Koranriau.co.id-

Pemerintah memperkuat kemandirian pupuk nasional melalui pembangunan pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia. Produksi dalam negeri ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan impor sekaligus menekan biaya produksi pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan bahwa pabrik berkapasitas 100 ribu per tahun tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.
“Kita mengganti pabrik yang sudah tua karena sudah tidak efisien. Sehingga kita harapkan selain produktivitasnya meningkat, namun juga dari sisi ongkos produksinya bisa kita tekan, selain itu diharapkan ini bisa mensubtitusi impor pupuk,” kata Sudaryono dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (24/12).
Sudaryono mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik NPK Nitrat ini merupakan bagian dari rencana pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga tahun 2029. Langkah tersebut selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan sektor pangan dan pertanian sebagai prioritas pembangunan nasional.
”Ini bagian dari 7 pabrik yang kita bangun sampai dengan tahun 2029. Sehingga ini menambah kapasitas kita dalam kaitannya menyongsong visi dari Presiden kita yang menempatkan pangan dan pertanian, sektor pertanian, menjadi program prioritas. Sehingga kebutuhan pupuk harus selaras dengan tuntutan program yang akan dijalanan oleh pemerintah,” jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya juga menyampaikan bahwa selain peningkatan kapasitas produksi, pemerintah juga terus melakukan pembenahan tata kelola pupuk, mulai dari penyederhanaan distribusi hingga kebijakan harga, salah satunya melalui diskon harga pupuk subsidi sebesar 20% yang telah diputuskan Presiden.
”Sejauh ini Pupuk Indonesia telah mencatatkan prestasi yang baik. Pertama, pupuknya dipenuhi. Kedua, distribusinya disederhanakan untuk memastikan semua petani yang punya hak untuk mengambil pupuk subsidi tidak ada masalah. Ketiga, Bapak Presiden memutuskan untuk diskon harga pupuk subsidi 20 persen dari harga sebelummya. Dan ini akan terus berlanjut, pabrik baru, kapasitas baru, efisiensi lebih bagus dibandingkan sebelumnya,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa selama ini Indonesia tercatat masih mengimpor sekitar 450 ribu ton NPK Nitrat per tahun. Ia menyebut pabrik NPK Nitrat di Pupuk Kujang menjadi tonggak penting bagi industri pupuk nasional.
“Apa yang kita bangun ini akan menjadi landasan sejarah baru pembangunan industri pupuk dan pertanian secara keseluruhan. Selama ini Indonesia mengimpor NPK Nitrat 450 ribu ton. Hari ini kita bangun dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun di Pupuk Kujang. Perlahan kita akan upayakan untuk bisa mendominasi rumah kita sendiri sehingga sebagian besar dari NPK Nitrat yang beredar di Indonesia harapannya akan keluar dari produksi Pupuk Indonesia Group,” ucapnya.
Ia menambahkan, dengan investasi sekitar Rp550–600 miliar, pabrik ini tidak hanya ditujukan untuk menggantikan impor, tetapi juga menurunkan harga pupuk NPK Nitrat agar lebih terjangkau bagi petani. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi pertanian sekaligus meningkatkan daya saing produk pertanian nasional.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa ketersediaan pupuk yang memadai dan terjangkau menjadi faktor penting dalam menjaga produktivitas pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Ia juga mendorong pengembangan pupuk organik untuk pertanian yang berkelanjutan.
“Mudah-mudahan Pupuk Indonesia bisa terus memproduksi kepentingan pupuk yang bisa mendorong produktivitas dengan menumbuhkan kembali unsur-unsur hara dan mikroorganisme di sawah-sawah masyarakat. Ini harapan kita dan sehingga apa yang dibutuhkan ke depan harus semakin memperbanyak juga pupuk organiknya karena itu menjadi bagian penting untuk membangun dan mengembangkan mikroorganisme sawah,” tandasnya. (E-3)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/843704/wamentan-resmikan-pembangunan-pabrik-npk-nitrat-pertama-di-indonesia




