Koranriau.co.id-

PENANGANAN stunting menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) pada 2025. Pemkot Tangsel terus memperkuat upaya percepatan penurunan stunting sepanjang 2025 melalui intervensi lintas sektor yang menyentuh keluarga, pelayanan kesehatan, serta pendidikan gizi di tingkat kelurahan dan puskesmas.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menegaskan, penanganan stunting bukan hanya soal menekan angka, tetapi investasi bagi masa depan dan generasi penerus, generasi Emas 2045.
“Kami tidak akan berhenti di sini. Kita akan memperkuat evaluasi, kolaborasi dan memastikan setiap anak Tangsel tumbuh dengan gizi optimal hingga tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas sebagai pemimpin bangsa ini nantinya,” ujar Benyamin dalam keterangannya pada Selasa (25/11).
Angka stunting saat ini berada di 10,5%, dari sebelumnya bahkan sempat menyentuh 19,9%. Benyamin juga mengajak seluruh elemen, mulai dari Posyandu, aparatur kelurahan, hingga orang tua untuk ikut menjadi bagian dari upaya ini.
“Setiap peran kecil, seperti kader posyandu atau kunjungan kader ke keluarga, punya dampak besar. Bersama, kita bisa turunkan angka stunting dan wujudkan Tangsel sebagai kota generasi emas yang unggul dan cerdas,” tambahnya.
Upaya kolaboratif Pemkot Tangsel ini tidak luput dări apresiasi. Baru-baru ini, Kota Tangsel meraih penghargaan bergengsi sebagai kabupaten/kota berkinerja baik dalam percepatan penurunan stunting.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Sekretariat Negara RI (Sekretariat Wakil Presiden) di Jakarta pada Rabu (12/11/2025). Acara ini dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Gibran Rakabuming Raka dengan penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa strategi yang tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dan inovatif, mampu memberikan dampak positif nyata di lapangan.
“Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga motivasi untuk terus memperkuat program gizi dan kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok ibu hamil dan balita,” ujar Allin.
Di tingkat provinsi pun Kota Tangsel juga meraih penghargaan sebagai Juara 1 Capaian Intervensi Penurunan Stunting dan Peringkat 3 Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten.
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur Banten Andra Soni dan diterima langsung oleh Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Provinsi Banten yang diselenggarakan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), pada Sabtu (04/10/2025).
Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas inovasi, konsistensi, dan kolaborasi Pemkot Tangsel dalam mendorong kesehatan masyarakat, terutama untuk generasi muda agar terhindar dari risiko stunting serta memperluas akses layanan kesehatan yang mudah dan gratis.
Adapun untuk menurunkan prevalensi stunting, Pemkot Tangsel telah melaksanakan 35 langkah strategis sepanjang tahun ini yang melibatkan perangkat daerah, tenaga kesehatan, posyandu, hingga masyarakat.
Program strategis tersebut di antaranya seperti pos gizi aktif di seluruh kelurahan untuk pemantauan tumbuh-kembang balita, kunjungan rumah (Ngider Sehat) oleh tim kesehatan guna deteksi dini dan pendampingan keluarga berisiko, serta intervensi sanitasi rumah tangga dan lingkungan untuk meminimalkan faktor kesehatan yang memperpanjang masalah gizi.
Tidak hanya itu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita dan ibu hamil juga rutin dilakukan sebagai bagian intervensi gizi sensitif, ditambah dengan program skrining anemia untuk remaja putri dan tablet tambah darah, serta edukasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) guna mencegah stunting sejak hulu.
Ada pula berbagai pelatihan sepeti pelatihan menyusui dan pemantauan tumbuh kembang balita untuk tenaga kesehatan, guru, dan kader. Ditambah dengan pelatihan skrining deteksi intervensi dini tumbuh kembang, manajemen terpadu balita sakit dan gizi buruk bagi, dan konseling menyusui bagi tenaga kesehatan.
Pembentukan Tim Asuhan Gizi di puskesmas dan rumah sakit juga dilakukan. Orientasi penggunaan antropometri di Posyandu, dan orientasi makanan pendamping ASI (MPASI) bagi tenaga kesehatan serta kader. Pelaksanaan skrining anemia remaja putri, pemberian tablet darah bagi remaja putri, dan pelaksaan Posyandu remaja.
“Kita juga membentuk Kader Remaja DoReMiFaSoLaSiDo (Duta Remaja Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri sebagai agen penggerak dalam kegiatan aksi bergizi di sekolah, dengan mengkampanyekan minum tablet tambah darah 1 kali seminggu bagi remaja putri, sarapan gizi seimbang dan aktivitas fisik,” jelas Allin.
Tidak hanya itu, untuk menekan angka stunting ini, Dinkes Tangsel juga melakukan pemeriksaan kesehatan calon pengantin di fasilitas kesehatan, skrining dan deteksi dini ibu hamil risiko tinggi, ibu bersalin dan bayi balita risiko tinggi, serta pemeriksaan kesehatan ibu hamil sesuai standar juga pemeriksaan USG dasar terbatas oleh dokter umum.
Langkah lain seperti Pekan Ibu Hamil Sehat di pusat perbelanjaan, pelaksanaan imunisasi, webinar gizi, pendampingan terhadap keluarga berisiko stunting hingga pembangunan jamban sehat bekerja sama dengan CSR juga menjadi bagian dari strategi menyentuh masyarakat secara langsung.
Berbagai sosialisasi juga dilakukan seperti KB Paska Salin, skrining penyakit menular dan penyakit tidak menular, penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak bagi masyarakat, serta Buku Kesehatan Ibu dan Anak Khusus Bayi Kecil bagi tenaga kesehatan.
Dengan strategi yang matang, sinergi lintas sektor, dan kepemimpinan yang konsisten, Tangsel menargetkan untuk menurunkan prevalensi stunting mendekati nol pada 2026. (Cah/P-3)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/megapolitan/833706/usaha-menurunkan-angka-stunting-di-tangsel-berhasil-diganjar-banyak-penghargaan-




