Koranriau.co.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) resmi memulai feasibility study (FS) alias studi kelayakan untuk pengembangan rute baru MRT dari Lebak Bulus menuju Serpong.
Inisiatif ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak untuk melakukan kajian komprehensif terkait skema pembiayaan, teknologi, dan trase proyek.
CEO Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land Irawan Harahap menjelaskan kerja sama studi ini berangkat dari kondisi lalu lintas yang semakin padat di wilayah selatan Jakarta dan Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya, kita lihat nih traffic-nya parah kan. Dari kita punya development ke Jakarta gitu. Kita enggak ngomong kita punya development aja lah, kita juga lihatin semuanya gitu kan teman-teman di sekitar perumahan itu ya. Memang kita lihat kondisi ini makin hari makin berat gitu ya,” kata Irawan dalam konferensi pers di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (24/7).
Ia menyebut saat ini warga masih harus menggunakan mobil pribadi menuju Stasiun MRT Lebak Bulus sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan kereta.
“Jarak tempuh kita, productivity kita itu enggak ada sama sekali. Jadi tetap aja musti naik mobil ke stasiun Lebak Bulus. Baru naik MRT-nya 40 menit sampai ke HI. Tapi dari rumah kita ke sini aja udah tambah 30-45 menit lagi. Jadi tambahan 1,5 jam,” ujarnya.
Irawan mengatakan gagasan studi bersama ini mulai bergulir sejak pertemuan awal dengan Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud sekitar satu setengah tahun lalu. Menurutnya, studi ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat.
“Kita enggak cuma hanya dari sisi Sinar Mas Land dan MRT, tapi juga melibatkan stakeholders yang lain juga. Termasuk government dan juga Kementerian Perhubungan,” tambah Irawan.
Dalam kesempatan yang sama, Farchad menyatakan studi ini menjadi dasar penting untuk merumuskan skema pembiayaan yang layak dan realistis.
“Harapannya dengan studi ini nanti kita akan bisa mendapatkan kira-kira gambarannya akan seperti apa, biayanya berapa, dan semua itu memerlukan kajian komprehensif. Bagaimana biaya kita bisa tekan serendah-rendahnya dan pendapatan bisa kita tingkatkan setinggi-tingginya,” kata Farchad.
Menurutnya, pengembangan jalur baru ke luar Jakarta harus dipersiapkan secara lebih matang dibanding fase sebelumnya, agar pembangunannya bisa lebih cepat.
“Kalau dulu membangunnya butuh berapa tahun, ini bagaimana kita bisa lebih cepat. Kita juga belajar dari negara-negara sahabat kita. Trennya itu ada developer contribution, strategi pembiayaan yang lebih menarik, dan bisa meningkatkan kelayakan,” katanya.
Terkait jadwal studi, Farchad menargetkan hasil awal dapat diperoleh kurang dari satu tahun.
Irawan pun menambahkan keterlibatan Sinar Mas Land saat ini masih sebatas studi. Menurutnya, hasil kajian akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah proyek dapat dilanjutkan dengan kontribusi lebih lanjut dari pihak swasta.
“Kita lihat dari opsi-opsi itu visible enggak untuk kita. Meskipun nanti kita akan ada kayak bikin letter of intent terhadap Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan intensi kita untuk perpanjangan jalur ini,” ujarnya.
Sementara itu, rute pasti dan jumlah stasiun belum ditentukan dalam tahap awal ini.
“Jadi ini semua kita awali dari sebuah kajian pre-FS. Salah satu yang membuat lama dalam pengambilan keputusan suatu pembangunan metro adalah pembebasan tanahnya. Kita mencoba mengurangi itu di sini. Rute sendiri, sebetulnya kita belum define. Semuanya masih origin to destination saja, mana, Lebak Bulus-Serpong,” kata Farchad.
Farchad juga menyampaikan bahwa MRT Jakarta telah membentuk project delivery team bersama Sinar Mas Land untuk segera memulai pelaksanaan studi.
“Kuncinya adalah kelayakan. Dan kalau tidak B2B, paling tidak ini KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Jadi intinya peran pemerintah akan diupayakan seminimal mungkin,” tambahnya.
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan saat ini MRT Jakarta sedang memperluas jalur eksisting dari Bundaran HI-Kota, yang sudah mencapai progres 50 persen.
“Sekarang sudah berprogress 50 persen. Step by step kami akan coba operasikan 2027, kemudian sampai dengan utara di Kota itu selesai 2029,” katanya.
Tuhiyat menjelaskan jalur MRT saat ini melayani 115 ribu pelanggan per hari dengan tingkat ketepatan waktu hampir 100 persen. Ia juga menyampaikan bahwa selain rute ke Kota, MRT akan membangun jalur Timur-Barat dari Medan Satria hingga Tomang dengan target selesai 2032.
“Ini kurang lebih sekitar 25 km, mix elevated dan underground. Ini kita targetkan selesai di 2032, namun mungkin juga operasinya akan kita lakukan secara bertahap,” ujarnya.
Selain itu, jalur selatan Fatmawati-Taman Mini juga tengah direncanakan dengan konsep sepenuhnya bawah tanah sepanjang 11 km dan 10 stasiun.
“Konsep yang terakhir ini kami akan melakukan skema financing mudah-mudahan tidak bergantung kepada pemerintah tapi kita akan mengajak peran serta dari pihak swasta,” ujar Tuhiyat.
(del/agt)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250724175021-92-1254564/mrt-akan-diperpanjang-dari-lebak-bulus-serpong-studi-mulai-dibuat