Koranriau.co.id – 
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menerima laporan masuknya beras ilegal ke wilayah Indonesia usai pengungkapan kasus beras ilegal 250 ton di Sabang. Kali ini, temuan terjadi di Batam, dengan total mencapai 40,4 ton.
Amran mengatakan laporan tersebut diterima pada malam hari melalui kanal pengaduan “Lapor Pak Amran”.
Ia menuturkan ada kapal yang sedang sandar sekitar pukul 23.00 WIB dan diduga membawa beras tanpa izin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tadi malam ada laporan dari Batam melalui ‘Lapor Pak Amran’ menyampaikan bahwasannya ada beras yang sandar, sementara perjalanan sandar. Sandarnya jam 11 malam,” ujar Amran dalam konferensi pers di kediamannya, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).
“Kemudian kami langsung konfirmasi, kami komunikasi dengan Pak Pangdam Kepri, Pangdam Kapolda Kepri, Walikota, Pak Gubernur, dan Pak Dandim setempat, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh aparat pemerintah yang bertindak cepat dan mengamankan beras 40 ton,” tambahnya.
Amran menambahkan penindakan berlangsung cepat setelah laporan diterima.
Ia menjelaskan laporan diterima setelah waktu magrib dan segera ditindaklanjuti. Penindakan dilakukan hingga tengah malam, dan hasil pemeriksaan menunjukkan barang-barang tersebut berstatus ilegal.
Selain beras, ditemukan pula minyak goreng yang masuk tanpa izin alias ilegal. Amran memandang hal ini sebagai situasi yang janggal, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Terkait pernyataan yang menyebut impor diperbolehkan oleh pemerintah daerah karena harga lebih murah, Amran menegaskan kondisi harga dunia saat ini dipengaruhi posisi Indonesia sebagai negara dengan pasar besar.
Ia menyebut laporan harga yang masuk dari Batam menunjukkan nilai sekitar Rp5.700 per kilogram, sementara harga global menurun karena Indonesia tidak melakukan impor dalam jumlah besar.
Amran mengingatkan Indonesia pernah mengimpor hingga 7 juta ton beras pada 2023-2024, yang turut mempengaruhi pergerakan harga dunia.
“Harga di Thailand itu sama di Batam. Itu laporan aku terima malam itu, harganya Rp5.700-Rp6.000 per kg berasnya. Harga turun di negara lain, karena Indonesia tidak impor. Indonesia adalah importir terbesar,” ujarnya.
Amran menegaskan seluruh temuan barang ilegal di Batam telah disegel dan sedang diproses sesuai ketentuan di Pelabuhan Tanjung Sengkuang.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani merinci temuan barang-barang ilegal yang ikut diamankan dalam operasi tersebut.
“Minyak gorengnya 2,04 ton. Tepung terigunya 600 kg. Terus, susunya 900 liter. Parfumnya itu ada 240 pieces parfum. Mi impornya ada 360 pieces. Kemudian, frozen food, makanan yang dibekukan itu ada 30 dus,” jelasnya.
Rizal mengatakan ada tiga kapal yang ditangkap dalam operasi ini, yaitu KM Permata Pembangunan, KM Sampurna 03, dan KM Rezki.
Sebanyak lima anak buah kapal (ABK) telah diperiksa, sementara seluruh beras yang disita masih dalam kondisi tersegel menunggu proses lebih lanjut.
Ia menilai upaya penyelundupan ini menimbulkan risiko terhadap stabilitas pasar serta keamanan pasokan pangan.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengungkap masuknya 250 ton beras ilegal ke Sabang, Aceh, pada Minggu (23/11). Amran menyatakan laporan diterima sekitar pukul 14.00 dan langsung ditindaklanjuti dengan penyegelan gudang milik PT Multazam Sabang Group.
Ia menekankan perintah Presiden Prabowo Subianto adalah tidak melakukan impor karena stok dalam negeri dinilai mencukupi. Selain Sabang, Amran juga sempat menyebut adanya laporan serupa di Batam yang kemudian terbukti melalui temuan terbaru ini.
(del/sfr)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20251125120342-92-1299180/tak-hanya-di-sabang-amran-temukan-lagi-beras-ilegal-404-ton-di-batam




