Koranriau.co.id-

PAGATAN Usaha Makmur (PUM), perusahaan yang bergerak di bidang restorasi ekosistem dan pengembangan ekonomi hijau berbasis masyarakat, berupaya menghadirkan solusi berbasis alam dan restorasi ekosistem untuk mendukung dekarbonisasi, ketahanan iklim, dan keanekaragaman hayati melalui PLUM Project.
The PLUM Project dengan luas lahan 23.665 hektare yang dijalankan di Kalimantan Tengah menjadi contoh konkret restorasi berbasis komunitas dapat mendorong pencapaian target Net Zero Emission 2060, sekaligus membuka jalur ekonomi baru yang inklusif.
“Jadi sebenarnya urgensi utamanya itu kita mau reforestasi dan mengembangkan industri yang bisa menggerakkan sirkuler ekonomi. Karena sustainability itu kebanyakan hanya merupakan angan-angan yang hanya dipandang sebagai bentuk etika bisnis. Artinya, sustainability itu dipandang sebagai beban tambahan. Lalu saya berpikir bagaimana caranya membuat sustainability ini konkret, ada potensi ekonominya yang bisa dikembangkan, mendatangkan banyak manfaat untuk masyarakat lokal, merangkum cita-cita SDG’s,” kata Co-Founder & CEO PUM Dr Rio Christiawan, Rabu (16/7).
PLUM Project, sambung dia, akan memiliki aspek perdagangan karbon, baik blue maupun green carbon dari pengelolaan reforestasi. Pasalnya, wilayah PLUM Project berada di Kabupaten Katingan yang berdekatan dengan wilayah laut dan juga berdekatan dengan wilayah sawah.
“Sehingga apa yang kami kembangkan di PLUM Project itu nantinya yang pertama akan ada aspek perdagangan karbonnya dari pengelolaan reforestasi. Yang kedua, perdagangan karbon tadi bisa blue carbon dan green carbon. Blue-nya karena kita disitu juga ada hutan yang ada mangrovenya. Itu juga karena mangrove kita kebanyakan tidak terawat dan rusak. Jadi kira-kira blue carbon ini semangatnya adalah mengkonservasi mangrove yang kemudian bisa mendapatkan kredit,” bebernya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa anak usaha PUM juga tengah mengembangkan sekam padi yang diolah melalui proses spirolisis untuk menjadi pupuk. Adapun sekam padi tersebut dibeli dari dari penduduk yang bertani di sekeliling kawasan hutan.
“Problem petani di sekeliling kawasan konsesi hutan kita itu panen yang tidak menentu, sehingga perlu mendapat backup pendapatan. Dengan demikian, sustainability itu bukan beban atau angan-angan, tapi memenuhi green growth economy, ada potensi ekonomi konkretnya, masyarakat bisa hidup dari situ,” pungkasnya.
Sejauh ini, PLUM Project berhasil memberdayakan 2.200 warga lokal dan 800 petani di 7 desa di Kabupaten Katingan. (Fal/E-1)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/ekonomi/792262/plum-project-siapkan-solusi-berbasis-alam-dan-restorasi-ekosistem