Lonjakan Serangan Beruang Bikin Dagingnya Kini Malah Jadi Incaran di Jepang

Lonjakan serangan beruang di Jepang dalam setahun terakhir memicu fenomena yang tidak biasa di dunia kuliner. Daging beruang hasil buruan kini justru menjadi incaran, bahkan laris manis hingga habis terjual di sejumlah restoran.

Di kota pegunungan Chichibu, dekat Tokyo, pemilik restoran Koji Suzuki mengaku kewalahan memenuhi permintaan pelanggan yang ingin mencicipi daging beruang bakar maupun yang dimasak dalam hot pot bersama sayuran.

“Dengan makin seringnya berita tentang beruang, jumlah pelanggan yang ingin memakan dagingnya meningkat pesat,” ujar Suzuki. Pria 71 tahun ini juga berprofesi sebagai pemburu, seperti dilansir dari South China Morning Post (25/12/2025).

Daging beruang yang disajikan berasal dari beruang yang dimusnahkan untuk menekan serangan terhadap manusia. Tahun ini, Jepang mencatat adanya 13 kasus kematian akibat serangan beruang, dua kali lipat dari rekor sebelumnya, meski tahun ini belum berakhir.

Lonjakan Serangan Beruang Bikin Dagingnya Kini Malah Jadi Incaran di Jepang Foto: AFP/Site News

Pemerintah Jepang pun meningkatkan upaya pengendalian dengan mengerahkan aparat hingga pasukan untuk membantu perburuan. Jumlah beruang yang dimusnahkan sudah melampaui total 9.100 ekor sepanjang 2023-2024.

Suzuki menilai pemanfaatan daging beruang yang diolah menjadi makanan, justru sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan hewan tersebut.

“Lebih baik menggunakan dagingnya di restoran seperti ini daripada menguburnya begitu saja,” katanya.

Istrinya, Chieko, mengungkapkan bahwa mereka kini kerap menolak pelanggan yang ingin memesan daging beruang panggang atau hotpot karena stok terbatas.

Salah satu pengunjung, Takaaki Kimura yang 28 tahun, mengaku baru pertama kali mencicipi daging beruang. Ia menyebut rasanya mengejutkan.

Lonjakan Serangan Beruang Bikin Dagingnya Kini Malah Jadi Incaran di Jepang Foto: AFP/Site News

“Rasa daging beruang ternyata sangat juicy, dan semakin dikunyah rasanya makin enak,” ujarnya.

Fenomena serupa terjadi di wilayah Jepang lainnya. Di Aomori, Katsuhiko Kakuta, pengelola restoran mengatakan daging beruang selalu habis terjual.

“Tahun ini minat orang-orang makan daging beruang jauh lebih besar, apalagi setelah ada influencer yang membahas restoran kami,” katanya. Sementara di Sapporo, Hokkaido, chef Kiyoshi Fujimoto menyajikan daging beruang dalam menu fine dining.

“Saya merasa lebih baik kita menggunakan bahan lokal,” ujarnya. Ia mengakui minat konsumen meningkat dan sebagian besar menilai daging beruang tersebut lezat.

Pemerintah Jepang berharap pemanfaatan daging beruang ini dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi daerah pedesaan tempat di mana beruang sering muncul. Kementerian Pertanian Jepang menyatakan pentingnya mengubah satwa liar yang dianggap hama menjadi sesuatu yang bernilai positif.

(sob/adr)