Koranriau.co.id-
Jakarta –
Korban bakery gluten free palsu angkat bicara soal kronologi awal terungkapnya tabir kebohongan bakery tersebut. Semua bermula dari cake mocha ‘jadul’ yang dinikmati sang anak.
Kasus penipuan sebuah bakery yang mengusung label palsu untuk produk gluten free, dairy free, sugar free, hingga vegan, masih menyita perhatian. Diketahui bakery itu berupa usaha online di Jakarta bernama Bake n Grind.
Mereka sekadar asal memberi label tersebut, padahal produk aslinya tidak seperti itu. Alhasil, konsumsi produk mereka memakan korban. Salah satu korban pun membuat unggahan Instagram yang berakhir viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban tersebut bernama Felicia Elizabeth yang memiliki anak usia 17 bulan bernama Kai. Sang anak yang menderita eksim akut harus mengonsumsi makanan yang tepat. Karena itu, Felicia mempercayakan produk Bake n Grind selama hampir lebih dari 1 tahun.
Felicia menaruh kepercayaan penuh pada bakery nakal tersebut dengan semua klaim yang dibubuhkan yaitu ‘Gluten Free, Dairy Free, Egg Free, Vegan, dan menggunakan Stevia’. Namun, selama Kai mengonsumsi produk Bake n Grind, diakui Felicia, anaknya terus mengalami ruam yang kambuh.
Hanya saja Felicia masih bingung. Ia malah menyalahkan sumber makanan lain karena ia yakin betul dengan keaslian klaim Bake n Grind. Namun kepercayaan itu hancur total pada 11 Agustus 2025.
Kepada detikFood (19/10/2025), Felicia mengatakan Kai untuk pertama kalinya mengonsumsi langsung produk “Cake Mocha Djadoel” dari Bake n Grind. Seketika itu, sang anak langsung alami reaksi alergi akut yang parah.
Wajah Kai bengkak dan sekujur tubuhnya memerah panas seperti terbakar. Felicia pun tak tinggal diam. Ia menyelidiki sendiri Bake n Grind lebih jauh.
![]() |
Investigasi dimulai dengan melakukan tes laboratorium atas produk Bake n Grind. Ditemukan kalau produk “Cake Mocha Djadoel” ternyata positif mengandung gluten. Produk ini diduga memang dibeli dan dikemas ulang dari merek lain yaitu Bolu Medan C & F.
Kemudian Felicia coba pesan kembali roti dari bakery tersebut dan mengambil sendiri di tempat pembuatannya. Namun, diketahui tempat operasional Bake n Grind hanya berupa rumah tinggal dan tidak ditemukan adanya aktivitas pembuatan roti (baking).
Felicia juga mendapat data tambahan dari pembantu di bakery tersebut. Berupa foto-foto produk merek lain dan instruksi pemilik bakery agar bekas bungkusan merek lain segera dibersihkan.
Setelah mendapatkan bukti yang cukup, Felicia mengkonfrontir pemilik Bake n Grind yang bernama Felicia Novenna. Ia disebut mengakui semua kesalahannya, termasuk menyatakan telah melakukan klaim yang tidak sesuai dengan label yang tertera dan mengambil beberapa produk dari beberapa supplier yang tidak sesuai dengan klaim untuk kemudian dikemas ulang dan dijual ke konsumen.
“Dia memangsa kepercayaan seluruh komunitas yang membutuhkan makanan aman, yaitu orang dengan alergi, dengan kondisi autoimun, dan para orang tua seperti saya. Ini bukan bisnis. Ini adalah tindakan keji yang mempertaruhkan kesehatan dan nyawa orang lain demi keuntungan semata, dan korbannya bisa siapa saja yang percaya pada labelnya,” terang Felicia.
Akhirnya pada 17 Oktober 2025, ia mengajukan laporan ke Polda Metro Jaya terhadap Felicia Novenna. Laporan polisi ini diajukan atas dugaan pelanggaran berlapis terhadap serangkaian peraturan perundang-undangan.
Di antaranya (1) Pasal 378 KUHP (Penipuan); (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (3) Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan; (4) Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE); (5) Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Sebagai korban, Felicia berharap pihak kepolisian dapat segera melakukan penyelidikan dan penyidikan secara tuntas untuk menegakkan hukum dan memastikan bahwa pelaku usaha tidak dapat lagi membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dengan kondisi medis khusus, demi keuntungan pribadi.
(adr/adr)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-8169123/cake-mocha-jadi-pembuka-tabir-kebohongan-pemilik-bakery-gluten-free-palsu