Koranriau.co.id-

DIREKTUR Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian Baginda Siagian berpandangan, dengan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan terdiversifikasi, proyek Grass (Greening Agricultural Smallholder Supply Chains) berkontribusi langsung pada agenda nasional.
“Proyek ini mengembangkan budi daya tanaman perkebunan yang tangguh terhadap iklim serta berkelanjutan,” ujarnya dalam acara penutupan proyek Grass di Jakarta, Selasa (18/11).
Grass adalah kelanjutan dari proyek sebelumnya, SASCI (Sustainable Agricultural Supply Chains in Indonesia) (2020-2022). Grass diimplementasikan oleh GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) dan didanai oleh BMZ (Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan).
Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan krisis global, petani swadaya menghadapi tantangan dan kerentanan yang makin besar. Proyek Grass mendorong keanekaragaman produksi pertanian petani swadaya guna menciptakan sistem pertanian yang lebih stabil, lebih kuat secara biologis, dan tangguh terhadap perubahan iklim. Dengan mempromosikan praktik seperti permakultur dan agroforestri, proyek ini telah meningkatkan kesuburan tanah, konservasi air, dan keanekaragaman hayati, sekaligus membuka peluang pendapatan baru bagi petani.
Baginda menekankan kegiatan-kegiatan Grass perlu terus dilanjutkan. Ia berharap pembinaan terhadap petani yang telah mengikuti program sebelumnya tidak diabaikan, sekaligus memperluas pembinaan ke kabupaten-kabupaten lain yang lebih besar.
“Melalui program ini, GIZ telah membantu pemerintah Indonesia dalam mendorong praktik sustainability di sektor perkebunan,” ucapnya.
Dengan mendorong diversifikasi, ketahanan, dan inovasi, proyek ini telah memberdayakan petani swadaya dan memperkuat rantai pasok pertanian berkelanjutan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Selama tiga tahun terakhir, Grass telah memberi pelatihan kepada 1.100 petani swadaya untuk mempraktikkan cara Bertani yang tangguh, meningkatkan pendapatan 600 rumah tangga petani swadaya hingga rata-rata 15%, serta menyediakan bantuan teknis kepada lebih dari 500 petani dalam mengadopsi praktik pertanian yang tangguh dan cerdas iklim.
Perwakilan BMZ di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Angelika Stauder, menyampaikan proyek Grass menggambarkan komitmen kuat Jerman mendukung upaya Indonesia menuju pertanian yang berkelanjutan dan tangguh iklim.
Melalui pemberdayaan petani swadaya dan promosi rantai pasok yang bertanggung jawab, Grass berkontribusi pada tujuan kerja sama kedua negara.
“Yakni, melindungi lingkungan dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat pedesaan,” ucapnya.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu, Ferry Suryanata menilai, proyek Grass telah membawa manfaat nyata bagi komunitas petani kami di Kapuas Hulu.
“Melalui pelatihan, dukungan teknis, serta peluang pasar baru, petani swadaya kami menjadi lebih tangguh dan lebih siap untuk menghadapi tantangan perubahan iklim,” imbuhnya.
Country Director GIZ untuk Indonesia, Hans-Ludwig Bruns, menambahkan, selama tiga tahun terakhir, Grass telah menunjukkan hasil nyata kemitraan kuat yang bersatu dalam mencapai tujuan bersama.
Capaian di Kapuas Hulu menjadi bukti bagaimana pemberdayaan petani swadaya berkontribusi tidak hanya pada peningkatan mata pencaharian, tetapi juga pada ketahanan iklim dan perlindungan keanekaragaman hayati.
“GIZ terus berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan ini bersama mitra kami,” imbuhnya.
Mewakili petani yang hadir di Jakarta, Maskur mengatakan, melalui proyek GRASS, belajar bagaimana mengelola perkebunan kami agar lebih berkelanjutan dan menganekaragamkan produksi mereka. Selain memperkuat organisasi petani, proyek ini juga dianggap mempermudah akses ke pasar.
“Kami berharap kemitraan yang telah dibangun melalui Grass ini akan terus mendukung petani swadaya seperti kami di masa mendatang,” katanya.
Acara penutupan Grass juga menampilkan pameran produk-produk petani swadaya yang didukung, serta diakhiri dengan diskusi panel dan dialog yang mengeksplorasi sinergi peningkatan skala capaian proyek. (E-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/831772/grass-perkuat-praktik-pertanian-berkelanjutan-di-indonesia




