Mimpi Besar Hilirisasi dan Transformasi Ekonomi
Ekonomi

Mimpi Besar Hilirisasi dan Transformasi Ekonomi

Koranriau.co.id –

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Siapa sangka, penelitian bijih besi pada sebuah hamparan tanah merah dan hutan belantara Sulawesi lebih dari seabad silam menjadi titik awal perjalanan nikel di Indonesia yang kini menjelma menjadi tulang punggung transisi energi dan transformasi ekonomi Tanah Air.

Waktu pun berlalu dan kini telah berdiri smelter yang menjadi simbol ambisi besar negeri ini untuk menjadikan nikel bukan lagi sekadar komoditas mentah yang diekspor, melainkan tulang punggung transisi energi dan ekonomi.

Kehadiran smelter juga menjadi upaya mematahkan pola yang terus berulang selama puluhan tahun, yakni nikel diekspor dalam bentuk bijih dengan nilai tambah rendah. Pahitnya, keuntungan besar justru mengalir ke luar negeri, tambah komoditas tersebut diolah dan dimurnikan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, arah kebijakan pemerintah pun kian tegas, yakni hilirisasi menjadi keniscayaan dalam upaya mencapai transformasi besar bagi ekonomi Indonesia yang ditopang oleh peningkatan nilai tambah komoditas strategis.



Di balik seluruh gerakan besar ini, ada ada satu benang merah yang menyatukan seluruh upaya transformasi tersebut, yakni Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID). MIND ID lah yang ditunjuk untuk menjadi dirigen besar, memastikan seluruh perusahaan anggota bergerak dalam orkestrasi yang sama, termasuk PT Antam Tbk. yang menjadi salah satu tumpuan.

Antam telah mulai mengelola nikel Tanah Air sejak didirikan pada 1968. Setelah itu, komoditas strategis lainnya, bauksit, juga turut dikembangkan perusahaan tersebut.

Antam pun kini menjadi garda depan hilirisasi nikel lewat smelter di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Proyek ini mampu mengolah nikel menjadi bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

Tak hanya Pomalaa, Antam juga menggarap tambang-tambang nikel di Maluku Utara yang diarahkan khusus untuk memasok pabrik smelter. Semua ini, jika dilihat dari kacamata MIND ID, adalah bagian dari desain besar Indonesia yang bukan sekadar penambang, melainkan pemain kunci di rantai pasok energi global.

GAG Nikel: Pilar MIND ID di Timur Indonesia

Di Papua Barat, PT GAG Nikel, anak usaha Antam sekaligus bagian dari keluarga MIND ID, sedang mempersiapkan lompatan baru. Dengan cadangan nikel laterit yang melimpah, GAG diposisikan menjadi pilar strategis untuk mendukung produksi jangka panjang.

GAG Nikel merupakan satu-satunya perusahaan yang saat ini berproduksi di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat. Kontrak Karya (KK) perusahaan itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang membuktikan bahwa pengembangan tambang tidak akan merusak lingkungan.

“Antam harus sustain, tidak hanya dari sisi bisnis tetapi juga dari sisi pengelolaan lingkungan dan masyarakatnya,” Corporate Secretary Antam Syarif Faisal dalam acara Sosialisasi MediaMIND 2025 di Thamrin Nine Ballroom, Selasa (9/9).

Dengan pendekatan ini, Antam merencanakan pengembangan operasional yang mampu menciptakan nilai tambah jangka panjang dari aktivitas penambangan.

Menurut Anas, perusahannya sadar bahwa pengembangan tambang nikel di Papua menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama pasar nikel global, sekaligus menyediakan bahan baku kunci untuk produksi baterai kendaraan listrik dan teknologi energi bersih.

Melalui pengelolaan nikel bersih, Antam berkontribusi nyata dalam mendukung upaya transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, Antam memastikan bahwa kegiatan tambang dan smelter di Papua tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan yang lebih lama. Hal ini termasuk komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dan pemberdayaan masyarakat lokal.

“Nah, ini yang potensial untuk bisa kita kembangkan ke depan karena kembali bahwa antam harus sustain, sustain dari bisnisnya maupun sustain secara pengolahan lingkungan dan masyarakatnya,” kata Anas.

Dengan pengembangan di Papua, Antam berupaya agar nilai tambah dari penambangan nikel tidak hanya berhenti dalam rentang waktu 10-20 tahun, tetapi dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kemajuan industri dan pembangunan nasional.

“Dengan dasar ini maka kita merencanakan operasional sehingga kembali nilai tambah dari penambangan ini tidak selesai hanya 10 tahun, 20 tahun, tapi akan berlanjut terus ke depannya sehingga industri ataupun bahan alam ini bisa termanfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk perkembangan Indonesia,” jelasnya.

Langkah Antam ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan tambang dapat bertransformasi menjadi pelopor industri mineral yang berkelanjutan dan mendukung agenda energi hijau Indonesia, sekaligus membuka peluang pembangunan ekonomi yang inklusif di wilayah-wilayah potensial seperti Papua melalui GAG Nikel.

[Gambas:Video CNN]

Mimpi Besar di Jantung Borneo

Tak hanya aspek lingkungan, kehadiran operasi MIND ID juga menjadi katalis perputaran roda ekonomi di daerah. Salah satunya seperti yang terjadi di Mempawah, Kalimantan Barat.

Mempawah, yang dulu lebih dikenal karena sektor agraria dan perikanannya, kini menjelma menjadi salah satu simbol hilirisasi pertambangan nasional berkat proyek terintegrasi aluminium yang digagas oleh MIND ID.

Tak hanya bicara tentang industrialisasi dan pengolahan bauksit menjadi alumina, program hilirisasi aluminium yang dijalankan MIND ID di Mempawah membawa misi yang lebih luas, yakni penciptaan nilai tambah dan lapangan kerja berkelanjutan untuk masyarakat lokal.

Setelah berhasil melakukan injeksi perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I pada pertengahan 2024, MIND ID kini terus melanjutkan pengembangan terintegrasi, dari tambang bauksit hingga aluminium siap pakai.

Proyek ini menjadi langkah konkret dari mimpi besar hilirisasi yang selama ini digadang-gadang oleh pemerintah yakni mengolah sumber daya di dalam negeri, bukan sekadar mengekspor mentah.

Proses pengolahan sumber daya ini menjadi harapan baru bagi masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar proyek hilirisasi, karena memberikan banyak dampak positif.

Dampak paling terasa dari proyek ini bukan hanya dari sisi produksi, melainkan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Hingga kini, setidaknya 3.130 orang telah terserap secara langsung melalui proyek ini.

Angka ini mencakup 1.000 tenaga kerja dari SGAR Fase I, 880 orang untuk SGAR Fase II yang tengah dalam tahap pembangunan, 1.000 tenaga kerja direncanakan untuk Pabrik Smelter Aluminium Baru, dan 250 orang untuk Fasilitas Washed Bauxite yang masih dalam tahap perencanaan.

Corporate Secretary MIND ID Pria Utama menegaskan bahwa hilirisasi bukan hanya soal efisiensi produksi, atau berapa jumlah lapangan kerja yang tercipta. Hilirisasi lebih dari sekadar angka karena ini juga tentang tanggung jawab sosial.

“Kami percaya bahwa hilirisasi harus membawa dampak langsung bagi masyarakat sekitar. Lapangan kerja yang tercipta adalah wujud nyata dari misi MIND ID untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Komitmen itu tidak berhenti pada penyerapan tenaga kerja saja. MIND ID juga menjalankan program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi tenaga kerja lokal, sebagai bekal untuk meningkatkan daya saing mereka ke depan. Harapannya, warga lokal tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam industrialisasi jangka panjang di daerahnya sendiri.

Dampak dari proyek ini juga mulai merambat ke berbagai sektor lain di sekitar Mempawah. Kehadiran industri besar secara alami memicu kebutuhan akan jasa logistik, transportasi, konstruksi, dan penyediaan bahan makanan, yang mayoritas dilayani oleh pelaku UMKM lokal.

Kegiatan hilirisasi yang intens, menurut Pria, akan membuka banyak peluang kemitraan di sepanjang rantai pasok industri.

“Kami yakin hal ini akan mendorong peningkatan serapan tenaga kerja yang jauh lebih besar di sektor-sektor pendukung,” tambahnya.

Dengan multiplier effect (efek berganda) yang luas ini, maka proyek hilirisasi aluminium di Mempawah adalah contoh nyata bagaimana hilirisasi bisa menjadi katalis perubahan ekonomi di daerah. Bukan hanya menambang dan mengolah, tetapi juga membangun ekosistem industri yang mengakar pada masyarakat lokal.

Dengan fondasi yang terus diperkuat, baik dari sisi infrastruktur, SDM, maupun kemitraan lokal, Mempawah perlahan namun pasti berjalan di lintasan yang benar menuju cita-cita hilirisasi.

Menjaga Lingkungan, Membangun Masyarakat

Di tengah upaya mengoptimalkan program hilirisasi tersebut, MIND ID telah menorehkan catatan penting terkait program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Antam melalui metode Social Return on Investment (SROI).

Hasilnya mencengangkan. di Aek Kapuas, setiap satu rupiah yang dikeluarkan menghasilkan nilai sosial sebesar 5,84 kali lipat. Di Sundung Cisaru, nilainya mencapai 5,45.

Lebih jauh, indeks kepuasan masyarakat terhadap program Antam mencapai 89,91 poin, sementara Stakeholder Perception Index berada di angka 89,96 poin. Angka ini menandakan penerimaan publik yang sangat tinggi, sebuah modal sosial yang krusial bagi keberlangsungan operasi tambang.

Untuk lingkungan Antam juga berhasil mencatat capaian penting, yakni pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 5,72 persen, lebih dari dua kali lipat target yang dipatok hanya 2,25 persen.

Di sisi lain, perusahaan juga berhasil melakukan reklamasi lahan seluas 75,26 hektare, melampaui target 73,34 hektare. Lebih dari 190.813 pohon ditanam sepanjang 2024, bagian dari upaya memulihkan ekosistem pascatambang.

Semua ini dicapai dengan nol insiden lingkungan. Ditambah lagi, pengakuan eksternal datang melalui empat penghargaan PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, termasuk dua peringkat emas yang merupakan pencapaian tertinggi.

Akhirnya dalam perjalanan lebih dari seabad komoditas tambang strategis, Indonesia telah banyak belajar, berbenah, dan berubah. Jalannya sulit dan tak mudah.

Namun, kemampuan perusahaan dalam negeri yang dipimpin MIND ID telah membuktikan bahwa ambisi dan mimpi Indonesia terkait transisi energi dan hilirisasi pertambangan bukanlah utopia.

Catatan Redaksi: Tulisan dibuat dalam rangka Lomba Jurnalistik MIND ID 2025

(ldy/agt)


Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250915155615-85-1273925/menambang-masa-depan-mimpi-besar-hilirisasi-dan-transformasi-ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *