Nasional

Nikel Lagi Naik Daun, Investasi Hilirisasi Tembus Rp280,8 Triliun

Koranriau.co.id-

Nikel Lagi Naik Daun, Investasi Hilirisasi Tembus Rp280,8 Triliun
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani memaparkan realisasi investasi triwulan II 2025 di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (29/7/2025).(Antara/Fauzan)

MENTERI Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan realisasi investasi pada semester I 2025 mencapai Rp942,9 triliun. Angka itu tumbuh sebesar 13,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Investasi di sektor hilirisasi menjadi kontributor terbesar, dengan nilai mencapai Rp280,8 triliun, melonjak 54,8% (yoy). Nilai tersebut juga setara dengan 29,8% dari total realisasi investasi nasional selama periode yang sama.

Rosan menjelaskan dari total investasi hilirisasi, sebesar Rp193,8 triliun berasal dari sektor mineral, dengan nikel sebagai komoditas unggulan yang menyerap investasi hingga Rp94,1 triliun.

“Investasi hilirisasi ada peningkatan. Sektornya memang dari mineral, utamanya nikel,” ujarnya dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I 2025 di Jakarta, Selasa (29/7).

Rosan menambahkan, pengembangan industri nikel diarahkan untuk memperkuat ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery). Pemerintah bersama sejumlah BUMN telah memulai proyek pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik, dari tambang nikel hingga produksi sel baterai, battery pack, hingga fasilitas daur ulang. Proyek tersebut disebut memiliki investasi sebesar US$9,8 miliar.

“Ada yang sudah mulai ground breaking dan sekarang sedang berjalan. Diperkirakan akan ada investasi yang mau masuk lagi,” tuturnya.

Setelah nikel, komoditas lain yang berkontribusi dalam investasi hilirisasi ialah tembaga dengan menyumbang Rp40 triliun, bauksit Rp27,7 triliun, besi baja Rp21,5 triliun, serta timah sebesar Rp3,5 triliun. Sementara itu, beragam mineral lain seperti pasir silika, emas, perak, kobalt, mangan, batu bara, aspal Buton, dan logam tanah jarang menyumbang total investasi sebesar Rp7 triliun.

Ia menambahkan, sepanjang semester I 2025, Sulawesi Tengah mencatatkan realisasi investasi hilirisasi terbesar dengan capaian Rp55,4 triliun atau 19,7% dari total nasional, terutama dari aktivitas pengolahan nikel di kawasan industri Morowali dan sekitarnya.

Maluku Utara berada di posisi kedua dengan nilai investasi Rp33,9 triliun (12,1%). Provinsi ini juga menjadi pusat pertumbuhan hilirisasi nikel, terutama melalui pengembangan kawasan industri strategis seperti Halmahera Industrial Park. 

Sementara itu, Jawa Barat mencatatkan investasi hilirisasi sebesar Rp28,7 triliun (10,2%) yang berasal dari sektor manufaktur dan pengolahan berbasis agroindustri, kimia, serta logam.

Rosan menegaskan bahwa dominasi wilayah di luar Jawa, khususnya Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, sangat strategis mengingat besarnya cadangan sumber daya mineral di kawasan tersebut.

“Kalau kita lihat, cadangan nikel dunia 42,5% ada di Indonesia. Sebagian besar berada di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Dua keunggulan kompetitif ini harus dimanfaatkan secara optimal,” pungkasnya. (Ins/E-1)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/796148/nikel-lagi-naik-daun-investasi-hilirisasi-tembus-rp2808-triliun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *