Koranriau.co.id-

FESTIVAL Film Venesia tahun ini tidak hanya diramaikan karya-karya besar dunia, tetapi juga menghadirkan isu politik internasional melalui pemutaran film baru berjudul The Voice of Hind Rajab. Film tersebut mengisahkan tragedi kematian seorang anak Palestina berusia lima tahun akibat serangan Israel di Gaza pada Januari 2024.
Film karya sutradara asal Prancis-Tunisia, Kaouther Ben Hania, itu dipandang sebagai salah satu film paling ditunggu dan paling sarat pesan politik dalam festival bergengsi tersebut. Dukungan datang dari sejumlah nama besar Hollywood, termasuk Brad Pitt, Joaquin Phoenix, serta Jonathan Glazer yang terlibat sebagai produser eksekutif.
Ben Hania menjelaskan inti dari filmnya berangkat dari kegelisahannya terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza. Kenyataan ketika seorang anak kecil memohon pertolongan namun tidak ada yang datang untuk menyelamatkannya menjadi keprihatinan besar.
“Kadang, apa yang tidak terlihat justru lebih menghancurkan daripada yang tampak,” tutur Hania.
Hind Rajab merupakan bocah perempuan berusia 6 tahun yang tewas akibat serangan Israel di Gaza. Dalam film tersebut, rekaman asli panggilan telepon darurat Rajab kepada Palang Merah turut disertakan tetapi cerita dituturkan melalui sudut pandang fiksi dari para relawan.
Tragedi yang diangkat bermula saat Rajab melarikan diri bersama keluarganya dari serangan Israel di Gaza City. Mobil yang ditumpanginya terkena tembakan, meninggalkan dirinya sebagai satu-satunya yang selamat.
Dia sempat menelepon tim penyelamat namun kemudian ditemukan meninggal bersama dua relawan yang mencoba mengevakuasinya akibat bom Israel.
Direktur Festival Film Venesia, Alberto Barbera, meyakini film tersebut akan meninggalkan kesan mendalam pada penonton maupun kritikus.
Dari Gaza City yang porak-poranda, ibu Rajab, Wissam Hamada, berharap karya film tersebut dapat membuka mata dunia. Ia menyatakan keinginannya agar film ini berkontribusi menghentikan perang yang telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 63.600 warga Palestina, mayoritas warga sipil.
Hamada dan keluarganya, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun, saat ini masih hidup di tengah kelaparan, pengungsian paksa, dan ketakutan tanpa bantuan nyata dari komunitas internasional.
Militer Israel yang dihubungi terkait kasus ini hanya menyampaikan bahwa kematian Rajab masih dalam proses peninjauan. Hingga kini, tidak ada penyelidikan resmi yang diumumkan secara terbuka.
Perang Gaza sendiri kerap menimbulkan gesekan di dunia perfilman sejak Israel melancarkan operasi militernya pada Oktober 2023. Jonathan Glazer sebelumnya sempat memicu perdebatan ketika mengecam pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat saat menerima Piala Oscar 2024. Pernyataan itu memecah opini sineas Yahudi dengan sebagian mendukung sedangkan sebagian lain menolak.
Pada Festival Cannes lalu, lebih dari 370 aktor dan sutradara, termasuk Juliette Binoche selaku ketua juri, menandatangani surat terbuka yang menyuarakan rasa malu terhadap sikap diam industri film mengenai perang di Gaza. Namun, sejumlah sineas memilih untuk tidak berkomentar. (AFP/I-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/internasional/808022/film-tewasnya-anak-perempuan-gaza-disorot-festival-venesia-2025