Nasional

Pertumbuhan Ekonomi 8 Syaratkan Investasi Rp13.000 Triliun

Koranriau.co.id-

Pertumbuhan Ekonomi 8% Syaratkan Investasi Rp13.000 Triliun
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu dalam acara Antara Business Forum 2025 di Jakarta, Rabu (19/11).(MI/Ihfa Firdausya)

INDONESIA disebut perlu konsolidasi realisasi investasi sekitar Rp13.000 triliun dalam 5 tahun ke depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Sementara dalam dua periode pemerintahan sebelumnya, realisasi investasi sekitar Rp9.200 triliun.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu dalam acara Antara Business Forum 2025 di Jakarta, Rabu (19/11).

“Karena ini (realisasi investasi) menyumbang terhadap 26%-30% terhadap pertumbuhan ekonomi, maka kita harus punya konsolidasi Rp13.000 triliun dalam 5 tahun ke depan,” ujar Todotua.

Ia mencontohkan Vietnam pada 2024 bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,04%. Salah satunya, kata Todotua, adalah karena dari US$240 miliar inflow investment yang masuk di wilayah Asia Tenggara, kurang lebih sekitar US$140 miliar masuk ke Vietnam.

“Kita kurang lebih hanya kebagian US$39 miliar-US$40 miliar. Jadi ini tantangan dan PR besar kita,” ungkapnya.

Hal utama yang perlu digenjot, katanya, adalah konsolidasi realisasi investasi di sektor hilirisasi. Todotua menyebut di situ ada potensi investasi US$681 miliar.

“Di sektor-sektor ini seperti smelterisasi nikel yang sudah berjalan, kita juga akan mengembangkan hilirisasi bauksit, memperbanyak smelter alumina,” paparnya.

Ia menegaskan pemerintahan saat ini sangat serius dalam konteks hilirisasi yang bahkan ditaruh menjadi nomenklatur pemerintahan. “Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Artinya pemerintahan ini melihat betapa strategisnya hilirisasi untuk kita manage,” ujarnya.

Todotua memaparkan, hilirisasi memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan realisasi investasi. Pada 2024, dari target Rp1.650 triliun, Indonesia bisa mencapai sekitar Rp1.700 triliun.

“Tahun ini kita punya target realisasi investasi, dari Rp1.650 tahun kemarin, tahun ini naik langsung Rp1.905 triliun. Dalam Q3 2025, kita sudah bisa masuk ke angka 75%, kurang lebih sekitar Rp1.434 triliun. Kita punya level confidence pergerakan ini sampai kita tutup 2025, Rp1.905 triliun itu kita bisa capai,” ujarnya.

Dukungan Danantara

Pada kesempatan yang sama, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir mengatakan akan mendukung penuh target investasi pemerintah. Menurutnya, yang paling penting adalah menciptakan kepercayaan diri (confidence) untuk hisa membawa investasi-investasi khususnya dari luar negeri.

“Ini penting untuk menciptakan confidence itu dan momentum investasi ke Indonesia. Sebagai contoh (sektor) waste to energy, kita ada 33 proyek yang diumumkan, kita mulai dulu 8 proyek. Itu hampir ada 200 perusahaan yang tertarik,” paparnya.

“Kita sudah memilih 24 perusahaan yang kita umumkan akan masuk final biding untuk tahap pertama. Kita akan umumkan tahap kedua sebentar lagi,” imbuhnya.

Biaya ekonomi tinggi

Sementara itu, Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menyebut investasi RI saat ini masih tumbuh di bawah 5%. Untuk kita bisa mengejar pertumbuhan mendekati 8%, katanya, mesin pertumbuhan investasi tidak bisa tumbuh hanya sekitar 5%.

“Investasi ini harus bisa tumbuh 6%-7% dan bahkan bisa lebih tinggi lagi dari itu. Dan oleh sebab itu kita perlu pipeline proyek prioritas dan juga deregulasi biaya tinggi. Jadi bagaimana kita melihat ini pipeline proyeknya sudah dibuat secara bersama-sama. Ini perlu juga dilengkapi dengan studi kelayakan, kepastian tata ruang, perizinan berbasis risiko, dan sebagainya,” paparnya dalam kesempatan yang sama.

Tidak kalah pentingnya adalah reformasi regulasi. Hal itu bisa difokuskan kepada pemangkasan izin berlapis, penataan OSS, dan juga rasionalisasi aturan yang menambah biaya.

“Jadi kalau kita bicara biaya ekonomi tinggi di Indonesia, itu masih cukup banyak di beberapa sektor industri. Dan terakhir adalah bagaimana dunia usaha memberi offtake commitment atau kontrak jangka panjang untuk proyek prioritas sehingga bank memiliki kepastian dari arus kas,” pungkasnya. (Ifa/E-1)

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/832114/pertumbuhan-ekonomi-8-syaratkan-investasi-rp13000-triliun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *