Koranriau.co.id-

METODE kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) bagi ASN, baik PNS maupun PPPK dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan bahwa dengan jumlah ASN sebesar 5,8 juta Indonesia, dengan asumsi yang tidak bergerak di pelayanan 23% (77% ASN di pelayanan). Jumlah tersebut tidak terlalu besar dan berpengaruh pada ekonomi jika diterapkan WFA.
“Pun diberikan fasilitas WFA juga tidak berarti dapat berlibur karena seharusnya mereka bekerja bukan berlibur. Jadi saya melihat memang tidak ada sangkut pautnya dengan pergerakan ekonomi,” ucap Huda saat dihubungi, Jumat (19/12).
Huda menyatakan, alasan paling masuk masuk akal pemerintah memberikan kebijakan WFA untuk ASN dikarenakan anggaran yang dikuasai sudah habis serta para ASN yang dinilai tidak optimal dalam bekerja.
“Maka untuk menghemat biaya operasional kantor, di-WFA-kan saja. Tidak ada rapat-rapat lagi dan sebagainya. Jadi ya WFA-in saja, itu lebih masuk akal,” imbuhnya.
Lebih jauh, Huda menuturkan apabila pemerintah ingin menggerakkan roda perekonomian saat Nataru, dirinya menyarankan agar pemerintah juga memberikan kebijakan WFA untuk pegawai swasta.
“Bandingkan jika yang diliburkan adalah pegawai swasta yang jumlahnya puluhan juta. Itu bisa menggerakan pariwisata di daerah,” ujar Huda.
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-Rebiro) Rini Widyantini mengatakan Apartur Sipil Negara (ASN) mencangkup PNS maupun PPPK dapat bekerja dari mana saja atau work from anywhere saat libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Para ASN, ujar dia, dapat WFA mulai 29-31 Desember 2025. Merespon hal itu, Dari hal tersebut, dirinya tidak melihat dampak yang signifikan ketika diberikan fasilitas WFA. (E-4)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/842173/asn-diminta-wfa-saat-nataru-pengamat-sebut-tidak-akan-berdampak-kepada-ekonomi




