Petani Semringah! Durian Indonesia Bakal Siap Ekspor ke China

Jakarta –

Durian Indonesia incar pasar besar China lewat ekspor langsung. Pemerintah perkuat cold chain dan standar sanitasi agar bisa bersaing global.

Durian, si raja buah dari Asia Tenggara kini makin populer. Negara besar seperti China sekalipun mengincar produsen durian-durian Asia Tenggara sebagai pemasok kebutuhan pasar buahnya.

Setidaknya beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia terkenal sebagai penghasil buah durian dengan kualitas yang layak dipertimbangkan.

Dilansir dari South China Morning Post, Jumat (17/10), pasar besar China tengah mengincar kerjasama dengan Indonesia untuk ekspor durian. Jalur penjualan yang hendak ditempuh ialah ekspor langsung antar dua negara.

Durian Indonesia tengah disiapkan merambah pasar China. Foto: Getty Images/iStockphoto/Nungning20

Pemerintah RI bersama sejumlah pelaku industri pertanian tengah mematangkan skema pengiriman langsung ke China agar dapat memetik keuntungan lebih besar. Namun, peluang emas ini tak bisa digapai secara mudah.

Langkah menuju ekspor langsung durian ke China menghadapi dua tantangan utama. Ada rantai pendingin (cold-chain) yang harus sempurna dan standar sanitasi yang harus dipatuhi. Tanpa itu, risiko buah berduri tersebut bisa ditolak oleh bea cukai China atau terlambat datang, sehingga kualitas menurun.

Potensi kenaikan margin keuntungan dari rata-rata 10% menjadi 30%, seperti yang disebutkan pihak Menteri Pertanian RI, maka perbaikan infrastruktur dan regulasi jadi kunci. Apabila skema tersebut berhasil diterapkan, maka Indonesia bisa ikut mendominasi pasar durian di China.

Ternyata sejak awal 2025, durian Indonesia yang datang ke pasar China sudah ikut bersaing dengan produk dari negara lain. Disebutkan ada durian Malaysia, Thailand, dan Vietnam yang menjadi pesaing berat.

Tetapi ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi untuk mengekspor durian ke China. Foto: Getty Images/iStockphoto/Riza Azhari

Kebutuhan China akan impor durian begitu tinggi, sebab permintaan pasar yang semakin hari semakin tinggi. Sampai saat ini tercatat konsumsi durian di China 90% lebih banyak bahkan dibandingkan dengan negara-negara penghasil durian itu sendiri.

“Indonesia tengah melakukan peningkatan sertifikasi dan mungkin tidak butuh lagi untuk bergantung pada negara (negara-negara Asia Tenggara produsen durian) lain untuk memasuki pasar China,” ujar Jayant Menon dari ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura menjelaskan.

Kebijakan rantai pendinginan atau cold chain tak hanya diberlakukan untuk durian dari Indonesia. Sebelumnya, banyak durian asal Vietnam yang dikembalikan ke negara asal karena ditemukan kandungan berbahaya karena proses pendinginan yang tak sempurna.

Muhammad Reza Tirtawinata selaku direktur Nusantara Durian Foundation, menyebut setidaknya butuh waktu 2 tahun untuk menyiapkan para petani mendukung pemenuhan kebutuhan ekspor sesuai dengan standar yang ditetapkan. Konon, produksi durian Musang King premium dari Indonesia menjadi salah satu yang diincar oleh pasar China.

“Kami tidak memiliki sertifikasi yang dibutuhkan untuk mengekspor semuanya. Mulai dari kebun, (akan diupayakan) harus memiliki sertifikat bebas pestisida,” lanjut Reza.

(dfl/adr)