Intip Serunya Kuliner Legendaris Kelapa Gading di The Gading Archieve

Jakarta, CNN Indonesia —

Melihat perkembangan kuliner legendaris yang masih eksis hingga saat ini di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, bukanlah sesuatu yang sulit. Melalui event The Gading Archive (TGA), Summarecon menghadirkan cara seru melihat dokumentasi sejarah perkembangan kuliner legendaris di kawasan tersebut.

Hadir dengan format ekshibisi, yang diisi instalasi, artefak bersejarah dan suguhan digital mendampingi pengunjung yang hadir dan menyaksikan perjalanan cerita puluhan kuliner legendaris Kelapa Gading yang berlokasi di GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading. TGA tidak hanya eksplorasi kuliner, namun dikemas dalam platform digital yang bisa diakses kapan pun.

Puluhan kuliner telah dikurasi dan terbagi menjadi dua. Kuliner legendaris hadir mengejawantahkan 13 sajian menu utama hingga jajanan yang sudah ada di Kelapa Gading sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu. Seperti Homemade Bakery, Pempek Palembang & Otak-otak 161, Gado-gado AA, Bakmi Tan, Rumah Makan Marannu, Warung Tahu, Wiro Sableng, Si Jempol, Sari 21, Bakmi Aloi, Kwetiau Kelapa Gading, Christy Pudding, dan Es Krim Brasil.

Lalu, Kuliner Only in Gading, memfokuskan pada 7 tempat kuliner khas yang dapat ditemukan hanya di kawasan Kelapa Gading. Meliputi, Martabak Bong Ngian, Bakso Ragil, Ippeke Komachi, Sate Afrika H Ismail Coulibaly, Warung Thailand SCI, Nasi Uduk Lapangan Tenis, dan Unank Juice.

Sebagai pelengkap ekshibisi, TGA menghadirkan program Food Passport yang memungkinkan pengunjung mengeksplorasi 20 destinasi kuliner terpilih. Peserta dapat mendaftar di Gafoy untuk mendapatkan paspor dan berkesempatan memperoleh merchandise seperti kaos TGA, topi, botol Corkcicle, hingga Fujifilm Instax Camera.

Ekshibisi ini dibuka untuk umum dari 24 Mei 2025 hingga 29 Juni 2025, setiap hari pukul 11.00-20.00 WIB tanpa dipungut biaya.

Direktur Summarecon, Soegianto Nagaria, menjelaskan bahwa TGA terinspirasi dari upaya meramaikan Summarecon Kelapa Gading melalui pengalaman kuliner. Hadirnya TGA pun sebagai rangkaian pembuka untuk memperingati 50 tahun perjalanan perusahaan pada 2025.

“Salah satu inovasi dalam menghidupkan kawasan ini adalah dengan mendatangkan pedagang kuliner Pecenongan pada tahun 1983 yang saat itu dalam bentuk warung pinggiran yang masih sederhana. Upaya ini mendapatkan respons yang sangat baik dari masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5).

Ia melanjutkan, seiring waktu kawasan ini kian berkembang dan bisnis kuliner semakin maju, sehingga para pelaku usaha kuliner mulai menempati berbagai ruang usaha di ruko dan pusat perbelanjaan. Inspirasi ini diangkat oleh Summarecon sebagai saksi atas berbagai upaya dan kegigihan para pelaku usaha yang maju dan tumbuh bersama.

Sebuah sejarah yang tercipta dari rekam jejak kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, namun juga menorehkan begitu banyak cerita antar generasi. Soegianto menambahkan, melalui TGA pihaknya ingin melestarikan memori kuliner dan menghargai dedikasi para pelaku usaha yang tumbuh bersama perkembangan kawasan Kelapa Gading.

“Dalam season pertama TGA ini akan menghadirkan 20 kuliner dan masih akan berlanjut dengan menghadirkan tenant-tenant unggulan lainnya yang memiliki cerita menginspirasi di Kelapa Gading. Nantinya Kelapa Gading bisa menjadi salah satu area wisata mancanegara yang dapat menikmati citarasa otentik masakan Indonesia,” imbuh dia.

Sebagai informasi, TGA juga menyelenggarakan workshop gratis setiap akhir pekan dengan berbagai aktivitas, antara lain Custom Acrylic Keychain, DIY Drip Coffee Bag with Strada Coffee, DIY postcard/Poster Station, Drink & Kerupuk Kiosk, dan DIY Indonesian Spice Station.

Informasi lengkap mengenai program ini dapat diakses melalui website resmi berikut, atau bisa juga di Instagram @thegadingarchive.

(rir)