Heboh Dugaan Getok Harga di Labuan Bajo, Kenapa Harga Seafood di Resto Mahal?
Makanan

Heboh Dugaan Getok Harga di Labuan Bajo, Kenapa Harga Seafood di Resto Mahal?

Koranriau.co.id-

Jakarta

Heboh insiden pelanggan merasa kena getok harga saat makan seafood di restoran Labuan Bajo. Menu seafood sebenarnya memang dikenal mahal, apalagi kalau masuk ke restoran. Kenapa ya?

Belum lama ini rombongan agen travel dari sejumlah daerah di Indonesia mengaku menjadi korban getok harga usai makan di pusat kuliner seafood Kampung Ujung, Labuan Bajo. Mereka mengungkap ditagih Rp 16 juta sudah termasuk tambahan biaya PPN sebesar 10 persen dari tagihan aslinya, lapor detikbali.com pada Kamis, (30/10/2025).

Harga paling mahal didapatkan dari pesanan 11 porsi kepiting asam manis yang tagihannya mencapai Rp 3,3 juta lebih. Namun, seafood lain juga harganya tak kalah luar biasa. Ada 6 porsi lobster steam hingga ikan kuah yang rata-rata totalnya capai Rp 2 juta lebih. Usai minta dihitung ulang, akhirnya pelanggan hanya membayar Rp 11 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pemilik lapak, YY membantah melakukan getok harga. Ia mengklaim harganya sudah sesuai dengan kesepakatan di awal.

Terlepas dari insiden ini, harga seafood memang dikenal lebih mahal, terlebih jika sudah masuk ke dalam lingkup restoran. Biasanya harga totalnya dihitung dari biaya bahan baku, lokasi atau biaya operasional dan distribusi, jenis dan kualitas seafood, serta cara perhitungan di restoran.

Untuk mengetahui lebih jelas terkait alasan harga seafood di restoran mahal, simak penjelasan berikut, seperti dilansir dari princeton.thefishfrenzy.com pada Jumat, (31/10/2025).

1. Kondisi penangkapan yang tidak menentu

Ikan kerapu dan lobster.Kondisi penangkapan seafood pada dasarnya tidak menentu. Bukan seperti hewan ternak atau produk pertanian yang lebih stabil. Foto: iStock

Makanan laut atau seafood sebenarnya berada pada posisi genting yang tidak menentu.

Penangkapan ikan pun bergantung pada cuaca yang tidak menentu, regulasi ketat, serta mengikuti siklus alami. Tidak seperti daging sapi, ayam, atau produk pertanian lainnya yang siklusnya lebih jelas.

Mekanisme lelang di dermaga juga bisa memengaruhi harga seafood. Jika permintaan tinggi, misalnya dari restoran atau eksportir, maka harga bisa naik dengan cepat.

Pasokan yang sedikit akibat cuaca buruk atau masalah lainnya juga bisa menyebabkan harga seafood melonjak.

2. Metode penangkapan ikan dan pasokan terbatas

Begini Kesibukan Pabrik Seafood Segar Ramah Lingkungan Terbesar di DuniaMetode penangkapan juga memengaruhi harga seafood yang bisa jadi mahal. Foto: Instagram @kingsseafood

Kesulitan mencari spesies laut yang banyak diminati pasar juga membuat harga seafood menjadi mahal. Belum lagi nelayan yang perlu menghabiskan waktu, bahan bakar, dan tenaga kru tambahan untuk bisa menangkap hewan laut tersebut.

Para nelayan juga perlu memenuhi aturan dan kuota ketat untuk menjaga kehidupan di laut. Jadi tidak bisa asal menangkap semua seafood.

3. Dampak perubahan iklim terhadap lingkungan laut

4 ekor ikan kembung di atas talenanPerubahan iklim di laut bisa menyebabkan seafood mahal. Foto: topntp26/Freepik

Perubahan lingkungan menjadi faktor signifikan yang mendorong kenaikan harga seafood.

Laut yang menjadi lebih hangat atau asam, serta perubahan arus membuat pola perkembangangbiakan, makanan, dan migrasi biota laut terdampak.

Ketidakpastian ini menyebabkan volume tangkapan yang tidak konsisten dan biaya input lebih tinggi bagi nelayan.

4. Biaya penyimpanan dan transportasi tinggi

..Biaya pengiriman dan transportasi juga memengaruhi harga jual seafood di resto. Foto: Berita Harian Online (YouTube)

Tidak seperti biji-bijian atau makanan yang kering, seafood adalah makanan yang mudah rusak. Oleh karena itu, seafood harus diangkut pada suhu terkontrol dan seringkali memerlukan pendingin khusus atau bahan lainnya yang bisa membuat seafood tetap dingin dan segar.

Untuk pengiriman internasional, hal ini mengakibatkan tingginya biaya pengiriman. Belum lagi para pembeli harus membayar pajak bea cukai.

Selain itu, seafood juga membutuhkan layanan pengiriman cepat supaya kualitasnya tetap terjaga.

Logistik seperti ini tidak hanya mahal, tetapi juga rentan menimbulkan kerugian. Karena satu penundaan pengiriman saja bisa merusak keseluruhan pengiriman.

Restoran-restoran mempertimbangkan masalah logistik tersebut. Mereka juga bisa menghadapi kerugian inventaris jika seafood tidak terjual dengan cepat.

5. Butuh proses pengolahan khusus

Restoran juga membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengolah seafood. Mulai dari pemotongan ikan hingga pembuangan tali urat di udang, serta cangkang kepiting yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil.

Biaya tenaga kerja di pabrik pengolahan, terutama di negara maju sedang meningkat. Pekerja juga membutuhkan pelatihan, langkah-langkah keselamatan dan peralatan memadai untuk menangani seafood. Bahkan pengemasan seafood untuk dipajang di supermarket juga harus memenuhi kode kesehatan tertentu.

Restoran akhirnya meningkatkan biaya jual seafood mereka karena harus mempekerjakan chef yang memang terlatih untuk menangani seafood dan paham dengan rasa serta teksturnya.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video: Nikmatnya Kulineran Seafood di Teluk Regol Rembang
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)







Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-8187477/heboh-dugaan-getok-harga-di-labuan-bajo-kenapa-harga-seafood-di-resto-mahal

redaksiriau
Redaksi Riau Merupakan Jurnalis Part Time Dari Koran Riau yang bekerja di beberapa media skala nasional di indonesia
https://www.koranriau.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *