Koranriau.co.id-

PASAR saham utama di kawasan Asia-Pasifik melemah tajam pada Senin (13/10), dipicu kekhawatiran meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Penurunan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru hingga 100% terhadap impor asal Tiongkok.
Ancaman tersebut muncul sebagai respons terhadap langkah Beijing yang memperketat kendali atas ekspor mineral langka (rare earths), bahan penting untuk pembuatan perangkat elektronik, kendaraan, hingga semikonduktor. Kebijakan baru Tiongkok itu diberlakukan setelah AS memperluas pembatasan ekspor ke Beijing pada akhir September, meski kedua pihak sebelumnya tampak menunjukkan kemajuan dalam negosiasi dagang sepanjang musim panas.
Langkah pembatasan Tiongkok, yang sebagian mulai berlaku pada November, dikhawatirkan berdampak besar terhadap ekonomi Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Negara-negara tersebut memegang peran penting dalam rantai pasok global teknologi dan industri otomotif.
Di awal perdagangan Senin, indeks saham regional langsung merosot:
- KOSPI Korea Selatan turun 1,5%
- TAIEX Taiwan anjlok 2,3%
- Hang Seng Hong Kong melemah 2,4%
- Shanghai Composite China turun 1,6%
- S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,5%
Sementara itu, bursa saham Tokyo tutup karena hari libur nasional.
Trump disebut terkejut dengan langkah Tiongkok yang dianggap “bermusuhan.” Ia kemudian menyatakan akan memberlakukan tarif tambahan 100% mulai 1 November, yang akan menaikkan total bea impor dari Tiongkok hingga sekitar 130%, mendekati puncak tarif 145% yang terjadi pada puncak perang dagang awal tahun ini.
Ketegangan ini juga mengguncang pasar AS. Pada perdagangan Jumat lalu, S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian terburuk sejak April, sementara Dow Jones mencatat penurunan terdalam sejak Mei.
Sebagai respons, Beijing memperingatkan akan melakukan langkah balasan jika Trump benar-benar menerapkan ancaman tarifnya. Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut aturan ekspor mineral langka sebagai “langkah sah,” dan menuding Washington sebagai penyebab eskalasi.
Meski begitu, nada Washington tampak sedikit melunak. Dalam unggahan di platform Trust Social, Trump menyebut AS “ingin membantu Tiongkok, bukan menyakitinya,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pernyataan tersebut disambut positif oleh pasar. Futures saham AS menguat pada perdagangan Minggu malam waktu setempat. Dow naik 0,87%, S&P 500 meningkat 1,33%, dan Nasdaq melonjak 1,86%.
JD Vance
Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance menyerukan agar Beijing “memilih jalan rasional,” seraya menegaskan bahwa AS “memiliki lebih banyak kartu” jika Tiongkok memilih langkah agresif.
“Ini akan menjadi tarian yang rumit, dan banyak tergantung pada bagaimana Tiongkok merespons,” ujar Vance dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu. (CNN/Z-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/820191/bursa-asia-anjlok-usai-trump-ancam-tarif-baru-100-persen-untuk-impor-tiongkok