Nasional

Sejarah Sel Dari Mikroskop Sederhana hingga Pengobatan Modern

Koranriau.co.id-

Sejarah Sel: Dari Mikroskop Sederhana hingga Pengobatan Modern
Ilustrasi, sel(Doc National Geographic)

PENEMUAN sel menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah ilmu pengetahuan. Berawal dari rasa ingin tahu terhadap dunia mikroskopis, beberapa ilmuwan dari berbagai zaman berperan besar dalam membentuk pemahaman kita tentang dasar kehidupan.

Robert Hooke, Penemu Pertama “Cell”

Tahun 1665, ilmuwan Inggris Robert Hooke memodifikasi mikroskop majemuk dan menggunakannya untuk mengamati sepotong gabus (cork). Di bawah mikroskop, Hooke melihat pola menyerupai ruang-ruang kecil seperti sarang lebah. Ia menamai struktur itu “cell”, karena mengingatkannya pada kamar kecil di biara, tempat para biarawan tinggal.

Hooke kemudian menulis hasil pengamatannya dalam buku Micrographia, yang menjadi salah satu karya ilmiah paling berpengaruh di abad ke-17. Melalui penemuannya, Hooke membuka jalan bagi studi tentang kehidupan yang sebelumnya tak terlihat oleh mata manusia.

Antonie van Leeuwenhoek, Penemu Dunia Mikro

Tak lama setelah Hooke, ilmuwan Belanda Antonie van Leeuwenhoek mengembangkan mikroskop sederhana dengan kemampuan pembesaran hingga 300 kali. Dari alat buatannya sendiri itu, ia menemukan kehidupan mikroskopis yang sama sekali baru, yaitu berupa bakteri dan protozoa yang ia sebut sebagai animalcules atau “hewan-hewan kecil”.

Van Leeuwenhoek juga menjadi orang pertama yang melihat spermatozoa dan bahkan mengamati plak giginya sendiri di bawah mikroskop. Ia melaporkan temuannya kepada Royal Society di Inggris dan dikenal sebagai “Bapak Mikrobiologi.”

Theodor Schwann & Matthias Schleiden, Pencetus Teori Sel

Memasuki abad ke-19, dua ilmuwan asal Jerman, Theodor Schwann (ahli zoologi) dan Matthias Schleiden (ahli botani), mempelajari jaringan hewan dan tumbuhan. Mereka menemukan bahwa baik tumbuhan maupun hewan sama-sama tersusun atas sel.

Dari sinilah lahir Teori Sel (Cell Theory), yang menyatakan bahwa sel adalah unit dasar kehidupan. Namun, pada masa itu mereka masih salah memahami bagaimana sel terbentuk. Schleiden mengira sel berasal dari inti (nukleus), sementara Schwann berpendapat sel terbentuk seperti kristal dari zat di antara sel.

Rudolf Virchow: “Setiap Sel Berasal dari Sel Lain”

Kesalahpahaman itu diluruskan oleh ilmuwan Jerman lainnya, Rudolf Virchow, pada tahun 1855. Ia menegaskan bahwa setiap sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian dikenal melalui ungkapan Latin: “Omnis cellula e cellula.”

Penemuan Virchow menyempurnakan teori sel yang kini menjadi dasar utama biologi modern.

Walter Sutton, Theodor Boveri, dan Penemuan Kromosom

Akhir abad ke-19 menandai awal hubungan antara studi sel dan genetika. Ilmuwan Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan bahwa kromosom di dalam sel berperan penting dalam pewarisan sifat. Penemuan ini menjadi dasar bagi lahirnya bidang baru yang disebut sitogenetika (cytogenetics).

Beberapa dekade kemudian, James Watson dan Francis Crick berhasil menemukan struktur DNA, yang menjelaskan bagaimana informasi genetik tersimpan dan diturunkan melalui sel.

Era Modern

Penelitian sel terus berkembang hingga abad ke-20. Pada 1980-an, para ilmuwan mulai menemukan sel punca (stem cell) sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel lain.

Tahun 1998, ilmuwan James Thomson berhasil mengisolasi sel punca embrionik manusia dan mengembangkan garis keturunannya di laboratorium. Tak lama kemudian, ilmuwan menemukan bahwa sel dewasa dari jaringan seperti kulit juga bisa diprogram ulang menjadi induced pluripotent stem cell (iPSC).

Kini, penelitian tentang sel punca digunakan untuk mengembangkan pengobatan penyakit serius seperti Alzheimer, diabetes, dan penyakit jantung. Siapa sangka, penemuan sederhana dari potongan gabus yang diamati oleh Robert Hooke pada tahun 1665 menjadi awal dari revolusi besar dalam dunia sains. 

Sumber: National Geographic.

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/teknologi/818991/sejarah-sel-dari-mikroskop-sederhana-hingga-pengobatan-modern

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *