, dan kalian akan mendengar nyanyiannya.
  28. Tentang Alam

    Dan seorang petani berkata, Berbicaralah tentang alam.

    Dan dia menjawab:

    Alam adalah cermin jiwa kalian.

    Dalam daun yang bergoyang, kalian melihat tarian hati kalian.

    Dalam sungai yang mengalir, kalian mendengar lagu jiwa kalian.

    Dan dalam angin yang bertiup, kalian merasakan napas kehidupan.

    Alam bukanlah sesuatu yang terpisah dari kalian; ia adalah kalian, dan kalian adalah ia.
  29. Tentang Kesunyian

    Dan seorang pertapa berkata, Berbicaralah tentang kesunyian.

    Dan dia menjawab:

    Kesunyian bukanlah ketiadaan suara, tetapi kehadiran jiwa.

    Dalam kesunyian, kalian mendengar suara hati kalian.

    Dalam kesunyian, kalian melihat wajah sejati kalian.

    Jangan takut pada kesunyian, sebab di dalamnya kalian menemukan diri kalian sendiri.
  30. Tentang Harapan

    Dan seorang pemuda berkata, Berbicaralah tentang harapan.

    Dan dia menjawab:

    Harapan adalah bunga yang mekar di padang gurun hati.

    Ia adalah cahaya yang menyala di kegelapan malam.

    Tanpa harapan, jiwa kalian akan layu seperti daun di musim gugur.

    Peganglah harapan, sebab ia adalah tali yang mengikat kalian pada kehidupan.
  31. Tentang Keberanian

    Dan seorang prajurit berkata, Berbicaralah tentang keberanian.

    Dan dia menjawab:

    Keberanian bukanlah ketiadaan ketakutan, tetapi langkah yang kalian ambil meski ketakutan ada.

    Ia adalah api yang tetap menyala meski badai menerpa.

    Keberanian adalah suara hati yang berkata, “Aku akan terus berjalan.”

    Carilah keberanian dalam diri kalian, dan kalian akan menemukan kekuatan untuk menghadapi dunia.
  32. Tentang Iman

    Dan seorang pendeta berkata, Berbicaralah tentang iman.

    Dan dia menjawab:

    Iman adalah jembatan yang menghubungkan kalian dengan yang tak terlihat.

    Ia adalah cahaya yang menuntun kalian melalui kegelapan.

    Iman bukanlah keyakinan yang buta, tetapi hati yang terbuka untuk kebenaran.

    Peganglah iman kalian, sebab ia adalah sayap yang membawa kalian ke langit.
  33. Tentang Kebijaksanaan

    Dan seorang bijak berkata, Berbicaralah tentang kebijaksanaan.

    Dan dia menjawab:

    Kebijaksanaan bukanlah pengetahuan yang terkumpul, tetapi hati yang memahami.

    Ia adalah cahaya yang menerangi jalan kalian.

    Kebijaksanaan lahir dari mendengarkan, merenung, dan mencintai.

    Carilah kebijaksanaan, sebab ia adalah harta yang tidak pernah hilang.

Cara Menikmati Puisi Kahlil Gibran

Untuk benar-benar memahami puisi Kahlil Gibran, baca dengan hati terbuka dan renungkan setiap baris. Anda bisa membaca puisinya di tempat yang tenang, seperti di taman atau di kamar sambil mendengarkan musik lembut. Cobalah untuk menghubungkan makna puisi dengan pengalaman pribadi Anda. Ini akan membuat puisi Kahlil Gibran terasa lebih hidup dan bermakna.

Kutipan Favorit dari Puisi Kahlil Gibran

Berikut adalah beberapa kutipan terkenal dari puisi Kahlil Gibran yang sering dibagikan:

  • “Cinta tidak memiliki keinginan selain untuk memenuhi dirinya sendiri.”
  • “Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu, mereka adalah anak-anak kehidupan.”
  • “Kebebasan sejati adalah ketika kau bebas dari ketakutan dan keinginan.”

Mengapa Anda Harus Membaca Puisi Kahlil Gibran?

Puisi Kahlil Gibran bukan hanya sekadar kata-kata indah, tetapi juga pelajaran hidup. Setiap puisi mengajak Anda untuk merenung, menghargai kehidupan, dan menemukan kedamaian dalam diri. Baik Anda sedang mencari inspirasi, motivasi, atau sekadar ingin menikmati keindahan sastra, puisi Kahlil Gibran adalah pilihan yang tepat.

Kesimpulan

Puisi Kahlil Gibran adalah harta karun sastra yang menawarkan kebijaksanaan dan keindahan. Dengan membaca 33 puisi ini, Anda akan menemukan cara baru untuk melihat cinta, kehidupan, dan spiritualitas.

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/817053/33-puisi-kahlil-gibran-yang-menyentuh-hati-dan-jiwa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *