Restoran di Dubai Terancam Bangkrut gegara Biaya Sewa Tinggi
Makanan

Restoran di Dubai Terancam Bangkrut gegara Biaya Sewa Tinggi

Koranriau.co.id-

Jakarta

Biaya sewa dan hidup yang tinggi membuat dunia restoran di Dubai terancam. Para pemilik bisnis kuliner mulai ketar-ketir akan ancaman kegagalan pada bisnisnya.

Dubai menjadi salah satu bagian dari Uni Emirat Arab (UEA) yang identik dengan kemewahan. Gaya hidup di sana, seperti hiburan hingga tempat makan dirancang khusus untuk kelas atas.

Namun, belakangan ini bisnis kuliner di Dubai terancam gagal karena biaya hidup tinggi. Sekitar 13.000 tempat makan di Dubai berusaha keras untuk menarik pelanggan di satu pasar kuliner terpadat di dunia.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran tersebut melayani semua kalangan. Beberapa tempat menyajikan nasi biryani murah, sementara yang lain menawarkan hidangan yang disajikan dengan edible gold.

Dikutip dari Hindustan Times (3/7) berikut faktanya:

1. Pasar yang kompetitif

Restoran di Dubai Terancam Bangkrut gegara Biaya Sewa TinggiKoki eksekutif Torsten Vildgaard, tengah kiri, dan stafnya memotong kacang di Restoran FZN di Palm Jumeirah di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat, 13 Juni 2025. Foto: AP Photo/ Fatima Shbair

Dubai memiliki lebih banyak restoran per kapita daripada kota besar mana pun kecuali Paris. Namun, dunia restoran yang sedang berkembang pesat di negara-kota ini menguji batas model pertumbuhan dengan segala cara.

Pada akhirnya itu menimbulkan pertanyaan tentang berapa lama Dubai dapat terus memenuhi ambisinya sendiri. Persaingan di dunia bisnis kuliner pun sangat ketat.

“Lewatlah sudah hari-hari ketika semuanya terasa enak,” ujar Kym Barter, manajer umum Atlantis The Palm, sebuah resor yang terletak di kepulauan buatan yang memiliki lebih banyak bintang Michelin daripada tempat lain mana pun di Timur Tengah.

Namun kehadiran para influencer kuliner di Dubai yang paling populer di antaranya memiliki jutaan pengikut di media sosial, tidaklah cukup untuk membantu bisnis kuliner.

2. Dubai sebagai destinasi kuliner memukau

Dubai memiliki sekitar sembilan penduduk ekspatriat untuk setiap warga negara Emirat. Sebagian besar pekerja sektor swasta adalah migran dengan kontrak sementara.

Menurut beberapa perkiraan, jumlah wisatawan melebihi jumlah penduduk lokal sekitar lima banding satu, dan mereka menghabiskan banyak uang.

Pengunjung Dubai turun rata-rata lima kali lebih banyak daripada mereka yang bepergian ke Arab Saudi atau bahkan Amerika Serikat, menurut konsultan restoran global Aaron Allen.

Menurut Torsten Vildgaard, kepala koki di FZN by Björn Frantzén, Dubai berada di jalur yang benar untuk menjadi ibu kota makanan dunia.

Restoran yang harganya lebih dari Rp 8,7 juta per orang itu adalah satu dari dua restoran di Dubai yang meraih tiga bintang Michelin pada bulan Mei.

“Kita baru melihat sedikit dari apa yang akan terjadi dalam hal gastronomi di sini,” tutur Vildgaard.

Fakta lebih lanjut ada di halaman selanjutnya.

3. Pergeseran tren restoran di Dubai

Restoran di Dubai Terancam Bangkrut gegara Biaya Sewa TinggiSuasana di restoran yang ada di Dubai. Foto: courant

Dubai memunculkan banyak restoran baru yang kemudian bersaing untuk mendapatkan pelanggan. Banyaknya pekerja konstruksi yang menggerakkan kemajuan Dubai juga membutuhkan pilihan yang terjangkau.

Pertumbuhan itu, yang sebagian ditopang oleh tekanan investor pada beberapa jaringan restoran terbesar di dunia untuk berekspansi di Dubai, telah menciptakan apa yang oleh beberapa analis diperingatkan sebagai ancaman krisis.

Ekspansi industri restoran Dubai yang hingar bingar merupakan bagian dari pergeseran regional yang telah membuat negara-negara Teluk Arab menggelontorkan ratusan miliar dolar untuk membangun destinasi wisata saat mereka beralih dari hidrokarbon untuk mendiversifikasi ekonomi mereka.

Arab Saudi, contohnya, memiliki proyek berisiko tinggi berupa kota futuristik garis lurus yang disebut Neom senilai 500 miliar USD. Termasuk melonggarkan pembatasan konsumsi alkohol serta reformasi sosial lainnya.

4. Biaya tinggi dan tingkat kegagalan

Perkembangan pesat ini harus dibayar dengan harga mahal. Menurut para veteran industri, restoran-restoran di Dubai memiliki tingkat kegagalan yang tinggi.

Di distrik pusat kota dan area utama lainnya, sewa tahunan untuk restoran dapat mencapai Rp 1,6 juta per meter persegi. Itu setara dengan beberapa kota termahal di dunia.

Meja kosong selama jam sibuk adalah hal yang umum, bahkan di lokasi-lokasi penting. Sebagian dari masalahnya adalah kemacetan lalu lintas yang parah sehingga membuat banyak orang malas keluar rumah, termasuk untuk makan.

Waseem Abdul Hameed, manajer operasional restoran Ravi menjelaskan biasanya pemilik restoran yang harus menutup usahanya yang lainnya yang terhimpit oleh margin yang tipis dan semakin bergantung pada aplikasi pesan-antar online.

Halaman 2 dari 2

Simak Video “Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)







Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://food.detik.com/info-kuliner/d-7997786/restoran-di-dubai-terancam-bangkrut-gegara-biaya-sewa-tinggi

redaksiriau
Redaksi Riau Merupakan Jurnalis Part Time Dari Koran Riau yang bekerja di beberapa media skala nasional di indonesia
https://www.koranriau.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *