Nasional

Ekspansi Pasar Budaya Ngopi yang Tinggi di Indonesia

Koranriau.co.id-

Ekspansi Pasar Budaya Ngopi yang Tinggi di Indonesia
Budaya ngopi di Indonesia telah bertransformasi dari sekadar kebiasaan menjadi gaya hidup dan bisnis yang berkembang pesat.(Istimewa)

AKTIVITAS minum kopi telah berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup urban. Kafe dan kedai kopi dengan konsep unik dan menarik pun semakin menjamur di berbagai kota, menjadi tempat berkumpul yang populer bagi masyarakat Indonesia, terutama anak muda yang didominasi generasi milenial dan gen Z.

Menurut Bardon Matthew, CEO Flash Coffee Indonesia, bisnis Food and Beverage (FnB) kini semakin menggeliat seiring pemulihan ekonomi pascapandemi. Para pelanggan kini tidak lagi hanya pesan kopi favorit mereka secara daring (online) tetapi juga luring (offline), sehingga butuh tempat yang nyaman dan cozy.  

“Orang butuh tempat untuk nongkrong, mengerjakan tugas, atau ketemu relasi bisnis yang nyaman. Apalagi sekarang banyak kantor menerapkan konsep work from anywhere (WFA),” ujar Bardon dalam bincang dengan media, Jumat (25/7). 

Bardon menyebut budaya ngopi di kalangan generasi muda saat ini merupakan perpaduan unik antara suasana perkotaan, identitas lokal, dan standar global. Generasi ini menyerap tren global dalam industri kopi, namun tetap mempertahankan elemen-elemen lokal dalam preferensi rasa dan suasana. 

Karena itu, lanjut Bardon, dalam melakukan ekspansi pasar, pihaknya memperhitungkan faktor tersebut. Misalnya, dengan menghadirkan kopi blend antara kopi Arabika Indonesia dan Brasil untuk menciptakan rasa yang kaya, menggabungkan karakteristik kopi dari masing-masing negara.

Selain itu, hal penting yang diperhatikan yaitu desain interior, suasana urban, dan identitas lokal pada kedai kopi atau kafe, yang menciptakan atmosfer yang nyaman bagi generasi muda untuk berkumpul, bekerja, atau sekadar bersantai.

“Desain kita unik, menggabungkan modern dan klasik yang cukup (merepresentasikan) Indonesia.  Seperti bata-bata merah ini kan kayak zaman dulu, ada pepohonan.”

Menurutnya, dalam membangun usaha berkelanjutan dan loyalitas konsumen, pihaknya tidak terlalu terpaku pada keinginan untuk menjadi viral, tetapi berfokus pada konsistensi dan kualitas. “Konsistensi itu penting. Enggak usah ada yang viral, enggak apa-apa. Kalau hari ini rasanya enak lalu besok enggak, mungkin dia (konsumen) akan pergi,” kata Bardon, yang resmi menjabat CEO sejak Februari 2025.

Setiap kedai kopi atau kafe yang dibangun menyesuaikan target pasar dengan konsep yang sesuai dengan preferensi mereka. Kunci utamanya adalah membangun suasana yang nyaman dan mengundang untuk bersantai atau bekerja.

“Kebutuhan-kebutuhan agar orang nyaman, ada Wi-Fi, orang (bisa) kerja, even mau stay hingga delapan jam it’s okay,” ucap pria yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri F&B Asia Tenggara.

Pasar yang Besar?

Bardon menyebut potensi industri kopi di Indonesia sangat besar dan belum jenuh. Pasar kopi Tanah Air diproyeksikan mencapai US$1,7 miliar pada 2028, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) di atas 10%.

Meskipun pasar kopi secara keseluruhan besar, segmen kopi modern, seperti kedai kopi, baru menguasai sekitar 10% dari total pasar, menunjukkan adanya peluang besar untuk ekspansi.

Flash Coffee menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya pasar utama, dan menargetkan bisa membuka 80 toko di 2025, 130 toko di 2026, dan 500 lebih toko secara nasional. Langkah ekspansi di luar Jakarta dan Bandung. (B-3)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/kuliner/795303/ekspansi-pasar-budaya-ngopi-yang-tinggi-di-indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *