Koranriau.co.id-

DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyampaikan, pada 26 Mei 2025, Puskesmas Danurejan 1 sebagai Lokus Surveilans Sentinel influenza Like Hiness (IU) menemukan suspek covid-19. Suspek itu terbukti positif dengan pemeriksaan RT-PCR.
Sementara itu, melalui surveilans berbasis indikator dengan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) yang diterapkan di puskesmas dan RS, tidak ditemukan covid-19 pada 18-24 Mei 2025.
“Selanjutnya sampai minggu ke-24 (8-14 Juni) tidak ditemukan kasus covid-19 di Kota Yogyakarta,” terang dia.
Atas temuan kasus covid-19 di Puskesmas Danurejan 1 sebagai lokus Surveilans Sentinel Influenza Like Iliness (ILI), Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Danurejan 1 melakukan tracing dan identifikasi Kontak Erat (KE).
Hasilnya, pasien periksa di Puskesmas Danurejan 1 terdaftar dalam Kartu Keluarga kakek-nenek.
“Hasil tracing, pasien atas nama QSA, umur 5 tahun, domisili di wilayah Kabupaten Sleman,” terang dia.
Kontak Erat (KE) Keluarga di Kota Yogyakarta tidak menunjukkan gejala klinis covid-19.
Pemantauan Kontak Erat (KE) oleh puskesmas telah dilakukan sampai dengan dua kali masa inkubasi (14 hari) dan sampai 2 Juni 2025 tidak ditemukan keluarga yang mengalami gejala klinis covid-19.
Pihaknya juga melakukan edukasi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) kepada keluarga, penggunaan APD, cuci tangan, pembatasan interaksi, dan terkait faktor risiko lainnya.
Ia mengatakan, tata laksana penanganan covid-19 memperhatikan beberapa hal. Pertama, covid-19 saat ini bukan lagi sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena telah dicabut oleh WHO pada 5 Mei 2023.
Di sisi lain, imunitas masyarakat Kota Yogyakarta terhadap covid-19 telah terbentuk sehingga memiliki kemampuan menangkal perburukan infeksi covid-19 karena vaksinasi di Kota Yogyakarta telah dilaksanakan lebih dari dua kali dengan capaian lebih dari 100%.
Varian Covid-19
Selain itu, sebanyak 99,0% penduduk kota memiliki antibody SARS-Cov-2 berdasarkan hasil survei nasional ke-4 tahun 2023 dengan pengambilan sampel sebanyak 171 orang pada penduduk di 11 kelurahan di Kota Yogyakarta. Survei dengan disain stratified multi-stage sampling tersebut bisa digeneralisasi ke seluruh populasi dan berlaku di Kota Yogyakarta.
Ia mengatakan, umumnya varian covid-19 yang ada di Indonesia adalah MB.1.1 dan menurut WHO varian itu belum termasuk dalam daftar Variant of Interest (VOI) atau tidak menyebabkan peningkatan penularan dan virulensi.
Varian tersebut juga belum termasuk Variant Under Monitoring (VUM) atau tidak mengalami perubahan tipe yang diperkirakan dapat merugikan tetapi belum didukung oleh temuan epidemiologi yang signifikan.
Gejala
Gejala yang ditimbulkan akibat varian tersebut mirip dengan varian covid-19 sebelumnya, antara lain demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi
Selanjutnya, untuk kewaspadaan covid-19 di Kota Yogyakarta, koordinasi kewaspadaan dilakukan pada 5 Juni 2025, di Dinas Kesehatan. Koordinasi itu berhasil merumuskan dan menetapkan aktifitas kewaspadaan di tingkat dinas Kesehatan, puskesmas, rumah sakit, PSC 119, dan lintas sektor.
Aktivitas utama dalam pencegahan dan pengendalian covid-19 dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain penguatan kewaspadaan melalui mekanisme Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) di Puskesmas dan Rumah Sakit. Selain itu, penyelidikan epidemiologi (PE) kasus konfirmasi covid-19, peningkatkan promosi kesehatan kewaspadaan covid-19, menyiapkan RS rujukan covid-19, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, hingga menetapkan alur pelayanan dalam status kewaspadaan covid-19, dan kesiapan sarana penunjang di puskesmas dilakukan. (AT/E-4)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/nusantara/781878/ditemukan-1-kasus-covid-19-di-kota-yogyakarta