Koranriau.co.id-

BAGI Aryan Asari, ketika mendengar suara pesawat terbang, ia akan segera berlari keluar rumah untuk mencarinya. Matanya atanya menatap ke atas, mencari titik logam yang melintasi angkasa. Melihat pesawat menjadi hobinya. Namun kini, suara itu justru menghantui.
Kamis pekan lalu, langit Ahmedabad menjadi saksi bisu peristiwa yang akan selamanya mengubah hidup Aryan. Dari atap rumah ayahnya, ia sedang merekam video pesawat-pesawat yang melintas, kegiatan sederhana yang ia impikan sejak masih tinggal di desa.
Tapi siang itu, langit biru berubah menjadi abu-abu kelabu ketika sebuah pesawat Air India Dreamliner 787-8 jatuh di depan matanya dan meledak. Sebanyak 241 orang tewas di dalam pesawat, dan hampir 30 lainnya meregang nyawa di daratan.
Aryan, yang tanpa sengaja merekam seluruh kejadian dengan ponselnya, menjadi saksi langsung salah satu kecelakaan penerbangan paling tragis dalam sejarah India. Suaranya bergetar saat menceritakan ulang peristiwa itu.
“Saya melihat pesawat itu. Ia terus turun, bergoyang, lalu jatuh… tepat di depan mata saya,” kata Aryan kepada BBC.
Video yang ia rekam kini menjadi bukti penting bagi penyelidikan.
Impiannya Terbang Tinggi, Lalu Terbakar
Maganbhai Asari, ayah Aryan, menceritakan bahwa putranya selalu penasaran tentang pesawat sejak kecil. Aryan sering bertanya apakah dari atap rumah sang ayah yang baru di dekat bandara itu ia bisa melihat pesawat dari dekat. “Saya selalu bilang, di sini kamu bisa melihat ratusan pesawat,” kenangnya.
Asari adalah seorang pensiunan tentara yang kini bekerja di layanan metro kota. Ia telah tinggal selama tiga tahun di sebuah lingkungan dekat bandara. Baru-baru ini ia pindah ke sebuah rumah dengan kamar berukuran kecil di atap bangunan tiga lantai, dengan pemandangan skyline kota yang terbuka.
Istrinya dan dua anaknya , Aryan dan kakak perempuannya, tinggal di desa dekat perbatasan negara bagian Gujarat dan Rajasthan.
“Ini adalah pertama kalinya Aryan ke Ahmedabad. Sebenarnya, ini juga pertama kalinya dalam hidup ia meninggalkan desanya,” ujar Asari.
Kehadiran Aryan di Ahmedabad sebenarnya hanya kebetulan. Ia datang bersama kakaknya yang akan mengikuti ujian masuk akademi kepolisian. Rencananya sederhana, membeli buku tulis dan pakaian baru, menghabiskan waktu bersama ayah, dan tentu saja, melihat pesawat.
Hari itu, setelah makan siang bersama, Asari berangkat kerja, meninggalkan anak-anak di rumah. Aryan naik ke atap, membawa ponselnya, dan mulai merekam langit.
Pesawat yang ia lihat dari kejauhan tampak aneh, bergetar, tidak stabil, seperti kehilangan kendali. Ia terus merekam, belum sepenuhnya memahami bahwa ia sedang menyaksikan detik-detik menuju tragedi. Hingga api dan asap membumbung tinggi dari bangunan di kejauhan.
Ketakutan yang Tak Bisa Dihapus
“Dia langsung menelepon saya. Suaranya gemetar. ‘Saya melihatnya, Papa. Saya melihat pesawat itu jatuh,’ katanya. Ia terus bertanya apa yang akan terjadi padanya,” ujar Asari. “Saya bilang padanya untuk tenang, tapi ia sangat ketakutan.”
Aryan mengirim video itu kepada ayahnya. Namun dalam kondisi panik, ia juga mengirimkannya ke beberapa teman. Dalam hitungan jam, video tersebut menyebar luas. Rumah Asari langsung dikerubungi wartawan, tetangga, bahkan polisi yang datang untuk meminta keterangan.
Meski sempat muncul laporan bahwa Aryan ditahan, sang ayah menegaskan bahwa putranya hanya dimintai keterangan selama beberapa jam. “Tapi dia sudah sangat terguncang. Jadi kami memutuskan mengirimnya kembali ke desa.”
Mencoba Bangkit
Kini Aryan telah kembali ke sekolah. Tapi hidupnya tak lagi sama. “Setiap kali ponselnya berdering, dia langsung ketakutan,” kata ibunya. Ia kini enggan melihat ke langit. Tak lagi tertarik pada pesawat, yang dulunya begitu ia kagumi.
Ayahnya yakin, waktu akan menyembuhkan. “Saya rasa, anak saya tidak akan pernah lagi mencari pesawat di langit.” (BBC/P-4)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/783287/dari-hobi-melihat-pesawat-di-langit-kisah-aryan-remaja-yang-merekam-tragedi-air-india