Koranriau.co.id-

SELAMA ini Bulan dikenal sebagai benda langit yang nyaris tidak memiliki atmosfer. Namun, mengutip dari laman Science Alert, penelitian menunjukkan bahwa sebagian partikel atmosfer Bumi ternyata “bocor” dan berpindah ke permukaan Bulan. Proses ini diduga telah berlangsung selama miliaran tahun.
Para ilmuwan menemukan keberadaan unsur-unsur volatil dalam jumlah cukup tinggi di regolit Bulan, yaitu lapisan debu dan batuan halus yang menutupi permukaannya. Temuan ini sudah diketahui sejak misi Apollo membawa pulang sampel tanah Bulan ke Bumi. Namun asal-usul unsur-unsur tersebut masih menjadi perdebatan.
Angin Matahari sempat dianggap sebagai sumber utama, tetapi mekanisme itu dinilai belum cukup menjelaskan tingginya kadar unsur tertentu, terutama nitrogen. Karena itu, para peneliti mulai mempertimbangkan peran atmosfer Bumi sebagai sumber tambahan.
Sebelumnya, para ilmuwan beranggapan bahwa atmosfer Bumi hanya mungkin mencapai Bulan pada masa awal sejarah Bumi, ketika planet ini belum memiliki medan magnet. Setelah medan magnet terbentuk, diyakini partikel-partikel atmosfer akan terperangkap dan tidak bisa lepas.
Namun, asumsi tersebut diuji ulang oleh tim astrofisikawan dari University of Rochester. Mereka mensimulasikan dua skenario, pertama kondisi “Bumi purba” tanpa medan magnet dengan angin Matahari yang lebih kuat, serta kondisi “Bumi modern” dengan medan magnet kuat dan angin Matahari lebih lemah.
Hasilnya justru menunjukkan bahwa skenario Bumi modern lebih sesuai dengan data. Angin Matahari ternyata mampu menghantam partikel bermuatan dari atmosfer Bumi dan mendorongnya mengikuti garis-garis medan magnet.
Medan magnet Bumi sendiri tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan memanjang seperti ekor komet akibat tekanan angin Matahari. Ketika Bulan melintasi ekor magnetosfer ini, partikel-partikel tersebut dapat terdeposit di permukaan Bulan.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan mekanisme serupa dapat mengantarkan oksigen ke Bulan, yang berperan dalam pembentukan air dan bahkan proses perkaratan di permukaan Bulan.
Karena proses “kebocoran” atmosfer ini berlangsung sangat lama, unsur-unsur volatil memiliki cukup waktu untuk menumpuk di regolit Bulan. Menariknya, karena komposisi atmosfer Bumi telah berubah drastis sepanjang sejarahnya, Bulan berpotensi menjadi semacam kapsul waktu alami yang menyimpan jejak atmosfer Bumi dari masa ke masa.
Temuan ini tidak hanya mengubah pemahaman tentang hubungan antara Bumi dan Bulan, tetapi juga membuka peluang baru untuk mempelajari evolusi atmosfer planet kita melalui arsip yang tersimpan di permukaan Bulan. (Science Alert/Z-10)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/teknologi/843932/studi-medan-magnet-bumi-justru-menyalurkan-atmosfer-ke-bulan




