Nasional

Bali Jadi Pusat Industri Pornografi Global Kasus Bonnie Blue Bongkar Jaringan Lama yang tak Tersentuh

Koranriau.co.id-

Bali Jadi Pusat Industri Pornografi Global? Kasus Bonnie Blue Bongkar Jaringan Lama yang tak Tersentuh
Produksi konten film porno di Bali.(MI/Arnold Dhe)

PENANGKAPAN bintang film porno asal Inggris, Bonnie Blue, 27, bersama 17 orang di sebuah vila di Pererenan, Canggu, pekan lalu, menjadi titik ledak yang mengguncang Pulau Dewata. Namun di balik kehebohan yang meledak di permukaan, para pemerhati pariwisata menyebut kasus ini hanyalah puncak dari gunung es, menyingkap industri gelap yang telah lama hidup di balik gemerlap Bali.

Menurut Giostanovlatto, pendiri Hey Bali, praktik produksi konten porno di Bali bukanlah fenomena baru, melainkan industri bawah tanah yang terorganisasi.

“Kasus Bonnie Blue hanya mengonfirmasi apa yang sudah lama kami pantau. Ini bukan insiden tunggal, ini jaringan,” ujarnya, Minggu (7/12).

Bukti yang Sudah Ada Sebelum Penangkapan: Raw Footage dari Vila Mewah

Beberapa bulan sebelum penangkapan Bonnie, Hey Bali menerima kartu memori misterius berisi cuplikan mentah proses syuting film porno di sebuah vila mewah. Rekaman itu memperlihatkan model asing, kru profesional, serta peralatan produksi ringkas yang umum dipakai tim komersial.

“Ini bukan hasil iseng turis. File-nya jelas hasil produksi profesional,” kata Giostanovlatto.

Temuan ini menguatkan dugaan bahwa Bali telah lama dimanfaatkan sebagai lokasi produksi terpencil, memadukan privasi vila-vila eksklusif dan minimnya pengawasan.

Pola Operasi yang Berulang dan Sulit Terdeteksi

Sejak Agustus 2025, tim Hey Bali bersama sejumlah jurnalis lokal telah mengamati pola mencurigakan yang berulang di berbagai kawasan wisata. Para pelaku biasanya datang ke Bali dengan dalih berlibur, menyewa vila untuk waktu singkat, lalu berpindah lokasi hanya dalam hitungan hari.

Mereka membawa peralatan kamera berukuran kecil sehingga tidak menarik perhatian, sementara komposisi orang yang terlibat relatif sama dari satu lokasi ke lokasi lain.

Aktivitas mereka berlangsung cepat; proses produksi bisa selesai hanya dalam waktu singkat sebelum mereka meninggalkan vila dan berpindah ke tempat lain.

Pola ini menunjukkan operasi efisien dan minim risiko, dirancang untuk melewati radar otoritas maupun warga lokal.

Namun ketika temuan awal disampaikan ke pihak terkait, respons yang diterima hanya “dingin”.

“Seolah ini bukan masalah mendesak. Padahal pola aktivitasnya begitu jelas,” ujarnya.

Kekosongan tindak lanjut itu, katanya, membuat para pelaku merasa memiliki ruang gerak aman.

Bali dalam Peta Industri Porno Global

Dalam beberapa tahun terakhir, konten dengan latar Bali kian sering ditemukan di situs-situs film dewasa internasional.

“Silakan cek dengan kata kunci ‘Bali location’ atau ‘Balinese scene’. Jumlahnya cukup banyak untuk dianggap kebetulan,” ujar Giostanovlatto.

Penelusuran awal yang dilakukan Hey Bali menunjukkan bahwa para pelaku memanfaatkan suasana alami Bali yang eksotis, keramahan masyarakat, serta ketersediaan vila-vila privat yang menawarkan ruang produksi tertutup.

Tingginya mobilitas wisatawan di kawasan-kawasan tertentu juga membuat aktivitas keluar-masuk kru produksi terlihat seperti rutinitas biasa, sehingga keberadaan mereka jarang menimbulkan kecurigaan.

Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian produksi diduga dilakukan di area yang memiliki nilai sakral. “Ada yang syuting di sekitar kawasan pura. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga bentuk pelecehan terhadap nilai budaya Bali,” tambahnya. (Z-10)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/nusantara/837670/bali-jadi-pusat-industri-pornografi-global-kasus-bonnie-blue-bongkar-jaringan-lama-yang-tak-tersentuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *