Koranriau.co.id-

HARIMAU dulunya berkeliaran di bentang Asia yang sangat luas. Namun, kerusakan habitat, perburuan, dan penurunan drastis populasi mangsa membuat wilayah jelajah mereka menyusut tajam. Saat ini, harimau hanya menempati sekitar 5%-10% dari area historis mereka. Situasi tersebut menjadi peringatan serius bagi para pemerhati satwa liar. Meski demikian, sebuah sudut kecil di Indonesia menghadirkan harapan baru.
Sebuah studi terbaru mengungkap populasi harimau Sumatra yang menjanjikan di Pulau Sumatra. Temuan ini hadir di tengah minimnya kabar baik mengenai upaya konservasi harimau, sehingga memberi alasan untuk melihat lebih dekat kondisi di lapangan dan dampaknya bagi masa depan spesies ini.
Benteng Terakhir Satwa Liar di Sumatra
Ekosistem Leuser di Sumatra dikenal sebagai kawasan penting bagi kehidupan satwa. Luasnya tiga kali lipat Taman Nasional Yellowstone dan merupakan bentang habitat harimau terhubung terbesar yang tersisa di pulau tersebut. Kombinasi hutan dataran rendah, perbukitan, dan pegunungan masih menyediakan ruang hidup yang aman bagi satwa liar.
Hampir separuh kawasan ini dikategorikan sebagai bentang hutan utuh. Wilayah ini juga mendapat patroli penjaga hutan lebih intens dibanding banyak area lain di Sumatra, sehingga menekan ancaman perburuan.
Penelitian ini dipimpin Dr. Joe Figel, ahli konservasi yang bekerja bersama lembaga kehutanan dan satwa liar di Indonesia. “Kami mendokumentasikan populasi harimau yang kuat, tampaknya termasuk yang paling sehat di pulau ini,” ujarnya. “Bagi mereka yang bekerja di lapangan, tanggung jawab kini ada pada kita untuk meningkatkan perlindungan.”
Teknologi Kamera Infrared Ungkap Gambaran Populasi
Tim peneliti bekerja bersama masyarakat sekitar dan memasang kamera infrared di bagian utara Leuser, Aceh. Pemantauan dilakukan dalam tiga periode. Sebanyak 34 kamera dipasang pada Maret-Mei 2023, disusul 59 kamera pada Juni-Desember 2023, dan 74 kamera pada Mei-November 2024.
Upaya pemantauan jangka panjang ini sangat penting. “Pemantauan kamera jebak multi-tahun sangat krusial untuk mengestimasi parameter demografis harimau seperti tingkat kelangsungan hidup, rekrutmen, masa jelajah, dan laju pertumbuhan populasi,” kata Figel. “Dengan data-data ini kita bisa mulai mengevaluasi upaya konservasi.”
Kamera-kamera tersebut merekam 282 citra jelas harimau Sumatra. Dari pola lorengnya, teridentifikasi 27 individu, 14 betina, 12 jantan, dan satu individu yang tidak dapat diidentifikasi jenis kelaminnya. Harimau betina dan jantan muncul rata-rata 14 dan 16 kali. Jumlah betina yang tinggi menunjukkan kualitas habitat yang baik, mengingat betina membutuhkan ruang stabil untuk membesarkan anak.
Dalam sesi pemantauan enam bulan pada 2023, tim mencatat tiga kelompok anak harimau berbeda. Dua saudara harimau yang sebelumnya difoto sebagai anak kemudian terlihat kembali secara terpisah sebagai individu dewasa.
Peran Penting Masyarakat Lokal
Meskipun Taman Nasional Gunung Leuser berada dalam ekosistem yang sama, penelitian ini dilakukan di kawasan hutan yang dilindungi pemerintah Aceh. Kawasan ini umumnya memiliki sumber daya lebih sedikit dibanding taman nasional, tetapi justru menghasilkan hampir tiga kali lebih banyak citra harimau dibanding survei 90 hari di lokasi lain di Sumatra. Hanya tiga survei sebelumnya di seluruh pulau yang mencatat lebih dari sepuluh individu harimau, semuanya berada di taman nasional.
Masa Depan Harimau Sumatra
Selain populasi, penelitian juga mengumpulkan data pergerakan yang dapat digunakan untuk menyusun strategi pemantauan jangka panjang. Penelitian ini termasuk penentuan titik kamera yang lebih efektif.
Tingginya temuan citra harimau tidak terjadi secara kebetulan. Kualitas habitat tetap terjaga berkat dukungan pemerintah, serta kerja bersama masyarakat Aceh dan Gayo dalam melindungi hutan dataran rendah dan perbukitan. Wilayah dengan kepadatan mangsa tertinggi di Sumatra.
Meski ancaman masih ada, studi ini menunjukkan dengan ruang yang cukup, ketersediaan mangsa, dan perlindungan yang konsisten, harimau dapat bertahan. Harimau Sumatra tetap berstatus kritis, namun populasi ini memberi gambaran tentang peluang yang masih tersisa. (Earth/Z-2)
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://mediaindonesia.com/humaniora/838526/populasi-harimau-sumatra-di-ekosistem-leuser-tunjukkan-tren-menjanjikan




