Koranriau.co.id-

RENDAHNYA kesadaran dan literasi masyarakat Indonesia mengenai kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian serius bagi kalangan akademisi. Guru Besar Ilmu Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg. M.Sc., Ph.D, menegaskan bahwa edukasi harus menjadi prioritas utama guna menekan angka penyakit gigi dan gusi di tanah air.
Prof. Amaliya menyoroti pentingnya pergeseran fokus masyarakat dari sekadar mengobati menjadi mencegah. Menurutnya, pendekatan terbaik saat ini adalah melalui kampanye yang bersifat promotif dan preventif.
“Melihat dari kesadaran masyarakat dan literasi yang sangat rendah, prioritas utama kita adalah kampanye edukasi promotif preventif. Promotif itu kan meningkatkan, preventif itu mencegah,” ujar Prof. Amaliya, dikutip Jumat (19/12).
Mencegah Kerusakan Permanen
Salah satu alasan kuat mengapa edukasi ini mendesak adalah risiko kerusakan permanen pada jaringan penyangga gigi. Prof. Amaliya menjelaskan bahwa peradangan gusi yang diabaikan dapat memburuk menjadi kondisi kronis yang sulit ditangani.
“Sebelum penyakit gusi berubah menjadi periodontitis yang tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula, dari awal gusi itu harus sudah dirawat,” tambahnya.
Melalui bekal pengetahuan yang cukup, masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam melakukan perawatan mandiri.
Selain itu, literasi yang baik akan mendorong warga untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan saat menemui gejala awal peradangan, sehingga infeksi tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.
Peran Pola Makan dan Nutrisi
Selain teknik pembersihan gigi, edukasi kesehatan rongga mulut juga harus mencakup aspek gaya hidup, terutama pola makan. Prof. Amaliya menekankan bahwa apa yang kita konsumsi berdampak langsung pada kondisi mulut. Sebagai langkah awal, ia menyarankan pembatasan konsumsi gula, khususnya bagi anak-anak, untuk meminimalisir risiko karies dan peradangan.
Lebih lanjut, ia memaparkan pentingnya asupan nutrisi spesifik untuk menjaga kekuatan gusi dan gigi. Zat-zat seperti Vitamin E, Vitamin C, dan zinc (seng) disebut memiliki peran krusial sebagai garda pertahanan rongga mulut.
“Itu semua merupakan elemen-elemen atau zat-zat yang sangat baik untuk mencegah peradangan, antioksidan untuk menangkal radikal bebas, dan *zinc* itu melindungi kita terhadap bakteri yang menyebabkan penyakit gigi dan gusi,” jelasnya menutup diskusi.
Dengan penguatan edukasi yang menyeluruh—mulai dari pencegahan klinis hingga pengaturan nutrisi—diharapkan angka kesehatan gigi masyarakat Indonesia dapat meningkat secara signifikan di masa depan. (Ant/Z-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/841886/edukasi-preventif-jadi-kunci-atasi-rendahnya-literasi-kesehatan-gigi




