Nasional

NASA Ungkap Proyek Permukiman Permanen Pertama di Luar Bumi

Koranriau.co.id-

NASA Ungkap Proyek Permukiman Permanen Pertama di Luar Bumi
Penggambaran observatorium Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) milik NASA saat mendekati orbit bulan.(Doc NASA)

NASA tengah meninjau konsep futuristik yang bisa merevolusi cara manusia hidup di luar planet asalnya, membangun habitat transparan di Bulan yang terbuat langsung dari debu bulan.

Proyek ini dikembangkan di bawah program NASA Innovative Advanced Concepts (NIAC) dan berpotensi menjadi dasar bagi permukiman permanen pertama di luar Bumi.

Dari Debu Bulan Menjadi Hunian Kaca

Dalam proyek yang didukung oleh NIAC ini, para peneliti berupaya memanfaatkan sumber daya lokal Bulan, yaitu regolit campuran debu, batu, dan mineral yang menutupi permukaannya.

Alih-alih mengirim material konstruksi dari Bumi, para insinyur akan mengubah regolit menjadi kaca dan membentuknya menjadi gelembung raksasa transparan yang dapat berfungsi sebagai rumah, laboratorium, hingga pusat komunitas astronot.

Gagasan ini berasal dari Skyports, perusahaan rekayasa luar angkasa asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Dr. Martin Bermudez. Ia adalah sosok yang pertama kali membayangkan penggunaan debu bulan yang kaya silikat untuk membangun lingkungan tertutup yang dapat dihuni manusia.

“Kita memang tak akan pernah bisa meniru Bumi sepenuhnya,” ujar Dr. Bermudez,

“tapi ini adalah sesuatu yang bisa mendekatinya bahkan suatu hari nanti, mungkin kita bisa menempatkannya di orbit.”

Teknologi di Balik “Rumah Kaca” Bulan

Proses pembuatan kubah kaca ini dimulai dengan mengumpulkan partikel kaca alami dari regolit bulan. Partikel tersebut kemudian dipanaskan hingga meleleh menggunakan “smart microwave furnace”, tungku gelombang mikro cerdas yang dirancang untuk bekerja di lingkungan ekstrem.

Setelah mencair, bahan tersebut diumbang menjadi gelembung besar tertutup yang akan mengeras menjadi kubah kaca superkuat saat didinginkan.

Skyports telah menguji teknologi ini dalam skala kecil, berhasil membuat bola kaca berdiameter beberapa inci di laboratorium.

Langkah berikutnya adalah memperbesar skala produksi, dengan target menciptakan struktur berdiameter hingga 1.600 kaki (sekitar 487 meter) cukup besar untuk dijadikan habitat permanen bagi astronot.

Untuk memperkuat daya tahan material, tim peneliti berencana mencampurkan kaca bulan dengan logam seperti titanium, magnesium, dan kalsium.

Bahkan, material komposit yang dihasilkan bisa memperbaiki dirinya sendiri, berkat polimer khusus yang dapat menata ulang struktur setelah terjadi retak. Fitur ini penting untuk melindungi habitat dari benturan mikrometeorit maupun getaran seismik Bulan.

Desain berbentuk bola dipilih karena alasan teknis dan efisiensi. Bentuk sferis adalah yang paling stabil dalam menahan tekanan dari dalam dan distribusi gaya di permukaan.

“Bentuk bola itu terbentuk secara alami,” jelas Dr. Bermudez.

“Pada suhu tinggi, materialnya menjadi cair amorf, dan ketika dikeluarkan dari tungku dalam gravitasi rendah, ia akan membentuk bola dengan sendirinya.”

Hidup di Dalam Kubah Kaca

Bagian dalam habitat dirancang untuk mandiri dan efisien. Segala sesuatu dari dinding hingga perabotan dapat dicetak 3D menggunakan material bulan, sementara panel surya di bagian luar menyediakan energi bersih.

Beberapa rancangan bahkan menambahkan lapisan kaca berlapis-lapis untuk menciptakan gradasi suhu, sehingga memungkinkan terjadinya kondensasi dan pertumbuhan tanaman. Dengan cara ini, lingkungan dalam kubah bisa menghasilkan oksigen dan makanan segar, mendukung keberlangsungan hidup para astronot dalam jangka panjang.

Langkah Strategis untuk Eksplorasi Luar Angkasa

Bagi NASA, konsep konstruksi in-situ ini sangat menarik. Mengangkut material dari Bumi ke Bulan memerlukan biaya yang luar biasa besar, sehingga memanfaatkan sumber daya lokal menjadi solusi paling efisien.

Dengan pendekatan ini, basis permanen di Bulan tak lagi sekadar mimpi, melainkan peluang nyata yang lebih terjangkau secara finansial dan logistik.

Dr. Bermudez membayangkan masa depan di mana “kota-kota bola kaca” saling terhubung oleh jembatan transparan, membentuk jaringan habitat berkelanjutan di seluruh permukaan Bulan.

“Saya selalu terpesona dengan luar angkasa,” ujarnya.

“Proyek ini menggabungkan arsitektur, sains, dan imajinasi untuk menjadikan hidup di dunia lain benar-benar mungkin.”

Menuju Era Baru Kehidupan di Luar Bumi

Jika berhasil, proyek ini bukan hanya membuka peluang hunian jangka panjang di Bulan, tetapi juga dapat menjadi pondasi bagi koloni manusia di Mars atau di orbit.

Dengan memanfaatkan sumber daya setempat, ide berani ini bisa menjadi lompatan besar dalam sejarah eksplorasi manusia dari sekadar mengunjungi luar angkasa, menjadi mendiami dan membangun kehidupan di dalamnya.

Sumber: marca.com.

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/teknologi/821401/nasa-ungkap-proyek-permukiman-permanen-pertama-di-luar-bumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *