Koranriau.co.id-

KETUA DPR Puan Maharani merespons para legislator PDIP di Komisi X DPR menolak pemutihan sejarah. Puan harap dalam proyek penulisan sejarah harus mengedepankan unsur menghormati dan menghargai.
“Jadi, saling menghormatilah terkait dengan hal itu. Ya, saling menghormati dan menghargai,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (3/7).
Puan menekankan bahwa penulisan sejarah harus dilakukan secara jelas tanpa ditutup-tutupi bahkan dihilangkan. Termasuk, tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
“Kita harus sama-sama menghargai dan menghormati bahwa penulisan sejarah itu harus dilaksanakan sejelas-jelasnya, seterang-terangnya, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan atau dihilangkan jejak sejarahnya,” ujar Puan.
Sebelumnya, anggota Komisi X DPR Mercy Chriesty Barends meluapkan emosi kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Mercy geram, karena Fadli sempat menyangkal kasus pemerkosaan terjadi pada Mei 1998.
“Bapak mempertanyakan dan Bapak seperti meragukan kebenaran. Ini amat sangat menyakiti, menyakiti, menyakiti kami,” kata Mercy saat rapat kerja (raker) bersama Kementerian Kebudayaan di Ruang Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.
Tak hanya itu, Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PDIP MY Esti Wijayati menangis di hadapan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Esti menangis karena mendengar pernyataan Fadli.
“Semakin Pak Fadli Zon ini bicara, rasanya kenapa semakin sakit ya? Soal pemerkosaan, mungkin sebaiknya enggak perlu di forum ini, Pak,” kata Esti.(H-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/788058/legislator-pdip-ramai-ramai-tolak-soal-pemutihan-sejarah-puan-hormati-dan-hargai