Koranriau.co.id-

SEBUAH studi baru dari para peneliti di Fakultas Kedokteran dari The University of North Carolina mengungkap pandangan unik tentang bagaimana makanan tidak sehat (junk food) mengubah struktur otak di pusat memori yang berpotensi menyebabkan risiko gangguan kognitif.
Penelitian ini membuka jalan bagi intervensi dini yang dapat mencegah kehilangan memori jangka panjang yang terkait dengan obesitas.
Penelitian yang dipimpin oleh Juan Song menemukan bahwa sel otak khusus di hippocampus, yang disebut CCK interneurons, menjadi terlalu aktif setelah mengonsumsi diet tinggi lemak (HFD), akibat kemampuan otak yang terganggu dalam menerima glukosa (gula).
Aktivitas berlebihan ini mengganggu cara hippocampus memproses memori, bahkan setelah hanya beberapa hari mengonsumsi diet tinggi lemak. Diet ini mirip dengan makanan cepat saji gaya Barat yang kaya lemak jenuh, seperti cheeseburger dan kentang goreng.
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa protein bernama PKM2, yang mengontrol cara sel-sel otak menggunakan energi, memainkan peran kunci dalam masalah ini.
“Kami tahu bahwa diet dan metabolisme dapat memengaruhi kesehatan otak, tetapi kami tidak menyangka akan menemukan kelompok sel otak yang begitu spesifik dan rentan, yaitu sel interneuron CCK di hipokampus, yang langsung terganggu oleh paparan diet tinggi lemak dalam jangka pendek,” kata Song dikutip dari UNC Health and UNC School of Medicine, Sabtu (5/10).
“Yang paling mengejutkan kami adalah seberapa cepat sel-sel ini mengubah aktivitasnya sebagai respons terhadap penurunan ketersediaan glukosa, dan bagaimana perubahan ini saja sudah cukup untuk mengganggu memori,” ujar Song yang merupakan peneliti utama dan profesor farmakologi di UNC School of Medicine.
Studi Kesehatan Otak
Model tikus ditempatkan pada diet tinggi lemak yang menyerupai junk food berlemak sebelum memulai pengujian perilaku.
Dalam 4 hari setelah mengonsumsi diet tinggi lemak, hasil menunjukkan bahwa sel-sel interneuron CCK di pusat memori otak menjadi aktif secara abnormal.
Hasil menunjukkan bahwa makanan junk food berlemak dapat memengaruhi otak hampir secara instan, jauh sebelum terjadinya penambahan berat badan atau diabetes.
Penelitian juga menyoroti betapa sensitifnya sirkuit memori terhadap diet, menekankan pentingnya nutrisi dalam menjaga kesehatan otak. Diet tinggi lemak, yang kaya akan lemak jenuh, berpotensi meningkatkan risiko mengembangkan penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan Alzheimer, menurut studi tersebut.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemulihan kadar glukosa otak sebenarnya menenangkan neuron yang terlalu aktif dan memperbaiki masalah memori pada tikus. Studi ini menemukan bahwa intervensi seperti modifikasi diet atau pendekatan farmakologis mungkin efektif dalam menjaga kesehatan otak terkait neurodegenerasi akibat obesitas.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa intervensi diet seperti periode puasa intermittent setelah diet tinggi lemak cukup untuk menormalkan neuron interneuron CCK dan meningkatkan fungsi memori.
“Penelitian ini menyoroti bagaimana apa yang kita makan dapat dengan cepat memengaruhi kesehatan otak dan bagaimana intervensi dini, baik melalui puasa maupun obat-obatan, dapat melindungi memori dan mengurangi risiko masalah kognitif jangka panjang yang terkait dengan obesitas dan gangguan metabolik,” kata Song.
“Dalam jangka panjang, strategi semacam ini dapat membantu mengurangi beban demensia dan Alzheimer yang terkait dengan gangguan metabolik, menawarkan perawatan holistik yang mencakup baik tubuh maupun otak,” sambungnya.
Penelitian ini masih berlangsung untuk memahami lebih lanjut bagaimana neuron yang sensitif terhadap glukosa mengganggu ritme otak yang mendukung memori. Para peneliti berencana untuk menguji apakah terapi yang ditargetkan ini dapat diterapkan pada manusia dan bagaimana diet tinggi lemak dapat menjadi faktor dalam penyakit Alzheimer.
Intervensi berbasis gaya hidup juga akan dieksplorasi, seperti pola makan yang menstabilkan glukosa otak, untuk melihat apakah mereka menawarkan manfaat perlindungan. (H-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/817691/junk-food-percepat-kerusakan-sel-otak-berikut-cara-melindunginya